
Internasional
Kursi Premium Economy Penerbangan Terpanjang Dunia tak Laku
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
15 November 2018 15:24

Singapura, CNBC Indonesia - Singapore Airlines tidak menghadapi masalah dalam penjualan tiket kelas bisnis di penerbangan non-stop terpanjang di dunia dengan rute Singapura ke New York, Amerika Serikat (AS), yang dibuka bulan lalu.
Namun, maskapai ini harus menetapkan harga kursi premium economy yang sangat menarik demi menarik minat penumpang, kata seorang eksekutif senior, Rabu (14/11/2018).
Singapore Airlines memesan tujuh pesawat jarak jauh bermesin ganda Airbus SE A350-900ULRs hanya dengan 67 kursi kelas bisnis dan 94 kursi premium economy untuk penerbangan tersebut dan untuk layanan non-stop ke Los Angeles dan San Francisco.
Penerbangan ini tidak memiliki kursi kelas ekonomi.
Ini merupakan ekspansi besar di pasar AS bagi Singapore Airlines dan menguji apakah operator dapat mengenakan harga premium 20% yang menurut data industri perjalanan biasanya dikenakan untuk layanan penerbangan panjang non-stop sesuai popularitas mereka di kalangan pelaku bisnis yang sensitif terhadap waktu.
Wakil Presiden Eksekutif Bidang Komersial Singapore Airlines Mak Swee Wah mengatakan ada permintaan untuk kelas bisnis yang ia harapkan akan terus meningkat.
Namun, untuk kursi premium economy ia mengatakan beberapa pasar tidak "sepenuhnya mengetahui" produknya itu yang menawarkan ruang kaki lebih besar dan fasilitas lebih lainnya dibandingkan kelas ekonomi.
"Saya pikir kami perlu terus menstimulasi dan mendorong pasar untuk mempertimbangkan produk ini, awalnya dengan harga yang sangat menarik, tetapi akhirnya saya pikir orang akan melihat bahwa bahkan pada harga yang kami tawarkan, ini adalah produk yang bagus untuk dibeli karena ini penerbangan yang sangat panjang," katanya, dilansir dari Reuters.
Komentarnya muncul setelah Singapore Airlines pada hari Selasa melaporkan laba bersihnya terjun 81% di kuartal kedua akibat tingginya harga bahan bakar, tiket pesawat yang lebih murah, dan kerugian non-tunai di Virgin Australia Holdings Ltd.
Singapore Airlines menawarkan kursi premium economy dengan harga serendah SG$ 1.698 (Rp 18,1 juta) pulang-pergi dari Singapura ke New York untuk perjalanan di hari kerja selama masa liburan Natal, menurut situs webnya.
Ini sejalan dengan tarif kelas ekonomi dari pesaing premium, seperti maskapai Hong Kong Cathay Pacific Airways dan Emirates yang berbasis di Dubai yang memerlukan pemberhentian dan waktu perjalanan yang lebih lama, menurut penelusuran Reuters pada Expedia.
Seorang juru bicara Singapore Airlines mengatakan pada hari Kamis bahwa maskapai terus meninjau konfigurasi kabinnya.
"Namun pada titik ini kami yakin kami memiliki keseimbangan yang tepat dengan kelas bisnis dan kelas premium economy di A350-900ULRs kami, dan tidak ada rencana untuk mengubahnya," katanya.
(prm) Next Article Pesawat Dreamliner Terbaru Mendarat Pertama Kali di RI
Namun, maskapai ini harus menetapkan harga kursi premium economy yang sangat menarik demi menarik minat penumpang, kata seorang eksekutif senior, Rabu (14/11/2018).
Singapore Airlines memesan tujuh pesawat jarak jauh bermesin ganda Airbus SE A350-900ULRs hanya dengan 67 kursi kelas bisnis dan 94 kursi premium economy untuk penerbangan tersebut dan untuk layanan non-stop ke Los Angeles dan San Francisco.
Ini merupakan ekspansi besar di pasar AS bagi Singapore Airlines dan menguji apakah operator dapat mengenakan harga premium 20% yang menurut data industri perjalanan biasanya dikenakan untuk layanan penerbangan panjang non-stop sesuai popularitas mereka di kalangan pelaku bisnis yang sensitif terhadap waktu.
![]() |
Namun, untuk kursi premium economy ia mengatakan beberapa pasar tidak "sepenuhnya mengetahui" produknya itu yang menawarkan ruang kaki lebih besar dan fasilitas lebih lainnya dibandingkan kelas ekonomi.
"Saya pikir kami perlu terus menstimulasi dan mendorong pasar untuk mempertimbangkan produk ini, awalnya dengan harga yang sangat menarik, tetapi akhirnya saya pikir orang akan melihat bahwa bahkan pada harga yang kami tawarkan, ini adalah produk yang bagus untuk dibeli karena ini penerbangan yang sangat panjang," katanya, dilansir dari Reuters.
Komentarnya muncul setelah Singapore Airlines pada hari Selasa melaporkan laba bersihnya terjun 81% di kuartal kedua akibat tingginya harga bahan bakar, tiket pesawat yang lebih murah, dan kerugian non-tunai di Virgin Australia Holdings Ltd.
![]() |
Ini sejalan dengan tarif kelas ekonomi dari pesaing premium, seperti maskapai Hong Kong Cathay Pacific Airways dan Emirates yang berbasis di Dubai yang memerlukan pemberhentian dan waktu perjalanan yang lebih lama, menurut penelusuran Reuters pada Expedia.
Seorang juru bicara Singapore Airlines mengatakan pada hari Kamis bahwa maskapai terus meninjau konfigurasi kabinnya.
"Namun pada titik ini kami yakin kami memiliki keseimbangan yang tepat dengan kelas bisnis dan kelas premium economy di A350-900ULRs kami, dan tidak ada rencana untuk mengubahnya," katanya.
(prm) Next Article Pesawat Dreamliner Terbaru Mendarat Pertama Kali di RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular