
Menteri Rini Buka Suara Soal Kerugian Rp 18 T PLN
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
01 November 2018 14:23

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno buka suara soal kerugian yang dialami PT PLN (Persero) untuk kinerja semester I-2018.
PT PLN (Persero) mencatat kerugian sebesar Rp 18,48 triliun untuk kinerja kuartal III tahun ini. Kerugian itu terjadi karena terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan naiknya harga bahan bakar (komoditas).
Kinerja PLN tahun ini berbalik dengan tahun lalu, di mana perseroan bisa mencetak laba bersih Rp 3,05 triliun. Berdasar laporan keuangan yang dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia, kerugian dipicu kenaikan beban usaha 12%.
Buat Menteri Rini, kerugian Rp 18 triliun PLN tersebut bukan hal yang riil karena masuk dalam unrealize forex loss. "Unrealized forex loss atau kerugian secara pembukuan akibat kenaikan kurs mata uang asing, namun tidak berdampak kepada arus kas atau cash flow," kata Rini dalam keterangan tertulis, Kamis (1/11/2018).
Unrealize forex loss yang tercatat pada laporan keuangan PLN itu, kata Rini, karena ketika terjadinya pelemahan Rupiah, sementara Perseroan memiliki kewajiban atau utang dalam bentuk dolar, bahkan seringkali kontrak PLN dengan IPP (Independent Power Producer) pun dalam bentuk dolar.
"Sehingga kalau kewajiban jangka panjangnya dihitung berdasarkan kurs sekarang ini, maka akan terjadi yang disebut unrealize forex loss. Kalau PLN sekarang bayar kewajiban-kewajibannya, maka akan melonjak nilainya. Hanya saja kewajiban jangka panjang tersebut masih jauh masa jatuh temponya. Itulah kenapa disebut unrealize," jelasnya.
(gus) Next Article DPR Kembali Ungkit Kasus Rekaman Bocor Menteri Rini Soemarno
PT PLN (Persero) mencatat kerugian sebesar Rp 18,48 triliun untuk kinerja kuartal III tahun ini. Kerugian itu terjadi karena terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan naiknya harga bahan bakar (komoditas).
Buat Menteri Rini, kerugian Rp 18 triliun PLN tersebut bukan hal yang riil karena masuk dalam unrealize forex loss. "Unrealized forex loss atau kerugian secara pembukuan akibat kenaikan kurs mata uang asing, namun tidak berdampak kepada arus kas atau cash flow," kata Rini dalam keterangan tertulis, Kamis (1/11/2018).
Unrealize forex loss yang tercatat pada laporan keuangan PLN itu, kata Rini, karena ketika terjadinya pelemahan Rupiah, sementara Perseroan memiliki kewajiban atau utang dalam bentuk dolar, bahkan seringkali kontrak PLN dengan IPP (Independent Power Producer) pun dalam bentuk dolar.
"Sehingga kalau kewajiban jangka panjangnya dihitung berdasarkan kurs sekarang ini, maka akan terjadi yang disebut unrealize forex loss. Kalau PLN sekarang bayar kewajiban-kewajibannya, maka akan melonjak nilainya. Hanya saja kewajiban jangka panjang tersebut masih jauh masa jatuh temponya. Itulah kenapa disebut unrealize," jelasnya.
(gus) Next Article DPR Kembali Ungkit Kasus Rekaman Bocor Menteri Rini Soemarno
Most Popular