
RI Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Beras Sendiri, Ini Alasannya!
Samuel Pablo & Exist In Exist, CNBC Indonesia
14 September 2018 09:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan tanpa adanya beras impor maka Indonesia akan kekurangan pangan yang kemudian mengancam timbulnya situasi chaos atau kacau balau.
Saat berkunjung ke kantor Transmedia, Mendag mengungkapkan mengapa Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris bisa kekurangan bahan makanan pokok yaitu beras.
"Saya ingin menyampaikan alasan di balik impor beras, serta mekanisme dan prosesnya," ujar dia, Kamis (13/9/2018).
Berdasarkan sejarah, kata dia, Indonesia hanya satu periode di zaman Orde Baru bisa mewujudkan swasembada beras.
Mendang mengemukakan alasan mengapa RI kini sulit memenuhi kebutuhan berasnya adalah: kurangnya lahan pertanian.
Menurutnya, konversi lahan pertanian menjadi lahan perkotaan itu jauh lebih cepat dibandingkan dengan penciptaan sawah baru.
"Ambil contoh: BSD awal, 6 ribu hektar itu adalah sawah teknis. [Lalu] saya ikut berdosa, 350 hektar punya saya di Kemang Pratama [sebelumnya] adalah sawah, itu pada zaman dulu.
"Kemudian Grand Wisata 2 ribu ha [sebelumnya sawah], itu tidaklah mudah. Kendal, yang dibuat bersama dengan Pemerintah Singapore, itu sawah. Kemudian Kertajati, Majalengka, itu sawah. Ini fakta yg ada," kata dia.
Dia mengatakan jika saat ini melihat foto satelit, akan terlihat luas sebenarnya sawah-sawah di Indonesia.
Selain persoalan kurangnya lahan sawah, Enggar juga menyebut faktor cuaca membuat RI kesulitan memenuhi kebutuhan beras.
"Kemudian terakhir ini kalau kita lihat, begitu kekeringan yang terjadi El Nino ini, dan BMKG sudah mengumumkan, perkiraan sampai Desember kemarau panjang. Jangankan untuk pengairan, untuk minum saja susah," jelasnya.
Jika kemarau sampai Desember, maka kemungkinan panen akan mundur menjadi Maret dan April.
Enggar menuturkan memang ada daerah yang tidak kekeringan, namun daerah itu tak akan mampu mengisi kekosongan beras di lokasi lain.
"Contohnya di Sulsel, dia masih OK sampai sekarang. Tetapi apakah Sidrap itu mampu untuk mengisi? Tidak mampu. Indramayu, Cirebon, Karawang itu sentra untuk Jawa Barat, kemudian Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Yang ini juga terlanda kekeringan."
(ray/ray) Next Article Penampakan Beras Impor di Gudang Bulog
Saat berkunjung ke kantor Transmedia, Mendag mengungkapkan mengapa Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris bisa kekurangan bahan makanan pokok yaitu beras.
"Saya ingin menyampaikan alasan di balik impor beras, serta mekanisme dan prosesnya," ujar dia, Kamis (13/9/2018).
Mendang mengemukakan alasan mengapa RI kini sulit memenuhi kebutuhan berasnya adalah: kurangnya lahan pertanian.
Menurutnya, konversi lahan pertanian menjadi lahan perkotaan itu jauh lebih cepat dibandingkan dengan penciptaan sawah baru.
"Ambil contoh: BSD awal, 6 ribu hektar itu adalah sawah teknis. [Lalu] saya ikut berdosa, 350 hektar punya saya di Kemang Pratama [sebelumnya] adalah sawah, itu pada zaman dulu.
"Kemudian Grand Wisata 2 ribu ha [sebelumnya sawah], itu tidaklah mudah. Kendal, yang dibuat bersama dengan Pemerintah Singapore, itu sawah. Kemudian Kertajati, Majalengka, itu sawah. Ini fakta yg ada," kata dia.
Dia mengatakan jika saat ini melihat foto satelit, akan terlihat luas sebenarnya sawah-sawah di Indonesia.
Selain persoalan kurangnya lahan sawah, Enggar juga menyebut faktor cuaca membuat RI kesulitan memenuhi kebutuhan beras.
"Kemudian terakhir ini kalau kita lihat, begitu kekeringan yang terjadi El Nino ini, dan BMKG sudah mengumumkan, perkiraan sampai Desember kemarau panjang. Jangankan untuk pengairan, untuk minum saja susah," jelasnya.
Jika kemarau sampai Desember, maka kemungkinan panen akan mundur menjadi Maret dan April.
Enggar menuturkan memang ada daerah yang tidak kekeringan, namun daerah itu tak akan mampu mengisi kekosongan beras di lokasi lain.
"Contohnya di Sulsel, dia masih OK sampai sekarang. Tetapi apakah Sidrap itu mampu untuk mengisi? Tidak mampu. Indramayu, Cirebon, Karawang itu sentra untuk Jawa Barat, kemudian Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Yang ini juga terlanda kekeringan."
(ray/ray) Next Article Penampakan Beras Impor di Gudang Bulog
Most Popular