
RI Kaji Hambat Impor Mobil CBU, Ini Kata Gaikindo
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 September 2018 10:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Mobil yang diimpor secara utuh (completely built-up/CBU) kemungkinan akan dihambat untuk masuk ke Indonesia.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto, mengatakan jika memang pemerintah memutuskan untuk menghambat impor mobil CBU maka industri harusnya diajak ikut membahas.
"Kita harus jelas dulu, yang dimaksud mobil mewah itu yang mana? Dari harganya, atau dari apanya?" kata dia, Senin (3/9/2018).
Dia mengungkapkan pasar mobil yang memiliki harga tinggi sangat tersegmentasi saekali.
"Lalu, pasar mobil yang harganya mahal kan cuma kecil sekali," ujar Jongkie.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai 10 jenis impor mobil CBU pada Januari-Juni 2018 meningkat 4,83% menjadi US$ 255,21 juta, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$ 243,45 juta.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan agar Indonesia menghentikan impor mobil-mobil mewah seperti Ferrari dan Lamborghini, serta mobil lain berkapasitas mesin di atas 3.000 cc.
Hal ini, katanya, sebagai bagian dari upaya pemerintah agar impor barang-barang mewah dikurangi.
"Kita sekarang berusaha misalnya mengurangi luxuries (kemewahan), proyek infrastruktur itu komponennya jangan diimpor semua. Yang banyak itu listrik, itu banyak komponen impornya hampir seluruhnya. Saya malah mengusulkan sudah kita hentikan impor mobil yang di atas 3.000 cc."
"Tak usah impor Ferrari, tak usah impor Lamborghini. Contohnya macam-macam itu supaya mengurangi faktor-faktor impor tadi," kata dia.
Derasnya impor menjadi biang kerok melebarnya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang kemudian berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah.
Untuk menyelamatkan rupiah, pemerintah sedang berupaya untuk CAD ini dengan menghambat impor.
(ray/ray) Next Article Rupa Demi Rupa Impor Air yang Dilakukan oleh Indonesia
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto, mengatakan jika memang pemerintah memutuskan untuk menghambat impor mobil CBU maka industri harusnya diajak ikut membahas.
"Kita harus jelas dulu, yang dimaksud mobil mewah itu yang mana? Dari harganya, atau dari apanya?" kata dia, Senin (3/9/2018).
"Lalu, pasar mobil yang harganya mahal kan cuma kecil sekali," ujar Jongkie.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai 10 jenis impor mobil CBU pada Januari-Juni 2018 meningkat 4,83% menjadi US$ 255,21 juta, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$ 243,45 juta.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan agar Indonesia menghentikan impor mobil-mobil mewah seperti Ferrari dan Lamborghini, serta mobil lain berkapasitas mesin di atas 3.000 cc.
Hal ini, katanya, sebagai bagian dari upaya pemerintah agar impor barang-barang mewah dikurangi.
"Kita sekarang berusaha misalnya mengurangi luxuries (kemewahan), proyek infrastruktur itu komponennya jangan diimpor semua. Yang banyak itu listrik, itu banyak komponen impornya hampir seluruhnya. Saya malah mengusulkan sudah kita hentikan impor mobil yang di atas 3.000 cc."
"Tak usah impor Ferrari, tak usah impor Lamborghini. Contohnya macam-macam itu supaya mengurangi faktor-faktor impor tadi," kata dia.
Derasnya impor menjadi biang kerok melebarnya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang kemudian berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah.
Untuk menyelamatkan rupiah, pemerintah sedang berupaya untuk CAD ini dengan menghambat impor.
(ray/ray) Next Article Rupa Demi Rupa Impor Air yang Dilakukan oleh Indonesia
Most Popular