Malaysia-Singapura Sepakat Tunda Proyek Kereta Cepat 2 Tahun

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
05 September 2018 20:45
Malaysia dan Singapura telah bersepakat tunda proyek kereta cepat.
Foto: The Star
Putrajaya, CNBC Indonesia - Malaysia mencapai kesepakatan untuk menunda pembangunan kereta cepat dengan Singapura karena keterbatasan anggaran, Rabu (5/9/2018).

Nasib keberlangsungan proyek kereta cepat itu telah diragukan sejak Mei ketika Mahathir Mohamad baru terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia. Sejak terpilih, Mahatir langsung mengumumkan rencana untuk meninjau proyek-proyek infrastruktur besar yang disetujui oleh pendahulunya yang terkena skandal.

Mahathir mengatakan hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengurangi utang negara.

Menteri Ekonomi Malaysia, Azmin Ali dan Menteri Transportasi Singapura, Khaw Boon Wan sudah menandatangi penukaran dokumen kesepakatan hukum yang diubah pada upacara di Putrajaya.

Malaysia-Singapura menyatakan proyek itu akan ditunda hingga akhir Mei 2020, dengan rencana untuk meluncurkan layanan pada 1 Januari 2031.

Selama masa penundaan, kedua negara akan "terus membahas jalan terbaik di masa depan" untuk proyek dengan tujuan mengurangi biaya, tambah pernyataan itu. Tender internasional yang sedang berlangsung untuk proyek ini juga akan dibatalkan, katanya.

Azmin mengatakan Kuala Lumpur akan membayar Singapura sekitar US$10,8 juta (Rp 161 miliar) untuk penundaan proyek tersebut.

Jika Malaysia memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek pada akhir masa penundaan. Maka negara itu akan menanggung biaya yang lebih tinggi dari kesepakatan yang dikeluarkan oleh Singapura, kata pernyataan itu.

Menteri Transportasi Singapura, Khaw menggambarkan kesepakatan baru itu sebagai "kesepakatan yang adil" dan mengatakan: "Pada akhir Mei 2020, kami berharap untuk melanjutkan pembangunan kereta api berkecepatan tinggi."

Jaringan kereta api 350 kilometer tersebut diperkirakan akan memangkas waktu perjalanan antara Singapura dan ibukota Malaysia, Kuala Lumpur menjadi 90 menit. Saat ini, perjalanan dapat ditempuh dalam empat jam atau lebih jika menggunakan mobil.

Rencana Mahathir untuk membatalkan proyek itu membuat Singapura khawatir. Para pengamat juga telah bertanya-tanya apakah pemilihan yang memenangkan pria berusia 93 tahun itu akan mengganggu hubungan antara Malaysia dengan Singapura.

Sebelumnya, Malaysia juga telah menangguhkan tiga proyek besar bernilai miliaran dolar yang didukung China. Termasuk program sambungan kereta api yang akan berjalan dari perbatasan Thailand ke Kuala Lumpur, untuk memotong utang besar negara itu lebih dari US$251 miliar.
(hps) Next Article Potret Kepanikan Saat Kereta Penuh Penumpang Dibakar di Seoul

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular