Galau Naikkan Harga BBM, Ini Dampak Buruknya Bagi RI
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
11 October 2018 14:50

Jakarta, CNBC Indonesia- Labilnya pemerintah dalam naik-turun harga BBM Premium justru dinilai malah lebih berdampak buruk terhadap gejolak ekonomi, karena bisa menimbulkan spekulasi dan kelangkaan BBM. Ini juga menyiratkan belum ada strategi yang meyakinkan dalam kebijakan BBM seiring dengan melesetnya sejumlah asumsi makro APBN 2018.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, berbahaya sekali ketika pemerintah sudah umumkan kenaikan harga BBM, tetapi ternyata kemudian dibatalkan.
"Ini akan ditangkap oleh pedagang nakal sebagai sinyal harga BBM Premium memang akan naik," ujar Bhima kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Kamis (11/10/2018).
Lebih lanjut, Bhima menjelaskan, hal itu nantinya mungkin direspon dengan perilaku menaikkan harga barang kebutuhan pokok sebagai ikhtiar memanfaatkan momentum. Bhima menilai, jika harga bahan kebutuhan pokok sudah naik dulu sebelum BBM naik artinya efek inflasi yang semu akan terjadi.
"Itu berlaku bagi barang2 kebutuhan pokok makanan dan non makanan," tambahnya.
Sementara, lanjut Bhima, jika spesifik untuk impak terhadap BBM, risiko penimbunan juga mungkin terjadi. Masyarakat seakan panik dan membeli Premium diluar batas kewajaran, dan berujung pada stok BBM yang berkurang.
"Untuk hindari kejadian itu saya minta tolong pemerintah kalau buat pernyataan dipikirkan matang-matang konsekuensinya dan koordinasi harus beres dulu di internal," tutur Bhima.
"Selain itu, untuk pemerintah dan aparat keamanan agar menjaga kemungkinan penimbunan di wilayah yang rentan. Modus-modus tangki bensin mobil yang di upsize sehingga menampung BBM dalam jumlah besar pernah terjadi di era Presiden SBY waktu Premium naik," pungkas Bhima.
(gus) Next Article Jokowi Siapkan Kebijakan Tak Populer, Harga BBM Jadi Contoh
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, berbahaya sekali ketika pemerintah sudah umumkan kenaikan harga BBM, tetapi ternyata kemudian dibatalkan.
Lebih lanjut, Bhima menjelaskan, hal itu nantinya mungkin direspon dengan perilaku menaikkan harga barang kebutuhan pokok sebagai ikhtiar memanfaatkan momentum. Bhima menilai, jika harga bahan kebutuhan pokok sudah naik dulu sebelum BBM naik artinya efek inflasi yang semu akan terjadi.
"Itu berlaku bagi barang2 kebutuhan pokok makanan dan non makanan," tambahnya.
Sementara, lanjut Bhima, jika spesifik untuk impak terhadap BBM, risiko penimbunan juga mungkin terjadi. Masyarakat seakan panik dan membeli Premium diluar batas kewajaran, dan berujung pada stok BBM yang berkurang.
"Untuk hindari kejadian itu saya minta tolong pemerintah kalau buat pernyataan dipikirkan matang-matang konsekuensinya dan koordinasi harus beres dulu di internal," tutur Bhima.
"Selain itu, untuk pemerintah dan aparat keamanan agar menjaga kemungkinan penimbunan di wilayah yang rentan. Modus-modus tangki bensin mobil yang di upsize sehingga menampung BBM dalam jumlah besar pernah terjadi di era Presiden SBY waktu Premium naik," pungkas Bhima.
(gus) Next Article Jokowi Siapkan Kebijakan Tak Populer, Harga BBM Jadi Contoh
Most Popular