
Rachmat Gobel: Pelemahan Rupiah Momentum Genjot Ekspor
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
08 September 2018 15:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi importir, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jelas menjadi beban. Namun bagi eksportir, depresiasi mata uang Garuda seharusnya bisa dimanfaatkan.
Presiden Komisaris Grup Panasonic Gobel, Rachmat Gobel memandang, pelemahan nilai tukar rupiah menjadi momentum tepat untuk membangkitkan ekspor nasional.
"Pengalaman saya, ini momentum mendorong ekspor. Karena ini bukan hal baru. Bagi saya, ini peluang bukan ancaman," kata Rachmat, dalam sebuah diskusi, Sabtu (8/9/2018).
Menurutnya, kualitas produk Indonesia, terutama yang diproduksi oleh kalangan usaha mikro kecil dan menengah tidak kalah dibandingkan produk-produk negara lainnya.
Ekspor yang menggeliat, secara tidak langsung akan membantu nilai tukar rupiah tidak terlalu rentan terhadap gejolak ekonomi global. Pasalnya, devisa hasil ekspor bersifat jangka panjang.
"Tentu untuk bisa mendorong ekspor, hambatan-hambatan para pengusaha harus diselesaikanm" katanya.
Hal senada dikemukakan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution. Namun bagi Anwar, perlu langkah kebijakan jangka pendek sebelum menggeliatkan ekspor.
Pasalnya, upaya meningkatkan ekspor tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek. "Yang harus dilakukan itu capital control. Paksa para eksportir taruh uang sementara di Indonesia," tegas Anwar.
(hps) Next Article RI Cuan Dagang dengan AS, Filipina, dan India
Presiden Komisaris Grup Panasonic Gobel, Rachmat Gobel memandang, pelemahan nilai tukar rupiah menjadi momentum tepat untuk membangkitkan ekspor nasional.
"Pengalaman saya, ini momentum mendorong ekspor. Karena ini bukan hal baru. Bagi saya, ini peluang bukan ancaman," kata Rachmat, dalam sebuah diskusi, Sabtu (8/9/2018).
Ekspor yang menggeliat, secara tidak langsung akan membantu nilai tukar rupiah tidak terlalu rentan terhadap gejolak ekonomi global. Pasalnya, devisa hasil ekspor bersifat jangka panjang.
"Tentu untuk bisa mendorong ekspor, hambatan-hambatan para pengusaha harus diselesaikanm" katanya.
Hal senada dikemukakan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution. Namun bagi Anwar, perlu langkah kebijakan jangka pendek sebelum menggeliatkan ekspor.
Pasalnya, upaya meningkatkan ekspor tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek. "Yang harus dilakukan itu capital control. Paksa para eksportir taruh uang sementara di Indonesia," tegas Anwar.
(hps) Next Article RI Cuan Dagang dengan AS, Filipina, dan India
Most Popular