
Subsidi di APBN Jebol, Distribusi BBM Akan Dikendalikan
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
18 October 2018 14:30

Jakarta, CNBC Indonesia- Kuota subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG dalam APBN 2018 jebol. Kementerian Keuangan mencatat subsidi yang dikucurkan pemerintah untuk BBM dan LPG mencapai 115,9% dari target.
Rincian realisasinya adalah Rp 54,3 triliun per 30 September 2018. Subsidi BBM dan LPG naik 96,7% dibanding realisasi di periode serupa tahun lalu yang hanya Rp 27,6 triliun. Prediksinya di akhir tahun subsidi BBM akan meroket jika tak dikendalikan, apalagi jika harga minyak dunia terus melesat.
Dari sisi volume, data PT Pertamina (Persero) menunjukkan per 15 Oktober 2018 konsumsi solar sudah mencapai 82% dari kuota yang ditetapkan tahun ini. Total kuota solar bersubsidi pada tahun ini yang sebesar 14,6 juta KL, realisasinya sebesar 12 juta KL.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), Fanshurullah Asa, mengatakan untuk volume BBM subsidi memang di bawah kuota, tetapi pemerintah memastikan pasokan masih aman ke masyarakat. "Masih aman. Untuk volume bbm Solar dan Premium under kuota dan BPH akan kawal agar kuota tidak terlampaui," kata Ifan, sapaan Fanshurullah, dalam pesan singkatnya ke CNBC Indonesia, Kamis (18/10/2018).
Selain pengendalian dalam 3 bulan ke depan, BPH juga akan melakukan pengawasan untuk mencegah kebocoran bekerja sama dengan kepolisian. "Juga dengan pemberlakukan digitalisasi nozzle di SPBU," jelasnya.
Saat ini, SPBU yang sudah terdigitalisasi mencapai 68 SPBU di seluruh Jawa. Akhir tahun, BPH menargetkan digitalisasi bisa terdapat di 160 SPBU di Jawa.
BPH dalam paparan di DPR sebelumnya juga memaparkan untuk konsumsi BBM Premium sampai 15 Oktober 2018 sudah mencapai 57,46% dari kuota 11,8 juta KL yang ditetapkan tahun ini.
(gus/wed) Next Article Kuota BBM Subsidi Jebol, Ini 10 Provinsi 'Biang Kerok'nya
Rincian realisasinya adalah Rp 54,3 triliun per 30 September 2018. Subsidi BBM dan LPG naik 96,7% dibanding realisasi di periode serupa tahun lalu yang hanya Rp 27,6 triliun. Prediksinya di akhir tahun subsidi BBM akan meroket jika tak dikendalikan, apalagi jika harga minyak dunia terus melesat.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), Fanshurullah Asa, mengatakan untuk volume BBM subsidi memang di bawah kuota, tetapi pemerintah memastikan pasokan masih aman ke masyarakat. "Masih aman. Untuk volume bbm Solar dan Premium under kuota dan BPH akan kawal agar kuota tidak terlampaui," kata Ifan, sapaan Fanshurullah, dalam pesan singkatnya ke CNBC Indonesia, Kamis (18/10/2018).
Selain pengendalian dalam 3 bulan ke depan, BPH juga akan melakukan pengawasan untuk mencegah kebocoran bekerja sama dengan kepolisian. "Juga dengan pemberlakukan digitalisasi nozzle di SPBU," jelasnya.
Saat ini, SPBU yang sudah terdigitalisasi mencapai 68 SPBU di seluruh Jawa. Akhir tahun, BPH menargetkan digitalisasi bisa terdapat di 160 SPBU di Jawa.
BPH dalam paparan di DPR sebelumnya juga memaparkan untuk konsumsi BBM Premium sampai 15 Oktober 2018 sudah mencapai 57,46% dari kuota 11,8 juta KL yang ditetapkan tahun ini.
(gus/wed) Next Article Kuota BBM Subsidi Jebol, Ini 10 Provinsi 'Biang Kerok'nya
Most Popular