Kunjungi Lokasi Gempa Palu, Sekjen PBB Puji Ketangguhan Warga
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
12 October 2018 18:49
Palu, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal PBB António Guterres melakukan kunjungan kerja ke Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (12/10/2018).
Turut menyertai Guterres, yaitu Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, CEO World Bank Group Kristalina Georgieva, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei.
Secara spesifik, Guterres mengunjungi Kelurahan Balaroa. Di sana, dia menyaksikan secara langsung kehancuran yang dipicu musibah gempa dan tsunami beberapa waktu lalu.
"Kepada banyak orang saya mengatakan kekuatan dan ketangguhan Anda luar biasa. PBB bersama Anda untuk mendukung langkah pemerintah melakukan penyelamatan dan pemulihan," tulis Guterres di akun Twitter resminya.
Ia mengaku sangat sedih melihat begitu banyak orang yang menderita di Palu. Sebab, begitu banyak kehancuran akibat gempa dan tsunami.
"Saya memuji masyarakat Indonesia terkait kekuatan dan ketahanan mereka. Anda dapat mengandalkan dukungan PBB," tulis Guterres.
Sampai dengan hari ini, tercatat sudah lebih dari 2.000 orang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami Sulteng.
Pemerintah lantas memutuskan memperpanjang status tanggap darurat bencana selama 14 hari sejak 13 Oktober sampai dengan 26 Oktober 2018.
Keputusan itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 466/463/BPBD/2018 tertanggal 12 Oktober 2018.
"Dengan status tanggap darurat maka akan ada akses untuk penanganan darurat bencana," ujar juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
(miq/miq) Next Article Kofi Annan dan Momen Kelam Sang Negarawan Internasional
Turut menyertai Guterres, yaitu Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, CEO World Bank Group Kristalina Georgieva, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei.
Secara spesifik, Guterres mengunjungi Kelurahan Balaroa. Di sana, dia menyaksikan secara langsung kehancuran yang dipicu musibah gempa dan tsunami beberapa waktu lalu.
Ia mengaku sangat sedih melihat begitu banyak orang yang menderita di Palu. Sebab, begitu banyak kehancuran akibat gempa dan tsunami.
"Saya memuji masyarakat Indonesia terkait kekuatan dan ketahanan mereka. Anda dapat mengandalkan dukungan PBB," tulis Guterres.
Sampai dengan hari ini, tercatat sudah lebih dari 2.000 orang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami Sulteng.
Pemerintah lantas memutuskan memperpanjang status tanggap darurat bencana selama 14 hari sejak 13 Oktober sampai dengan 26 Oktober 2018.
Keputusan itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 466/463/BPBD/2018 tertanggal 12 Oktober 2018.
"Dengan status tanggap darurat maka akan ada akses untuk penanganan darurat bencana," ujar juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
(miq/miq) Next Article Kofi Annan dan Momen Kelam Sang Negarawan Internasional
Most Popular