Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 5,17%, Ini Tanggapan Istana

Arys Aditya, CNBC Indonesia
05 November 2018 15:09
Istana menanggapi positif atas realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018
Foto: Infografis/Pertumbuhan Ekonomi/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia- Istana Kepresidenan menyambut baik angka realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat 5,17% pada kuartal III-2018.

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika, mengemukakan erekonomian dunia dihadapkan tantangan berat sejak awal 2018. Ia memaparkan tensi dimulai lewat lonjakan harga minyak dunia, yang memicu tekanan neraca transaksi berjalan di negara-negara importir minyak.

 

"Bersamaan dengan itu, Bank Sentral Amerika Serikat merealisasi kenaikan suku bunga acuannya, sehingga menggerogoti nilai mata uang negara lain, terutama di negara-negara berkembang," katanya, Senin (5/11/2018).

"Sudah ada dua negara yang tersungkur ke krisis nilai tukar. Faktor berikutnya hadir dari sektor perdagangan. Ada perang dagang antara AS dengan mitra dagangnya, yang dinilai merugikan ekonomi negara adidara tersebut."

Ia menyebut, dengan berbagai perkembangan tersebut agak sulit berharap ekonomi tumbuh pada nilai potensialnya. IMF, lanjutnya, bahkan menyimpulkan ekonomi global tidak akan tumbuh setinggi tahun-tahun sebelumnya. 

"IMF memprediksi ekonomi global hanya tumbuh sekitar 3,7% pada 2018. Pengaruh tekanan ekonomi global juga mampir ke Indonesia, lewat berbagai jalur, seperti moneter dan keuangan, perdagangan, hingga investasi," paparnya.

"Namun, meski dalam situasi yang seperti itu ekonomi Indonesia masih tumbuh 5,17 persen sepanjang Triwulan III-2017. Angka tersebut jelas menggembirakan bila dilihat dari skala tekanan eksternal tersebut. Dengan pertumbuhan Triwulan III itu, pemerintah telah mampu menjaga ekonomi tumbuh di atas 5% sepanjang 2018."

Erani mengatakan, dari sisi penawaran, realisasi pertumbuhan Q3/2018 lebih baik karena industri pengolahan tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Pada Triwulan III-2018, industri pengolahan mencetak pertumbuhan 4,33% (yoy), sedangkan pada Triwulan II-2018 tumbuh 3,97% (yoy). 

Dari sisi permintaan, lanjutnya, konsumsi rumah tangga juga tumbuh di atas 5%. Erani menyebut hal ini bagus karena lebih dari separuh pertumbuhan ekonomi disumbang oleh konsumsi rumah tangga. 

Ia mengatakan salah satu faktor yang berperan dalam menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga adalah stabilitas inflasi nasional. Menurut data BPS inflasi tahun berjalan (Januari-Oktober) 2018 hanya 2,22%, turun dari 2,67% pada periode yang sama tahun lalu. 

Pada bagian lain, komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh 6,96 persen (yoy) pada Q3, membaik dari 5,87% (yoy) pada Q2/2018. "Hal ini tentu tidak terlepas dari upaya pemerintah memacu daya saing dan iklim investasi."

Ke depan, Erani mengatakan Pemerintah akan fokus terhadap beberapa hal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

"Pertama, menjaga inflasi agar tetap mendukung kegiatan investasi. Kedua, mempercepat realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah (terutama dana desa)," paparnya.

"Ketiga, mendorong realisasi investasi, dan keempat, memacu ekspor untuk memastikan agar neraca perdagangan surplus sampai akhir tahun."
(gus) Next Article Istana Pede Ekonomi RI Tahun ini Bakal Tumbuh 5,2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular