IMF-WB Meetings 2018, Ajang Pembuktian RI Pasca-Krismon

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 October 2018 18:16
Indonesia akan membuktikan kondisi ekonomi domestik saat ini sudah jauh lebih baik dari 20 tahun yang lalu.
Foto: Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Nusa Dua, CNBC Indonesia - Pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional - Bank Dunia (Annual Meeting IMF - World Bank) 2018 di Nusa Dua, Bali digelar pada saat gejolak dinamika ekonomi global cukup besar.

Pada hari kedua pelaksanaan pertemuan akbar para eksekutor kebijakan ekonomi itu, sudah mulai di isi dengan rangkaian seminar-seminar kunci yang dihadiri oleh sejumah pejabat penting dunia.

Dalam kesempatan ini, ada satu pesan khusus yang akan disampaikan Indonesia. Di depan ribuan investor, Indonesia akan membuktikan kondisi ekonomi domestik saat ini sudah jauh lebih baik dari 20 tahun yang lalu.

"Ada pesan yang mau diangkat di sini, masalah sustainable, reform, dan resilience economy. Bahwa kita sejak 20 tahun lalu secara fundamental lebih resilien," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).

"Jangan kemudian kita bandingkan nilai tukar masih bergejolak. Ya memang. Tapi kita dalam kondisi hari ini, jauh lebih kuat," tegas Dody.

IMF-WB Annual Meeting 2018, Ajang Pembuktian RI Pasca-KrismonFoto: Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)


Saat ini, sambung Dody, semua mata pelaku ekonomi dunia tertuju pada Annual Meeting. Mereka ingin mengetahui secara pasti, arah kebijakan yang akan disuarakan dari 189 negara maupun IMF dan World Bank dalam menyikapi kondisi perekonomian dunia.

Topik yang akan dibicarakan pun bukan hanya sisi moneter, melainkan juga ekonomi pembangunan. Selain itu, juga mengenai kondisi perdagangan dunia, pengangguran, sampai dengan kemiskinan.

"Tetapi lebih urgent itu tadi, dari sisi stabilitas. Bagi Indonesia, harapan kita ada semacam arah seperti apa normalisasi kebijakan negara maju seperti AS, Eropa," katanya.

"Jadi kata kuncinya, adalah bagaimana sinergi kebijakan. Bagaimana framework policy antar negara situasinya memang sulit karena dalam keadaan seperti ini, kecenderungan negara akan melihat diri masing-masing."

Lantas, seperti apa suara Indonesia dalam Annual Meeting?

"Stance kita akan menyuarakan hal seperti itu. Indonesia akan sampaikan di forum besar lainnya. Tone pada esok hari di Annual Meeting lebih keras, toh kita menyuarakan secara bersama," tegasnya.






(dru) Next Article Luhut: Jangan Nyinyir, Mobil di Bali Itu Sewa Semua!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular