
Pengangguran di Desa Naik, Ini Pembelaan Menteri Desa
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 November 2018 16:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo buka suara soal tingkat pengangguran terbuka (TPT) perdesaan yang merangkak naik per Agustus 2018.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), TPT di perkotaan tercatat turun dari 6,79% pada Agustus 2017 menjadi 6,45% pada Agustus 2018. Namun, TPT di perdesaan naik dari 4,01% pada Agustus 2017 menjadi 4,04% pada Agustus 2018.
"Angka pengangguran terbuka di desa berfluktuasi. Di musim tanam dan panen, pasti angka pengangguran terbuka rendah sekali," kata Eko kepada CNBC Indonesia, Senin (5/11/2018).
"Namun di antara musim tanam dan panen, pasti akan meningkat. [....] Tapi secara keseluruhan secara tahunan pasti angka pengangguran di desa jauh lebih kecil dari di kota," kata Eko.
Menurut dia, angka TPT di perkotaan dan perdesaan memang berbeda. Di perkotaan, mayoritas pekerja merupakan pekerja di kota, sedangkan di desa, mayoritas pekerja bergantung pada musim-musim tertentu.
"Saya akan cek kenapa bisa naik, walaupun sedikit. Apa cuma faktor timing waktu survei, atau faktor lain yang mungkin seperti turunnya harga komoditas perkebunan atau beberapa daerah terjadi kekeringan," ujar Eko.
Ia menegaskan, pemerintah terus berupaya untuk mengurangi angka TPT perdesaan. Misalnya, melalui program padat karya tunai yang memberikan pekerjaan tambahan bagi masyarakat desa di antara musim panen dan musim tanam.
"Penyerapan Dana Desa terus meningkat. Pada 2015 hanya 82%, 2016 menjadi 97%, 2017 meningkat menjadi 98%, tahun ini kalau melihat trennya saya yakin di atas 99%," ungkapnya.
Selain itu, kata Eko, sejumlah desa pun telah membentuk Badan Usaha Milik Desa yang diharapkan bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat perdesaan.
"Kami juga ada program prukades/klaster ekonomi desa di 128 kabupaten yang bekerja sama dengan BUMN, swasta, bank dalam menyiapkan sarana pascapanen di desa-desa," ujarnya.
(miq/miq) Next Article Lagi, Mendes Bantah Ada 'Desa Setan' Penghisap Dana Desa
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), TPT di perkotaan tercatat turun dari 6,79% pada Agustus 2017 menjadi 6,45% pada Agustus 2018. Namun, TPT di perdesaan naik dari 4,01% pada Agustus 2017 menjadi 4,04% pada Agustus 2018.
"Angka pengangguran terbuka di desa berfluktuasi. Di musim tanam dan panen, pasti angka pengangguran terbuka rendah sekali," kata Eko kepada CNBC Indonesia, Senin (5/11/2018).
Menurut dia, angka TPT di perkotaan dan perdesaan memang berbeda. Di perkotaan, mayoritas pekerja merupakan pekerja di kota, sedangkan di desa, mayoritas pekerja bergantung pada musim-musim tertentu.
"Saya akan cek kenapa bisa naik, walaupun sedikit. Apa cuma faktor timing waktu survei, atau faktor lain yang mungkin seperti turunnya harga komoditas perkebunan atau beberapa daerah terjadi kekeringan," ujar Eko.
Ia menegaskan, pemerintah terus berupaya untuk mengurangi angka TPT perdesaan. Misalnya, melalui program padat karya tunai yang memberikan pekerjaan tambahan bagi masyarakat desa di antara musim panen dan musim tanam.
"Penyerapan Dana Desa terus meningkat. Pada 2015 hanya 82%, 2016 menjadi 97%, 2017 meningkat menjadi 98%, tahun ini kalau melihat trennya saya yakin di atas 99%," ungkapnya.
Selain itu, kata Eko, sejumlah desa pun telah membentuk Badan Usaha Milik Desa yang diharapkan bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat perdesaan.
"Kami juga ada program prukades/klaster ekonomi desa di 128 kabupaten yang bekerja sama dengan BUMN, swasta, bank dalam menyiapkan sarana pascapanen di desa-desa," ujarnya.
(miq/miq) Next Article Lagi, Mendes Bantah Ada 'Desa Setan' Penghisap Dana Desa
Most Popular