Internasional
Venezuela Krisis, Presidennya ke China untuk Cari Utangan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 September 2018 11:45

Caracas, CNBC Indonesia - Presiden Venezuela Nicolas Maduro melakukan perjalanan ke China untuk membahas perjanjian ekonomi. Pasalnya Venezuela yang tengah dilanda krisis itu berusaha meyakinkan pemodal utama Asia untuk mencairkan pinjaman baru.
"Saya akan pergi dengan harapan besar dan kita akan bertemu lagi dalam beberapa hari dengan prestasi besar," kata Maduro hari Rabu (13/9/2018) seperti dilansir Reuters.
Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi permintaan untuk komentar. Kementerian Luar Negeri China, dalam pernyataan singkat yang disiarkan oleh kantor berita resmi Xinhua, mengatakan Maduro akan berkunjung dari Kamis hingga Sabtu atas undangan Presiden Xi Jinping. Mereka juga tidak memberikan keterangan lain.
Wakil Presiden Delcy Rodriguez saat ini berada di China dan pada hari Rabu bertemu dengan Wakil Presiden China Wang Qishan, kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan singkat Rabu malam.
Kedua negara telah lama memiliki hubungan persahabatan dan kerja sama 'semakin berkembang' di semua bidang, jelas kementerian itu mengutip perkataan Wang kepada Rodriguez.
Selama lebih dari satu dekade, China telah menanamkan lebih dari US$50 miliar (sekitar Rp 719 triliun) ke Venezuela melalui perjanjian pinjaman minyak yang membantu Beijing mengamankan pasokan energi untuk ekonomi yang tumbuh cepat sambil memperkuat sekutu anti-Washington di Amerika Latin.
Namun, aliran uang tunai terhenti hampir tiga tahun lalu karena Venezuela meminta perubahan persyaratan pembayaran akibat jatuhnya harga minyak dan penurunan output minyak mentah, yang menjerumuskan ekonomi negara ke dalam hiperinflasi.
Menteri Keuangan Venezuela pada bulan Juli mengatakan akan menerima US$250 juta dari China Development Bank untuk meningkatkan produksi minyak tetapi tidak memberikan rincian. Venezuela sebelumnya menerima pinjaman US$5 miliar dari China untuk sektor minyaknya, tetapi belum menerima seluruh jumlah tersebut.
Konsultan lokal Asdrubal Oliveros, yang melacak pinjaman China secara ketat, mengatakan pada hari Rabu Venezuela hampir memperoleh pinjaman baru senilai US$5 miliar untuk membiayai proyek-proyek minyak.
(dru) Next Article Venezuela Perkuat Hubungan Bilateral Dengan Rusia
"Saya akan pergi dengan harapan besar dan kita akan bertemu lagi dalam beberapa hari dengan prestasi besar," kata Maduro hari Rabu (13/9/2018) seperti dilansir Reuters.
Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi permintaan untuk komentar. Kementerian Luar Negeri China, dalam pernyataan singkat yang disiarkan oleh kantor berita resmi Xinhua, mengatakan Maduro akan berkunjung dari Kamis hingga Sabtu atas undangan Presiden Xi Jinping. Mereka juga tidak memberikan keterangan lain.
![]() |
Wakil Presiden Delcy Rodriguez saat ini berada di China dan pada hari Rabu bertemu dengan Wakil Presiden China Wang Qishan, kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan singkat Rabu malam.
Kedua negara telah lama memiliki hubungan persahabatan dan kerja sama 'semakin berkembang' di semua bidang, jelas kementerian itu mengutip perkataan Wang kepada Rodriguez.
Selama lebih dari satu dekade, China telah menanamkan lebih dari US$50 miliar (sekitar Rp 719 triliun) ke Venezuela melalui perjanjian pinjaman minyak yang membantu Beijing mengamankan pasokan energi untuk ekonomi yang tumbuh cepat sambil memperkuat sekutu anti-Washington di Amerika Latin.
Menteri Keuangan Venezuela pada bulan Juli mengatakan akan menerima US$250 juta dari China Development Bank untuk meningkatkan produksi minyak tetapi tidak memberikan rincian. Venezuela sebelumnya menerima pinjaman US$5 miliar dari China untuk sektor minyaknya, tetapi belum menerima seluruh jumlah tersebut.
Konsultan lokal Asdrubal Oliveros, yang melacak pinjaman China secara ketat, mengatakan pada hari Rabu Venezuela hampir memperoleh pinjaman baru senilai US$5 miliar untuk membiayai proyek-proyek minyak.
Beijing sedang menunggu Maduro mengumumkan serangkaian tindakan ekonomi, termasuk devaluasi yang curam dan kontrol mata uang yang lebih fleksibel, sebelum mencairkan pinjaman baru, kata Oliveros.
(dru) Next Article Venezuela Perkuat Hubungan Bilateral Dengan Rusia
Most Popular