Tahun Depan Pelindo I Cari Utangan dari Bank Rp 4 T

Ranny Virginia Utami, CNBC Indonesia
19 November 2018 16:23
Pelindo I akan mengembangkan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung tahap II dan kawasan industri yang membutuhkan biaya sekitar Rp 11 triliun.
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I berniat untuk kembali menarik kredit investasi dari sindikasi bank untuk pengembangan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung tahap II dan kawasan industri.

Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana memperkirakan kredit investasi yang diperlukan untuk kedua proyek tersebut mencapai sekitar Rp 4 triliun.

"Ini masih estimasi, untuk tahun depan kemungkinan itu kami perlu Rp 4 triliun, tetapi itu gabungan karena secara induk kami butuh investasi Rp 3 triliun di RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) 2019, sementara untuk anak perusahaan, ada beberapa proyek yang ditugaskan ke Pelindo I," kata Bambang di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (19/11/2018).

Lebih lanjut Bambang merinci, pengembangan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung tahap II dan kawasan industri diperkirakan akan memakan waktu selama kurang lebih dua tahun dan membutuhkan biaya sekitar Rp 11 triliun.

"Tahap II ini sebenarnya untuk pelabuhan sendiri butuh sekitar Rp 4 triliun, untuk kawasan industri hampir Rp 8 triliun. Jadi, total antara Rp 11-12 triliun karena kami membangun pelabuhan ini kan bertahap, seperti sekarang di mana tahap I kan Rp 4 triliun, ya tahap II kami perkirakan sama juga," kata Bambang.

Menurut Bambang, pembangunan terminal kawasan industri ini nantinya akan memakan lahan seluas 400 hektare dan diperkirakan akan memuat kapasitas bongkar muat pelabuhan sekitar Rp 10 juta ton.

Di sisi lain, Pelindo I juga tengah menjalani proyek pengembangan Pelabuhan Batuampar yang dijalani oleh anak perusahaannya, PT Prima Indonesia Logistik bekerja sama dengan Pelindo II, yang diperkirakan akan memakan dana sekitar Rp 4,5 triliun.

Selain itu, ada pula proyek pembentukan konsorsium BUMN untuk pengembangan kawasan ekonomi khusus di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, bekerja sama dengan PT Pertamina.

Maka dari itu, Bambang menilai investasi strategis yang tergabung antara Pelindo I dan anak perusahaan diperkirakan akan mencapai hampir Rp 7 triliun.

"Sehingga jika kira-kira pinjaman sebesar 70% kan butuh Rp 4,9 triliun. Jadi saya katakan, kemungkinan tahun depan kami perlu pinjaman kurang lebih sekitar Rp 4 triliun," kata Bambang.

Pelindo I lebih memilih mengambil sumber pendanaan melalui kredit investasi dibandingkan dengan sumber pendanaan lain, misalnya penerbitan obligasi. Menurut Bambang, hal ini jauh lebih efektif dan optimal dalam pengembangan proyek pelabuhan yang berjalan.

"Kami belum mau menerbitkan obligasi lagi. Kemungkinan obligasi itu baru kami terbitkan ketika proyek-proyek ini sudah selesai, kemudian kamu mau refinancing. Kalau mau obligasi untuk investasi baru kan sayang karena kami ambil sekaligus di muka tapi pemanfaatannya bertahap," kata Bambang.

Pelindo I baru saja menandatangani perjanjian kerja sama kredit investasi dengan tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI, untuk proyek pengembangan dan penguatan pelabuhan utama di Indonesia bagian barat senilai total Rp 1,3 triliun pada 19 November 2018.

Pelabuhan yang masuk ke dalam proyek pengembangan ini di antaranya adalah Pelabuhan Belawan, baik untuk terminal peti kemas internasional dan domestik, kemudian Pelabuhan cabang Belawan, Pelabuhan Perawang, Pelabuhan Sei Kolak Kijang, dan Pelabuhan Sibolga. Proyek pengembangan ke enam pelabuhan ini ditargetkan akan rampung paling lambat kuartal I 2019.

Selain itu, Pelindo I melalui anak perusahaannya, PT Prima Multi Terminal juga meraih kredit investasi lanjutan dari PT Sarana Multi Infrastruktur untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung senilai Rp 400 miliar.


(roy) Next Article Integrasi Pelindo Langkah Hadapi Perubahan Zaman

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular