
Jokowi: Masalah Sertifikat Tanah, Tahun Ini Selesai
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 January 2019 15:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan seluruh sertifikat tanah akan diselesaikan tahun ini untuk menghindari masalah sengketa lahan yang selama ini kerap terjadi.
Hal tersebut ditegaskan Jokowi kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil di depan masyarakat saat membagikan 3.000 sertifikat tanah di bilangan Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (9/1/2019).
"Tadi sudah disampaikan pak Menteri bahwa sertifikat semua akan diselesaikan di 2019. Yang janji pak Menteri. Saya tinggal lihat akhir tahun selesai nggak. Insyallah selesai," kata Jokowi.
Sampai saat ini, Jokowi mengaku kerap kali mendengar persoalan lahan, terutama saat ia melakukan kunjungan kerja ke berbagai provinsi yang terbesar di Indonesia.
"Di seluruh tanah air harusnya sertifikat ada 126 juta bidang, harus bersertifikat. Tapi sampai akhir 2015 lalu, baru 46 juta bersertifikat. Ada 80 juta belum tersertifikat," jelasnya.
"Dulu setahun kantor BPN hanya produksi 500.000. Artinya, menunggu 160 tahun, menunggu sertifikat. Anda mau nunggu 160 tahun? Kalau ada, maju ke depan, saya beri sepeda," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi pun menceritakan bagaimana perasaannya ketika pertama kali mendapatkan sertifikat pada 1989. Meskipun tak seberapa, namun tanah yang dimilikinya memiliki hak hukum yang jelas.
Apalagi, sambungnya, sertifikat tanah juga bisa dipergunakan untuk memulai usaha. Namun, Presiden mengingatkan bahwa penggunaan sertifikat tanah tetap memerlukan kalkulasi yang matang.
"Saya titip kalau mau pinjam ke bank, dihitung. Jangan sampai nggak ada hitungan. Nanti gak bisa dikembalikan. Masukan ke bank untuk agunan dapat Rp 300 juta," jelasnya.
"Rp 150 juta untuk beli mobil. Banyak begini. Di daerah begitu. Biar gagah, keluar mobil dari kampung. Paling 6 bulan gagahnya. Mobil dan sertifikat disita bank. Saya ingatkan itu," tegas Jokowi.
(dru) Next Article Jokowi Kaget, Warga Punya Tanah Lebih Luas dari Miliknya
Hal tersebut ditegaskan Jokowi kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil di depan masyarakat saat membagikan 3.000 sertifikat tanah di bilangan Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (9/1/2019).
"Tadi sudah disampaikan pak Menteri bahwa sertifikat semua akan diselesaikan di 2019. Yang janji pak Menteri. Saya tinggal lihat akhir tahun selesai nggak. Insyallah selesai," kata Jokowi.
"Di seluruh tanah air harusnya sertifikat ada 126 juta bidang, harus bersertifikat. Tapi sampai akhir 2015 lalu, baru 46 juta bersertifikat. Ada 80 juta belum tersertifikat," jelasnya.
"Dulu setahun kantor BPN hanya produksi 500.000. Artinya, menunggu 160 tahun, menunggu sertifikat. Anda mau nunggu 160 tahun? Kalau ada, maju ke depan, saya beri sepeda," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi pun menceritakan bagaimana perasaannya ketika pertama kali mendapatkan sertifikat pada 1989. Meskipun tak seberapa, namun tanah yang dimilikinya memiliki hak hukum yang jelas.
Apalagi, sambungnya, sertifikat tanah juga bisa dipergunakan untuk memulai usaha. Namun, Presiden mengingatkan bahwa penggunaan sertifikat tanah tetap memerlukan kalkulasi yang matang.
"Saya titip kalau mau pinjam ke bank, dihitung. Jangan sampai nggak ada hitungan. Nanti gak bisa dikembalikan. Masukan ke bank untuk agunan dapat Rp 300 juta," jelasnya.
"Rp 150 juta untuk beli mobil. Banyak begini. Di daerah begitu. Biar gagah, keluar mobil dari kampung. Paling 6 bulan gagahnya. Mobil dan sertifikat disita bank. Saya ingatkan itu," tegas Jokowi.
(dru) Next Article Jokowi Kaget, Warga Punya Tanah Lebih Luas dari Miliknya
Most Popular