Presiden Afsel Susun Strategi Atasi Krisis Ekonomi

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
21 September 2018 21:14
Langkah tersebut diambil seraya mencoba menyehatkan perekonomian negara.
Foto: Presiden Africa Selatan Cyril Ramaphosa (Lintao Zhang/Pool via REUTERS)
Pretoria, CNBC Indonesia - Presiden Afrika Selatan mengumumkan program stimulus senilai miliaran dolar pada hari Jumat (21/9/2018) yang dialokasikan untuk menciptakan lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur. Langkah tersebut diambil seraya mencoba menyehatkan perekonomian negara.

Berbicara sehari setelah bank sentral mengecewakan beberapa rekannya di Partai African National Congress (ANC) dengan memotong suku bunga, Cyril Ramaphosa berkata pemerintah perlu menggunakan dana tersebut untuk hal yang lebih baik.

"Kami harus beralih memprioritaskan anggaran kami," kata Ramaphosa kepada para jurnalis di Pretoria, seraya menambahkan bahwa tidak ada ruang untuk meningkatkan belanja atau pinjaman.

Dia mengatakan "pendanaan baru di tingkat proyek dan pengeluaran yang diprioritaskan" sebesar 50 miliar rand (Rp 51,5 triliun) akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Pemerintah juga akan meluncurkan pendanaan infrastruktur "jangka menengah" sebesar 400 juta rand, dilansir dari Reuters.

"Elemen pusat dari stimulus perekonomian dan rencana pemulihan adalah kembali memprioritaskan pengeluaran untuk aktivitas-aktivitas yang memiliki dampak ekonomi besar," katanya.

Ketika dia menggeser Jacob Zuma, yang masa jabatannya tercemar oleh skandal, pada bulan Februari, Ramaphosa mempertaruhkan reputasi kebangkitan ekonominya dan menerima sambutan hangat dari para investor. Hal itu sebagian disebabkan oleh hubungan kuat yang dia miliki dengan komunitas bisnis.

Namun karena kinerjanya datar selama satu dekade, negara Afrika yang paling terindustrialisasi itu terus terperosok di kuartal kedua dengan memasuki masa resesi untuk pertama kalinya sejak 2009. Sementara itu, nilai tukar rand telah melemah.

Mata uang lokal sedikit memperpanjang kenaikannya setelah pidato Ramaphosa, kemudian kembali diperdagangkan 0,31% lebih kuat terhadap dolar.

Beberapa analis tidak puas dengan rencana stimulus itu.

"Ini adalah pidato politik. Hanya ada sangat sedikit ekonomi di dalamnya," kata Nic Borain, analis politik independen.

"Itu adalah tindakan penyeimbang, meski pasar dan pengamat lainnya akan mencari sesuatu yang lebih tegas. Rincian nyatanya akan muncul di anggaran Nene di bulan Oktober," merujuk pada Nhlanhla Nene, Menteri Keuangan Afrika Selatan.

Warren Landgridge, trader gandum di Riddermark Capital, mengatakan berinvestasi di pertanian akan menjadi langkah yang bagus.

"Itu hanya akan menguntungkan negara untuk jangka panjang jika uang bisa dialokasikan guna membantu dan melengkapi petani," katanya

Pertumbuhan lambat, pengangguran tinggi

Ramaphosa mengatakan pendanaan infrastruktur akan menarik pembiayaan dari institusi dan bank pembangunan, bank swasta dan sektor swasta, serta investor biasa.

Dalam acara yang sama Nene berkata pendanaan sebesar 50 miliar rand itu akan didatangkan dari program pemerintah yang kurang bekerja dengan baik. Dia tidak memberi rincian dan belum jelas berapa banyak uang yang akan diperoleh pendanaan baru itu, serta berapa banyak yang akan digeser ke proyek-proyek lainnya.

Afrika Selatan memerlukan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat guna mengurangi tingkat pengangguran 27% dan mengentaskan kemiskinan serta ketidaksetaraan, yang memicu ketidakstabilan menjelang pemilu nasional tahun depan.

Bank sentral pada hari Kamis (20/9/2018) juga memangkas proyeksi produk domestik bruto (PDB) tahun 2018 dan mengatakan ada sedikit pelonggaran kebijakan moneter guna mendorong ekonomi tumbuh di atas angka pertumbuhan baru. Sementara proyeksi untuk inflasi menurun.

Reformasi kepemilikan lahan dan tambang yang diatur Ramaphosa juga membuat para investor terkesima. Setelah reli awal menyusul terpilihnya dia sebagai pemimpin Partai ANC di bulan Desember dan presiden negara di bulan Februari, kepercayaan bisnis telah goyah.

Ramaphosa mengatakan ekonomi negara akan lebih kuat dengan langkah-langkah yang dia umumkan hari Jumat.

"Tantangan ekonomi kami besar dan kesulitan kami parah. Pada akhirnya [kami] akan mengambil upaya tidak biasa dan mereka akan membutuhkan beberapa waktu," katanya. "Selama beberapa tahun, ekonomi kami tidak tumbuh dengan kecepatan yang kami perlukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup."


(hps) Next Article IMF Sudah Sentil Afsel, Indonesia Masih Aman Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular