Rantai Nilai Halal Sebagai Terobosan Ekonomi Syariah

Advertorial, CNBC Indonesia
13 December 2018 20:33
Bank Indonesia (BI) menyatakan penciptaan rantai nilai halal global memerlukan dukungan kebijakan dari lembaga ekonomi tingkat tinggi
Surabaya, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyatakan penciptaan rantai nilai halal global memerlukan dukungan kebijakan dari lembaga ekonomi tingkat tinggi, bukan semata inovasi pasar.

Penciptaan rantai nilai halal merupakan salah satu solusi dalam mempercepat pengembangan ekonomi syariah global yang terbukti tahan menghadapi krisis keuangan pada masa lalu. Salah satu rantai nilai halal yang dikembangkan oleh BI adalah pesantren dan usaha kecil menengah.

Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI mengatakan industri halal global luar biasa besar baik dalam hal pasar dan potensi pertumbuhannya. Banyak perusahaan saat ini telah mengadopsi teknologi blockchain untuk memastikan kepatuhan halal, pembayaran halal (Islamic fintech), atau melacak produk halal dari fasilitas manufaktur ke pengecer.

"Dengan demikian, mengembangkan rantai nilai halal juga tidak dapat dipisahkan dengan teknologi dan inovasi. Semakin inovatif industri, semakin kuat ekonomi suatu negara," ujar Dody, Kamis (13/12/2018).

Pernyataannya itu disampaikan dalam pidato di 4th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2018, yang mengangkat tema "Strengthening National Economic Growth: The Creation of Halal Value Chains and Innovative Vehicles".

Forum ini merupakan rangkaian dari acara tahunan BI, Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF), yang digelar pada 11-15 Desember 2018 di Surabaya.

Dody menambahkan penciptaan rantai nilai halal yang kuat tidak bisa hanya dengan membiarkan pasar menjadi inovatif saja. Kompleksitas rantai nilai halal global perlu didukung oleh kebijakan yang kuat dari lembaga ekonomi tingkat tinggi.

"Kami mengusulkan suatu model rantai nilai halal yang menghidupi pesantren dan usaha kecil menengah (UKM) untuk memperluas industri keuangan Islam dan ekonomi Islam di Indonesia," jelas Dody.
Pengembangan Rantai Nilai Halal Sebagai Terobosan Ekonomi S
Konferensi ini berfungsi sebagai platform untuk menyediakan dan untuk melakukan kebijakan yang lebih baik dengan mengumpulkan ide-ide dan pemikiran maju. Hal ini sejalan dengan upaya BI dalam menciptakan stabilitas ekonomi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekonomi dan keuangan Islam.

Sejalan dengan konferensi tersebut, melalui Jurnal Ekonomi dan Keuangan Moneter Islam, BI juga mengundang para sarjana dari seluruh dunia untuk berkontribusi dalam konferensi jurnal tersebut dan dalam pengembangan ekonomi nasional melalui sektor ekonomi dan keuangan Islam juga.

"Kami berharap semua ide dan pemikiran yang terkumpul dalam Jurnal Ekonomi dan Keuangan Moneter Islam (JIMF) akan meningkatkan kontribusi Bank Indonesia sebagai institusi yang memiliki komitmen dan dedikasinya yang kuat dalam meningkatkan kualitas ekonomi Islam dan membiayai penelitian dan pengembangan." Katanya.

Acara kali ini turut dihadiri oleh para ulama terkemuka, perwakilan dari lembaga pemerintah, peneliti, akademisi, dan profesional seperti Profesor Voulker Nienhaus, seorang Cendekiawan Internasional dari Jerman; Profesor M. Kabir Hassan, dari University of New Orleans USA; Profesor Irwandi Jaswir dari International Islamic University Malaysia.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB

Most Popular