Survei BI: Rupiah Oke, Penjualan Ritel Moncer
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
09 January 2019 19:26
Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ritel Indonesia kembali melaju kencang pada November 2018. Indeks Penjualan Riil (IPR) bulan November 2018 yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada sore hari ini (9/1/2019) mencatatkan kenaikan sebesar 3,4% secara tahunan (YoY) pada posisi 213,7, dimana lebih tinggi daripada kenaikan pada Oktober 2018 yang sebesar 2,88% (YoY).
Secara bulanan (MtM), nilai IPR pada November 2018 meningkat 2,69% dari bulan Oktober 2018.
Peningkatan IPE pada bulan November 2018 utamanya didorong oleh kinerja penjualan pada kelompok komoditas barang lainnya, khususnya subkelompok komoditas sandang yang tumbuh sebesar 29% (YoY), yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada Oktober 2018 (YoY).
Selain itu, kelompok komoditas bahan bakar kendaraan bermotor juga tumbuh sebesar 17,9% secara YoY, lebih tinggi daripada bulan Oktober 2018 (7,52% YoY).
Selain itu, kelompok komoditas barang budaya dan rekreasi juga naik sebesar 10,9% YoY. Lagi-lagi lebih tinggi daripada nilai pada bulan Oktober 2018 yang sebesar 10,93%.
Adapun kelompok komoditas peralatan informasi dan komunikasi memang masih mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif 14,94% YoY, namun sudah lebih kecil daripada pada bulan Oktober 2018 yang sebesar minus 14,95%.
Menguatnya nilai rupiah di hadapan Greenback diprediksi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya sebagian IPR komoditas RI. Tercatat sepanjang November 2018, rupiah terapresiasi sebesar 5,45%, dan berada pada posisi Rp 14.300/US$ pada akhir bulan.
BI memprediksi kenaikan akan terus terjadi pada bulan Desember 2018 sebesar 7,7% Yoy, ke posisi 236,4.
Diperkirakan penjualan eceran meningkat terutama didorong peningkatan penjualan kelompok komoditas barang lainnya, khususnya subkelompok sandang yang sebesar 29,59% yoY. Selain itu komoditas barang budaya dan rekreasi juga diperkirakan meningkat 13,95% YoY.
Prediksi meningkatnya IPR pada Desember 2018 didasari faktor musiman, dimana pada bulan tersebut terdapat liburan natal dan tahun baru. Pada saat musim liburan, memang pembelanjaan kebutuhan cenderung meningkat, sama halnya dengan aktifitas rekreasi.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan mendatang (Februari 2019) juga menurun ke posisi 160,1 dari 163,9 pada bulan sebelumnya. berdasarkan hasil survei. Ini berarti tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang juga akan turun.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/taa) Next Article Destry Damayanti Ujian Jabatan DGS BI di DPR, Tegang?
Secara bulanan (MtM), nilai IPR pada November 2018 meningkat 2,69% dari bulan Oktober 2018.
Peningkatan IPE pada bulan November 2018 utamanya didorong oleh kinerja penjualan pada kelompok komoditas barang lainnya, khususnya subkelompok komoditas sandang yang tumbuh sebesar 29% (YoY), yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada Oktober 2018 (YoY).
Selain itu, kelompok komoditas barang budaya dan rekreasi juga naik sebesar 10,9% YoY. Lagi-lagi lebih tinggi daripada nilai pada bulan Oktober 2018 yang sebesar 10,93%.
Adapun kelompok komoditas peralatan informasi dan komunikasi memang masih mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif 14,94% YoY, namun sudah lebih kecil daripada pada bulan Oktober 2018 yang sebesar minus 14,95%.
Menguatnya nilai rupiah di hadapan Greenback diprediksi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya sebagian IPR komoditas RI. Tercatat sepanjang November 2018, rupiah terapresiasi sebesar 5,45%, dan berada pada posisi Rp 14.300/US$ pada akhir bulan.
BI memprediksi kenaikan akan terus terjadi pada bulan Desember 2018 sebesar 7,7% Yoy, ke posisi 236,4.
Diperkirakan penjualan eceran meningkat terutama didorong peningkatan penjualan kelompok komoditas barang lainnya, khususnya subkelompok sandang yang sebesar 29,59% yoY. Selain itu komoditas barang budaya dan rekreasi juga diperkirakan meningkat 13,95% YoY.
Prediksi meningkatnya IPR pada Desember 2018 didasari faktor musiman, dimana pada bulan tersebut terdapat liburan natal dan tahun baru. Pada saat musim liburan, memang pembelanjaan kebutuhan cenderung meningkat, sama halnya dengan aktifitas rekreasi.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan mendatang (Februari 2019) juga menurun ke posisi 160,1 dari 163,9 pada bulan sebelumnya. berdasarkan hasil survei. Ini berarti tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang juga akan turun.
(taa/taa) Next Article Destry Damayanti Ujian Jabatan DGS BI di DPR, Tegang?
Most Popular