
Business Matching di ISEF Raih Kontrak RP 6,75 T
Advertorial, CNBC Indonesia
14 December 2018 00:00

Surabaya, CNBC Indonesia - Pertemuan pengusaha atau business matching yang digelar selama Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018 mencatatkan kesepakatan kontrak sebesar lebih dari Rp 6,75 triliun. Kesepakatan yang dibuat selama 5 hari tersebut dalam bentuk kontrak penjualan dan penyaluran pinjaman.
Ada sekitar 13 kesepakatan yang berhasil dibuat, diantaranya adalah kesepakatan antara Unit Usaha Syariah Bank DKI dengan dua koperasi di Bogor dan Sidogiri. Unit Usaha Syariah Bank DKI menyalurkan dana modal kerja kepada Koperasi Simpan Pinjam Syariah Karya Usaha Mandiri Syariah Kabupaten Bogor dan Koperasi Simpan Pinjam Syariah Baitul Maal wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu (BMT UGT) Sidogiri dengan total pinjaman sebesar Rp 2,43 triliun.
Kemudian ada kesepakatan adalah antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan UD Sahabat Tani, Sidoarjo, Jawa Timur dan Gapoktan Sumber Makmur, Kabupaten Cilacap untuk pengadaan pasokan beras dengan total Rp 33 miliar.
Ada juga kesepakatan antara Unit Usaha Syariah BPD Jawa Timur dengan Yayasan Dompet Dhuafa Jakarta berupa pengumpulan dana wakaf untuk pembangunan Rumah Sakit Dompet Dhuafa di Pasuruan Jawa Timur senilai Rp 3,9 miliar.
Business matching adalah salah satu bentuk nyata gelaran ISEF 2018 dalam mendukung perkembangan ekonomi syariah tanah air. ISEF 2018 digelar selama lima hari dari 11-15 Desember 2018 di Surabaya, Jawa Timur.
Bidang usaha yang terlibat dalam business matching kali ini mencakup sektor perkebunan, industri garmen, perikanan, rempah-rempah, makanan, kerajinan, sektor ekspor, hingga konsultasi investasi.
Sementara itu, calon pemberi pinjaman terdiri dari pondok pesantren, bank, perusahaan swasta, BUMD, komunitas, hingga perorangan yang berasal dari Turki dan Turkmenistan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pada pembukaan ISEF 2018 Selasa (11/12) memberikan pemaparan terkait upaya-upaya apa saja yang dilakukan BI untuk meningkatkan pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, yang salah satunya adalah dengan mengadakan business matching.
"Jadi formatnya selama lima hari ada dalam bentuk expo, disitu kita menunjukkan berbagai pengembangan ekonomi yang sudah berkembang, transaksi ekonomi, juga bahkan business matching. Baik antara unit-unit ekonomi, dan juga sektor keuangan." Kata Perry Warjiyo.
Dalam ISEF 2018, bank sentral memang memfasilitasi para pelaku ekonomi syariah mulai dari pondok pesantren hingga pelaku UMKM. Mereka diberi wadah untuk saling bertemu baik dengan lembaga keuangan syariah, calon investor, maupun regulator terkait.
Bank Indonesia terus menjaga komitmennya untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, salah satunya dengan mendorong industri halal tanah air.
"Sasarannya adalah mempromosikan pengembangan sektor keuangan, ekonomi syariah, sehingga kita bisa percepat mengejarketinggalaan dari negara-negara lain. Sehingga Indonesia tidak hanya jadi pasar produk ekonomi syariah, tapi juga berperan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah." KataPerry.
Sertifikasi Halal UMKM
Pada hari yang sama dilaksanakan Talkshow Indonesia Shari'a Economy Festival (ISEF) 2018 adalah "Sertifikasi Halal untuk UMKM Indonesia". Acara ini digelar karena sertifikasi halal dapat mendorong pengembangan UMKM, yang pada gilirannya akan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
Talkshow menjadi wadah bagi peserta, khususnya dari UMKM, untuk mendapatkan informasi mengenai tata cara atau mekanisme/proses memperoleh sertifikasi halal atas produk yang dihasilkan. Turut hadir dalam talkshow yaitu Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal-Kementerian Agama (BPJPH-Kemenag), Prof. Sukoso, Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Osmena Gunawan, dan Juara 2 Championship Klaster (Klaster Binaan Kantor Perwakilan BI Malang), Luki.
UMKM merupakan salah satu sektor yang memberi sumbangan besar terhadap ekonomi Indonesia. Untuk itulah pengembangan UMKM perlu terus didukung, termasuk dalam industri halal, mengingat besarnya potensi pengembangan industri halal di Indonesia. Pengembangan industri halal di Indonesia membutuhkan adanya keamanan, kenyamanan, dan kepercayaan konsumen, yang antara lain dapat diperoleh melalui adanya sertifikasi halal bagi produk-produk UMKM.
Dalam talkshow kali ini, dibahas mengenai prinsip-prinsip yang harus dipenuhi sebagai syarat mutlak dalam proses sertifikasi halal. Untuk itu, para pelaku UMKM berbasis syariah perlu memperhatikan penggunaan bahan baku untuk berproduksi sehingga dapat diyakini konsistensi kehalalannya. Kehalalan sebuah produk tidak hanya didukung oleh pemilihan bahan, namun juga proses dan mekanisme produksi dari hulu ke hilir. Pelaksanaan prosedur yang baik diharapkan dapat memperkuat bisnis industri halal UMKM Indonesia sehingga semakin meningkat dan berkembang hingga ke taraf global.
Mengingat kontribusinya bagi penguatan pertumbuhan ekonomi nasional, Bank Indonesia pun berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia akan berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga terkait untuk dukung pengembangan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk pengembangan UMKM berbasis syariah.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB
Ada sekitar 13 kesepakatan yang berhasil dibuat, diantaranya adalah kesepakatan antara Unit Usaha Syariah Bank DKI dengan dua koperasi di Bogor dan Sidogiri. Unit Usaha Syariah Bank DKI menyalurkan dana modal kerja kepada Koperasi Simpan Pinjam Syariah Karya Usaha Mandiri Syariah Kabupaten Bogor dan Koperasi Simpan Pinjam Syariah Baitul Maal wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu (BMT UGT) Sidogiri dengan total pinjaman sebesar Rp 2,43 triliun.
Kemudian ada kesepakatan adalah antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan UD Sahabat Tani, Sidoarjo, Jawa Timur dan Gapoktan Sumber Makmur, Kabupaten Cilacap untuk pengadaan pasokan beras dengan total Rp 33 miliar.
Ada juga kesepakatan antara Unit Usaha Syariah BPD Jawa Timur dengan Yayasan Dompet Dhuafa Jakarta berupa pengumpulan dana wakaf untuk pembangunan Rumah Sakit Dompet Dhuafa di Pasuruan Jawa Timur senilai Rp 3,9 miliar.
Business matching adalah salah satu bentuk nyata gelaran ISEF 2018 dalam mendukung perkembangan ekonomi syariah tanah air. ISEF 2018 digelar selama lima hari dari 11-15 Desember 2018 di Surabaya, Jawa Timur.
Bidang usaha yang terlibat dalam business matching kali ini mencakup sektor perkebunan, industri garmen, perikanan, rempah-rempah, makanan, kerajinan, sektor ekspor, hingga konsultasi investasi.
Sementara itu, calon pemberi pinjaman terdiri dari pondok pesantren, bank, perusahaan swasta, BUMD, komunitas, hingga perorangan yang berasal dari Turki dan Turkmenistan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pada pembukaan ISEF 2018 Selasa (11/12) memberikan pemaparan terkait upaya-upaya apa saja yang dilakukan BI untuk meningkatkan pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, yang salah satunya adalah dengan mengadakan business matching.
"Jadi formatnya selama lima hari ada dalam bentuk expo, disitu kita menunjukkan berbagai pengembangan ekonomi yang sudah berkembang, transaksi ekonomi, juga bahkan business matching. Baik antara unit-unit ekonomi, dan juga sektor keuangan." Kata Perry Warjiyo.
Dalam ISEF 2018, bank sentral memang memfasilitasi para pelaku ekonomi syariah mulai dari pondok pesantren hingga pelaku UMKM. Mereka diberi wadah untuk saling bertemu baik dengan lembaga keuangan syariah, calon investor, maupun regulator terkait.
Bank Indonesia terus menjaga komitmennya untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, salah satunya dengan mendorong industri halal tanah air.
"Sasarannya adalah mempromosikan pengembangan sektor keuangan, ekonomi syariah, sehingga kita bisa percepat mengejarketinggalaan dari negara-negara lain. Sehingga Indonesia tidak hanya jadi pasar produk ekonomi syariah, tapi juga berperan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah." KataPerry.
![]() |
Sertifikasi Halal UMKM
Pada hari yang sama dilaksanakan Talkshow Indonesia Shari'a Economy Festival (ISEF) 2018 adalah "Sertifikasi Halal untuk UMKM Indonesia". Acara ini digelar karena sertifikasi halal dapat mendorong pengembangan UMKM, yang pada gilirannya akan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
Talkshow menjadi wadah bagi peserta, khususnya dari UMKM, untuk mendapatkan informasi mengenai tata cara atau mekanisme/proses memperoleh sertifikasi halal atas produk yang dihasilkan. Turut hadir dalam talkshow yaitu Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal-Kementerian Agama (BPJPH-Kemenag), Prof. Sukoso, Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Osmena Gunawan, dan Juara 2 Championship Klaster (Klaster Binaan Kantor Perwakilan BI Malang), Luki.
UMKM merupakan salah satu sektor yang memberi sumbangan besar terhadap ekonomi Indonesia. Untuk itulah pengembangan UMKM perlu terus didukung, termasuk dalam industri halal, mengingat besarnya potensi pengembangan industri halal di Indonesia. Pengembangan industri halal di Indonesia membutuhkan adanya keamanan, kenyamanan, dan kepercayaan konsumen, yang antara lain dapat diperoleh melalui adanya sertifikasi halal bagi produk-produk UMKM.
Dalam talkshow kali ini, dibahas mengenai prinsip-prinsip yang harus dipenuhi sebagai syarat mutlak dalam proses sertifikasi halal. Untuk itu, para pelaku UMKM berbasis syariah perlu memperhatikan penggunaan bahan baku untuk berproduksi sehingga dapat diyakini konsistensi kehalalannya. Kehalalan sebuah produk tidak hanya didukung oleh pemilihan bahan, namun juga proses dan mekanisme produksi dari hulu ke hilir. Pelaksanaan prosedur yang baik diharapkan dapat memperkuat bisnis industri halal UMKM Indonesia sehingga semakin meningkat dan berkembang hingga ke taraf global.
Mengingat kontribusinya bagi penguatan pertumbuhan ekonomi nasional, Bank Indonesia pun berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia akan berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga terkait untuk dukung pengembangan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk pengembangan UMKM berbasis syariah.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB
Most Popular