Defisit, Jepang Buka Pintu Lebar-lebar Bagi Pekerja Asing

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
02 November 2018 20:40
RUU itu jadi angin segar bagi sektor-sektor yang bergulat dengan kekurangan tenaga kerja.
Foto: REUTERS/Issei Kato
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabinet PM Jepang Shinzo Abe menyetujui rancangan undang-undang (RUU) untuk membuka pintu bagi lebih banyak pekerja kerah biru di luar negeri, Jumat (2/11/2018). RUU itu jadi angin segar bagi sektor-sektor yang bergulat dengan kekurangan tenaga kerja.

Isu imigrasi telah lama menjadi tabu karena banyak homogenitas etnis Jepang. Akan tetapi kenyataan dari populasi yang menua dan jumlah penduduk yang menyusut menentang pandangan seperti itu.

Parlemen kemungkinan akan mengadopsi revisi dalam menghadapi tekanan kuat dari bisnis yang berjuang di pasar tenaga kerja. Meskipun partai oposisi dapat menunda RUU tersebut.

Undang-undang yang direvisi akan menciptakan dua kategori visa baru untuk orang asing di sektor-sektor dengan kekurangan tenaga kerja. Sektor-sektor itu antara lain pertanian, konstruksi, dan hotel.



Menteri Kehakiman Jepang Takashi Yamashita tidak menyebutkan jumlah pekerja kerah biru yang berpotensi masuk. Akan tetapi, media memproyeksikan 500 ribu pekerja kerah biru dapat diizinkan di masa mendatang atau naik 40 persen dari 1,28 juta pekerja asing.

Pekerja di kategori visa pertama harus memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan bahasa Jepang tertentu. Mereka tidak akan diizinkan untuk membawa anggota keluarga untuk tinggal hingga lima tahun.

Tetapi mereka yang memiliki keterampilan lebih tinggi, dalam kategori kedua, dapat membawa keluarga dan akhirnya akan mendapatkan tempat tinggal. Jepang telah tumbuh menjadi lebih menerima tenaga kerja asing, tetapi fokusnya adalah pada profesional dan yang sangat terampil.



Untuk pekerja kasar, pengusaha sebagian besar bergantung pada sistem "trainee teknis" dan mahasiswa asing yang bekerja paruh waktu.

"Hari ini sangat sulit bagi orang asing untuk mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga keamanan," kata Shigeki Yawata, manajer keamanan di perusahaan keamanan Executive Protection Inc, yang telah mempekerjakan non-Jepang selama lebih dari belasan tahun.

"Olimpiade akan datang. Kami ingin memiliki lebih banyak orang asing juga," ujar Shigeki dilansir Reuters, Jumat (2/11/2018).

Sebuah survei terbaru dari surat kabar Yomiuri menunjukkan 51 persen pemilih Jepang lebih menyukai membiarkan pekerja asing yang tidak terampil. Sementara sekitar 43 persen lainnya mengakui "imigrasi".

"Saya pikir itu hal yang baik asalkan ada sistem pendukung untuk orang asing," kata pensiunan Yoshio Sai. "Saya berharap mereka bisa membuat lebih banyak kesempatan kerja bagi kita orang tua juga," lanjutnya.


(miq/miq) Next Article AS & Jepang 'Resesi' Seks karena Ekonomi, RI Bagaimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular