
RI Tawarkan Banyak Proyek Strategis di KTT One Belt One Road
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
05 September 2018 14:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia akan menawarkan banyak proyek strategis dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) pada Oktober mendatang yang diinisiasikan China.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, bulan ini pemerintah akan melakukan penandatangan awal dengan China untuk menentukan proyek mana saja yang akan digarap bersama. Tetapi nantinya proyek yang ditawarkan juga kepada negara lain yang berminat saat pelaksanaan OBOR.
"Kita akan MoU bulan ini. Joint promoting (dengan China)," ujarnya di Ruang Rapat Banggar, Rabu (5/9/2018).
Menurutnya, nantinya satu proyek bisa digarap bersama beberapa negara, tidak hanya China sehingga semua negara lain yang ingin masuk dan menggarap bersama bisa masuk. Jadi, Luhut membantah jika ada yang menyatakan bahwa Indonesia hanya menjual proyek ke China saja.
"Kita tawarkan kemana mana saja, tapi masuk dalam empat kriteria," jelasnya.
Namun, dia menekankan ada syarat untuk masuk ke Proyek-proyek RI. Pertama, harus memakai teknologi yang dibawa.
Kedua, buruh yang dipekerjakan paling banyak harus dari Indonesia. Lalu ketiga, jika tidak tersedia buruh dari Indonesia maka bisa membawa buruh dari luar dan diberikan waktu selama 2-3 tahun dan keempat, harus bersedia membangun lembaga pendidikan untuk pekerja asal Indonesia.
"Contohnya, Morowali. Kita enggak pernah jual 15 proyek ke China. Kita tawarkan ke mana saja kok. Kita enggak pernah kasih ke satu tempat saja, asalkan penuhi empat syarat itu," tegasnya.
(ray) Next Article Mobil Listrik China BYD Sebentar Lagi Masuk RI, Ini Tampangnya!
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, bulan ini pemerintah akan melakukan penandatangan awal dengan China untuk menentukan proyek mana saja yang akan digarap bersama. Tetapi nantinya proyek yang ditawarkan juga kepada negara lain yang berminat saat pelaksanaan OBOR.
"Kita akan MoU bulan ini. Joint promoting (dengan China)," ujarnya di Ruang Rapat Banggar, Rabu (5/9/2018).
Menurutnya, nantinya satu proyek bisa digarap bersama beberapa negara, tidak hanya China sehingga semua negara lain yang ingin masuk dan menggarap bersama bisa masuk. Jadi, Luhut membantah jika ada yang menyatakan bahwa Indonesia hanya menjual proyek ke China saja.
"Kita tawarkan kemana mana saja, tapi masuk dalam empat kriteria," jelasnya.
Namun, dia menekankan ada syarat untuk masuk ke Proyek-proyek RI. Pertama, harus memakai teknologi yang dibawa.
Kedua, buruh yang dipekerjakan paling banyak harus dari Indonesia. Lalu ketiga, jika tidak tersedia buruh dari Indonesia maka bisa membawa buruh dari luar dan diberikan waktu selama 2-3 tahun dan keempat, harus bersedia membangun lembaga pendidikan untuk pekerja asal Indonesia.
"Contohnya, Morowali. Kita enggak pernah jual 15 proyek ke China. Kita tawarkan ke mana saja kok. Kita enggak pernah kasih ke satu tempat saja, asalkan penuhi empat syarat itu," tegasnya.
(ray) Next Article Mobil Listrik China BYD Sebentar Lagi Masuk RI, Ini Tampangnya!
Most Popular