Penerimaan Negara Lebih Besar dari Target, Ini Rinciannya!
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
02 January 2019 17:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan realisasi APBN 2018 di sepanjang tahun 2018. Penerimaan negara tercatat mencapai Rp 1.942, 3 triliun, atau tumbuh 16,6% secara tahunan (year-on-year).
Adapun capaian penerimaan tersebut mencapai 102,5% terhadap target yang dicanangkan pada UU APBN 2018 yakni sebesar Rp 1.894,7 triliun. Artinya, tahun ini penerimaan negara mampu lebih besar dibandingkan target.
Secara detail, kenaikan penerimaan negara di tahun ini didukung oleh kenaikan signifikan di pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai 30,8% YoY ke angka Rp 407,1 triliun. Jumlah ini setara dengan 147,8% dari target APBN 2018.
Sementara itu, pos penerimaan perpajakan juga tumbuh sehat 13,2% YoY ke angka Rp 1.521,4 triliun. Capaian itu setara dengan 94% dari target APBN 2018. Meski lagi-lagi belum mencapai target, namun realisasi di tahun 2018 masih lebih baik dibandingkan dengan tahun 2017.
Sebagai informasi, realisasi penerimaan perpajakan di tahun 2017 "hanya" mencapai 91,2% dari target APBN 2017.
"Ini pertama kali APBN kita bisa lebih besar, sejak 2012. Pertumbuhannya sangat positif. Growth pendapatan negara 16,6%. Komponennya, perpajakan Rp 1.521,4 T atau 94% dari target. Meski di bawah 100%, penerimaan perpajakan kita sangat tinggi dibandingkan tahun lalu," papar Sri Mulyani.
Perpajakan Masih Shortfall: Penerimaan PPh Non-Migas Melaju, PPN Malah Melambat
Dari sisi perpajakan, kenaikan tertinggi dibukukan oleh penerimaan PPh Migas dengan pertumbuhan sebesar 28,6% YoY ke angka Rp 64,7 triliun. Capaian ini setara dengan 169,6% dari target APBN 2018.
Sementara dua pos lainnya juga mencetak kenaikan, meski tidak sebesar pos PPh Migas. Pajak non-migas tercatat naik 13,7% YoY ke Rp 1.251,2 triliun, sedangkan kepabeanan dan cukai bertambah 6,7% YoY ke Rp 205,5 triliun.
Kenaikan pajak non-migas disokong oleh tumbuhnya PPh non-migas sebesar 15,1% YoY ke angka Rp 686,8 triliun, atau 84,1% dari target APBN 2018. Capaian ini lebih baik dibandingkan penerimaan PPh non-migas yang terkontraksi 5,3% YoY di tahun 2017.
Masih dari pos pajak non-migas, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga tumbuh 11,9% YoY ke angka Rp 538,2 triliun, atau 99,3% dari target APBN 2018. Berbeda dengan PPh non-migas, pertumbuhan PPN di tahun ini cenderung melambat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, PPN tumbuh hingga 16,6% YoY atau mencapai 101,1% dari target APBN 2017.
Adapun naiknya penerimaan di pos kepabeanan dan cukai juga melambat dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 7,5% YoY. Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan penerimaan cukai, dari 6,8% YoY (2017) ke 4,2% YoY (2018). Berita baiknya penerimaan cukai masih setara dengan 102,8% dari target APBN 2018.
PNBP: Dapat Durian Runtuh dari Kenaikan Harga Komoditas
Naiknya PNBP secara signifikan ditopang oleh penerimaan PNBP Sumber Daya Alam (SDA) yang tumbuh 63% mencapai Rp 181,1 triliun, atau 174,6% dari APBN 2018. Laju pertumbuhan ini tak lepas dari kenaikan harga komoditas migas dunia.
Besarnya peran kenaikan harga komoditas terlihat dari pertumbuhan pendapatan PNBP SDA Migas hingga 75,18% YoY ke angka Rp 143,3 triliun, atau 178,3% dari target APBN 2018.
Adapun penerimaan PNBP SDA Non-Migas juga mencatatkan pertumbuhan meski tidak sebesar PNBP SDA Migas, yakni sebesar 29% YoY ke angka Rp 37,8 triliun.
Di luar pos PNBP SDA, penyumbang kenaikan PNBP juga berasal dari penerimaan pos PNBP lainnya yang tumbuh 16,91% YoY ke Rp 127,2 triliun, atau setara dengan 151,9% dari target APBN 2018.
(RHG/RHG) Next Article Sri Mulyani: Penerimaan Negara Tembus Target 100%
Adapun capaian penerimaan tersebut mencapai 102,5% terhadap target yang dicanangkan pada UU APBN 2018 yakni sebesar Rp 1.894,7 triliun. Artinya, tahun ini penerimaan negara mampu lebih besar dibandingkan target.
Secara detail, kenaikan penerimaan negara di tahun ini didukung oleh kenaikan signifikan di pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai 30,8% YoY ke angka Rp 407,1 triliun. Jumlah ini setara dengan 147,8% dari target APBN 2018.
Sementara itu, pos penerimaan perpajakan juga tumbuh sehat 13,2% YoY ke angka Rp 1.521,4 triliun. Capaian itu setara dengan 94% dari target APBN 2018. Meski lagi-lagi belum mencapai target, namun realisasi di tahun 2018 masih lebih baik dibandingkan dengan tahun 2017.
"Ini pertama kali APBN kita bisa lebih besar, sejak 2012. Pertumbuhannya sangat positif. Growth pendapatan negara 16,6%. Komponennya, perpajakan Rp 1.521,4 T atau 94% dari target. Meski di bawah 100%, penerimaan perpajakan kita sangat tinggi dibandingkan tahun lalu," papar Sri Mulyani.
Perpajakan Masih Shortfall: Penerimaan PPh Non-Migas Melaju, PPN Malah Melambat
Dari sisi perpajakan, kenaikan tertinggi dibukukan oleh penerimaan PPh Migas dengan pertumbuhan sebesar 28,6% YoY ke angka Rp 64,7 triliun. Capaian ini setara dengan 169,6% dari target APBN 2018.
Sementara dua pos lainnya juga mencetak kenaikan, meski tidak sebesar pos PPh Migas. Pajak non-migas tercatat naik 13,7% YoY ke Rp 1.251,2 triliun, sedangkan kepabeanan dan cukai bertambah 6,7% YoY ke Rp 205,5 triliun.
Kenaikan pajak non-migas disokong oleh tumbuhnya PPh non-migas sebesar 15,1% YoY ke angka Rp 686,8 triliun, atau 84,1% dari target APBN 2018. Capaian ini lebih baik dibandingkan penerimaan PPh non-migas yang terkontraksi 5,3% YoY di tahun 2017.
Masih dari pos pajak non-migas, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga tumbuh 11,9% YoY ke angka Rp 538,2 triliun, atau 99,3% dari target APBN 2018. Berbeda dengan PPh non-migas, pertumbuhan PPN di tahun ini cenderung melambat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, PPN tumbuh hingga 16,6% YoY atau mencapai 101,1% dari target APBN 2017.
Adapun naiknya penerimaan di pos kepabeanan dan cukai juga melambat dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 7,5% YoY. Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan penerimaan cukai, dari 6,8% YoY (2017) ke 4,2% YoY (2018). Berita baiknya penerimaan cukai masih setara dengan 102,8% dari target APBN 2018.
PNBP: Dapat Durian Runtuh dari Kenaikan Harga Komoditas
Naiknya PNBP secara signifikan ditopang oleh penerimaan PNBP Sumber Daya Alam (SDA) yang tumbuh 63% mencapai Rp 181,1 triliun, atau 174,6% dari APBN 2018. Laju pertumbuhan ini tak lepas dari kenaikan harga komoditas migas dunia.
Besarnya peran kenaikan harga komoditas terlihat dari pertumbuhan pendapatan PNBP SDA Migas hingga 75,18% YoY ke angka Rp 143,3 triliun, atau 178,3% dari target APBN 2018.
Adapun penerimaan PNBP SDA Non-Migas juga mencatatkan pertumbuhan meski tidak sebesar PNBP SDA Migas, yakni sebesar 29% YoY ke angka Rp 37,8 triliun.
Di luar pos PNBP SDA, penyumbang kenaikan PNBP juga berasal dari penerimaan pos PNBP lainnya yang tumbuh 16,91% YoY ke Rp 127,2 triliun, atau setara dengan 151,9% dari target APBN 2018.
(RHG/RHG) Next Article Sri Mulyani: Penerimaan Negara Tembus Target 100%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular