Internasional

Miliuner Bos Leicester City Meninggal Dunia, Thailand Berduka

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 October 2018 15:02
Thailand diselimuti duka, Senin (29/10/2018), saat berita kematian miliuner Vichai Srivaddhanaprabha dan pemilik Leicester City mencuat.
Foto: Pemilik Klub Leicester City Vichai Srivaddhanaprabha (REUTERS/Jorge Silva/File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Thailand diselimuti duka, Senin (29/10/2018), saat berita kematian miliuner Vichai Srivaddhanaprabha mencuat. Kesuksesannya sebagai pemilik klub sepakbola Liga Primer Inggris Leicester City telah membanggakan warga Thailand.

Vichai (60 tahun) tewas ketika helikopternya jatuh ke tempat parkir mobil di luar stadion King Power tak lama setelah timnya bermain imbang 1-1 dengan West Ham United hari Sabtu.


Dalam sebagian besar periode hidupnya, orang terkaya kelima di Thailand itu jarang muncul di media. Ia terkenal karena monopoli bisnis toko duty free-nya King Power, namun meski begitu awalnya ia tidak terlalu terkenal di negara asalnya.

Hal itu berubah setelah timnya memenangi gelar juara Liga Premier Inggris secara tidak teduga di tahun 2016.

Meski ia terus menghindari wawancara, Vichai secara rutin hadir menonton pertandingan Leicester dan wajahnya, serta merek King Power, mulai banyak dikenal di negara penggila sepakbola itu. Ia juga dikenal atas keberhasilan bisnis Thailand di luar negeri.

Warga Thailand pada hari Senin terbangun dengan kabar yang mengonfirmasi kematian Vichai, sebuah akhir yang mendadak dari kisah sukses global di negara yang kerap kali tertutup itu.

"Dia adalah inspirasi bagi orang Thailand karena dia terkenal dan sangat sukses secara internasional," kata warga Thailand, Chamat Uchukanokkul, 39 tahun, kepada AFP.

"Dia menunjukkan bahwa kita dapat melakukan apa saja jika kita menetapkan pikiran kita untuk melakukannya," tambahnya.

Miliuner Bos Leicester City Meninggal Dunia, Thailand BerdukaFoto: Pemilik Klub Leicester City Vichai Srivaddhanaprabha (REUTERS/Jorge Silva/File Photo)
Pengusaha itu terkenal karena kelincahannya dalam memilah-milah posisi dalam politik rumit Thailand, mengatur alur di belakang panggung, kudeta, pemerintahan sipil yang berumur pendek, dan komplikasi hukum.

Veteran politik berpengaruh Anutin Charnvirakul menggambarkan teman lamanya itu sebagai "Big Brother" dan "idola".

"Dia bukan keturunan keluarga kaya tapi pejuang nyata ... dia menjadi sangat sukses dalam waktu singkat," katanya kepada AFP.

"Dia benar-benar teladan bagi generasi baru, murah hati, dan dicintai oleh rekan-rekannya."

"Dia membeli klub sepak bola kecil ini dan membantunya memenangkan kejuaraan. Dia peduli."

Leicester City tidak dikenal oleh banyak orang di negara Asia Tenggara sebelum musim kejayaan mereka di 2016.

Tapi ketika mereka hampir meraih gelar, negara itu mulai menggemakan kisah suksesnya di Thailand, di mana ratusan penggemar menghadiri penayangan pertandingan yang diselenggarakan oleh perusahaan, lengkap dengan bir dan makanan gratis.

Di mall King Power di pusat kota Bangkok sebagian besar stafnya menolak berkomentar pada hari Senin.


Namun seorang pramuniaga, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan dia menangis ketika mendengar berita kematian Vichai Senin pagi.

"Saya hanya bekerja di sini setahun ... tapi saya merasa dia baik," katanya. Ia mengatakan Vichai sering kali berjalan dan menyapa staf penjualan saat dia melakukan pemeriksaan.

"Dia adalah seorang pria yang harus kita kagumi ... meskipun napas terakhirnya sudah berakhir, reputasinya akan diingat selamanya," tulis Chutitorn Apichainan di halaman Facebook penggemar resmi Leicester City untuk Thailand.

Polisi Inggris menyebutkan empat korban kecelakaan lainnya, yaitu Nursara Suknamai, seorang aktris dan runner-up di Miss Thailand Universe pada 2005, dan Kaveporn Punpare, keduanya anggota staf Vichai, pilot Eric Swaffer dan penumpang Izabela Roza Lechowicz.
[Gambas:Video CNBC]



(prm) Next Article Helikopter Jatuh, Taipan & Pemilik Klub Leicester City Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular