Sri Mulyani Resmikan Jembatan Penghubung 2 Pulau di Maluku

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
11 January 2019 13:17
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Menkeu) meresmikan operasional Jembatan Leta Ora Ralan di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat (MTB).
Foto: Jembatan Leta Oar Ralan (Biro Pers Kementerian PUPR)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Menkeu) meresmikan operasional Jembatan Leta Ora Ralan di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat (MTB), Kamis (10/1/2019). Jembatan ini merupakan prasarana penghubung antara Pulau Yamdena dan Pulau Larat.

Sri Mulyani menjelaskan, salah satu tujuan dibangunnya jembatan ini adalah untuk mobilisasi barang dan jasa seperti hasil pertanian, peternakan dan perkebunan. Pasokan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan dari Pulau Larat ke Yamdena semakin lancar dengan adanya jembatan ini.


Selain dapat menekan biaya logistik, keberadaan jembatan ini juga mendorong peningkatan aktivitas ekonomi. Sri Mulyani menjelaskan, jembatan yang terhubung dengan jalan nasional ini akan mempermudah akses untuk menjangkau daerah pariwisata di Pulau Yamdena yakni Saumlaki dan pelabuhan di Pulau Larat.

Manfaat lainnya, warga tidak perlu lagi menyeberang dengan kapal berbayar sehingga dapat menghemat biaya. "Infrastruktur ini penting bagi masyarakat agar mereka mampu mendapat akses perekonomian yang lebih baik lagi," kata Sri Mulyani Indrawati melalui keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (11/1/2019).

Sri Mulyani Resmikan Jembatan Penghubung 2 Pulau di MalukuFoto: Jembatan Leta Oar Ralan (Biro Pers Kementerian PUPR)

Lebih lanjut, dikatakan bahwa proyek pembangunan infrastruktur ini dibiayai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk). Jembatan Leta Ora Ralan yang dulunya bernama Wear Arafura ini memiliki panjang 323 meter, dibangun dengan skema multiyears contract tahun anggaran 2016-2018 dengan anggaran lebih dari Rp123 miliar.

Sementara itu, dia juga memaparkan, Kabupaten MTB masih memiliki jatah APBN sebesar Rp 880 miliar. Nominal itu termaktub melalui dana alokasi umum, alokasi khusus, dan Dana Desa.


Menurut Menkeu, masih banyak desa tertinggal di Kabupaten MTB yang perlu memanfaatkan Dana Desa. "Kami berharap, desa tertinggal akan mendapat anggaran lebih banyak dan dukungan dari Bapak Camat dan Bupati dalam memanfaatkan Dana Desa yang telah diberikan oleh Pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat," urainya.

"Kita akan menggunakan instrumen fiskal untuk sungguh-sungguh membangun daerah kepulauan yang masih membutuhkan perhatian secara cepat," lanjut dia.


(prm) Next Article Ada Gempa M 7.1 Guncang Maluku Utara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular