
Audi Tanam Investasi Rp 227 T untuk Mobil Listrik Tanpa Supir
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
04 December 2018 19:53

FRANKFURT, CNBC Indonesia - Volkswagen produsen merek mobil premium Audi mengatakan akan menginvestasikan 14 miliar euro (US$15,9 miliar / Rp 227 triliun) hingga 2023 untuk mengembangkan mobil listirk (e-mobility/mobilitas listrik), digital dan tanpa supir (otonom).
Secara keseluruhan, total pengeluaran yang diproyeksikan perusahaan untuk 5 tahun ke depan mencapai 40 miliar euro, kata perusahaan dalam sebuah pernyataan. Termasuk rencana langkah-langkah restrukturisasi yang akan menghasilkan peningkatan penghasilan 1 miliar di 2018.
"Putaran perencanaan ini memiliki tanda yang jelas: Kami mengambil pendekatan yang sangat sistematis terhadap mobilitas listrik dan akan jauh lebih terfokus di masa depan," kata Ketua Dewan Manajemen Interim Audi Bram Schot, Selasa (4/12/2018).
"Kami secara konsisten memprioritaskan sumber daya Kami untuk produk dan layanan berorientasi masa depan yang sangat menarik dan relevan dengan pasar."
Mengacu pada kondisi di Amerika Serikat (AS), jumlah kendaraan tanpa sopir yang berlalu lalang di jalan raya AS diperkirakan bisa mencapai ratusan ribu unit. Pada saat yang sama, Departemen Transportasi AS sedang memperbarui panduan untuk mendorong perusahaan seperti Aurora mempercepat pengembangan mobil tersebut.
"Negara kita berada di ambang salah satu inovasi paling menarik dalam transportasi," kata Menteri Transportasi AS Elaine Chao bulan lalu, berbicara dari Mcity, pusat uji coba mobil tanpa sopir yang dioperasikan oleh University of Michigan.
Seminggu sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat, meloloskan Undang-Undang SELF DRIVE. Beleid itu diyakini dapat memacu sebanyak 100 ribu unit mobil tanpa sopir pada 2021 atau 2022, tergantung bagaimana Senat menanggapi versi undang-undang tersebut.
Sebuah studi yang dirilis pada awal tahun oleh Boston Consulting Group memperkirakan pada akhir dekade berikutnya, 20%-25% mil perjalanan orang Amerika dengan mobil akan dilakukan mobil tanpa sopir yang dioperasikan layanan berbagi-tumpangan, seperti Waymo, Uber, Lyft, dan Maven milik GM.
Namun, dalam skala yang lebih luas, tampaknya masyarakat AS Amerika masih belum banyak membeli maupun menikmati manfaat dari mobil tanpa sopir. Bahkan, menurut sebuah studi yang dilakukan perusahaan riset JD Power and Associates dan National Asosiasi Perusahaan Asuransi Mutual, atau NAMIC, ada sekitar 4 dari 10 orang AS yang menolak mengendarai mobil tanpa sopir.
Studi ini menemukan 15% dari publik AS "tidak percaya akan ada kendaraan otonom di pasar, dan 42% mengatakan mereka tidak akan pernah mengendarai kendaraan yang sepenuhnya otomatis," kata Robert Lajdziak, peneliti dan analis senior JD Power.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Video: Mobil Ini Cuma Laku 1 Unit di RI
Secara keseluruhan, total pengeluaran yang diproyeksikan perusahaan untuk 5 tahun ke depan mencapai 40 miliar euro, kata perusahaan dalam sebuah pernyataan. Termasuk rencana langkah-langkah restrukturisasi yang akan menghasilkan peningkatan penghasilan 1 miliar di 2018.
"Putaran perencanaan ini memiliki tanda yang jelas: Kami mengambil pendekatan yang sangat sistematis terhadap mobilitas listrik dan akan jauh lebih terfokus di masa depan," kata Ketua Dewan Manajemen Interim Audi Bram Schot, Selasa (4/12/2018).
"Kami secara konsisten memprioritaskan sumber daya Kami untuk produk dan layanan berorientasi masa depan yang sangat menarik dan relevan dengan pasar."
"Negara kita berada di ambang salah satu inovasi paling menarik dalam transportasi," kata Menteri Transportasi AS Elaine Chao bulan lalu, berbicara dari Mcity, pusat uji coba mobil tanpa sopir yang dioperasikan oleh University of Michigan.
Seminggu sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat, meloloskan Undang-Undang SELF DRIVE. Beleid itu diyakini dapat memacu sebanyak 100 ribu unit mobil tanpa sopir pada 2021 atau 2022, tergantung bagaimana Senat menanggapi versi undang-undang tersebut.
Sebuah studi yang dirilis pada awal tahun oleh Boston Consulting Group memperkirakan pada akhir dekade berikutnya, 20%-25% mil perjalanan orang Amerika dengan mobil akan dilakukan mobil tanpa sopir yang dioperasikan layanan berbagi-tumpangan, seperti Waymo, Uber, Lyft, dan Maven milik GM.
Namun, dalam skala yang lebih luas, tampaknya masyarakat AS Amerika masih belum banyak membeli maupun menikmati manfaat dari mobil tanpa sopir. Bahkan, menurut sebuah studi yang dilakukan perusahaan riset JD Power and Associates dan National Asosiasi Perusahaan Asuransi Mutual, atau NAMIC, ada sekitar 4 dari 10 orang AS yang menolak mengendarai mobil tanpa sopir.
Studi ini menemukan 15% dari publik AS "tidak percaya akan ada kendaraan otonom di pasar, dan 42% mengatakan mereka tidak akan pernah mengendarai kendaraan yang sepenuhnya otomatis," kata Robert Lajdziak, peneliti dan analis senior JD Power.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Video: Mobil Ini Cuma Laku 1 Unit di RI
Most Popular