
Tak Tahan Rupiah Turun Terus, Harga Mobil Naik Mulai 3%
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
31 August 2018 13:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah hari ini melemah hingga ke level Rp 14.700/US$. Hal ini membuat industri otomotif bersiap menaikkan harga jual hingga 3%.
Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia (HMI), Mukiat Sutikno mengatakan pergerakan dolar AS terlalu kuat sekali terhadap seluruh mata uang asing, tidak terkecuali rupiah.
"Ibaratnya seperti lari marathon dikejar singa," ujar Mukiat kepada CNBC Indonesia, Jumat (31/8/2018).
Dia pun mengakui, mau tidak mau perusahaan harus menaikkan harga jual mobil secara progresif. Dia mengatakan kenaikan harga jual akan dilakukan secara berkala dan diperkirakan di kisaran 2-3%. Saat ini, pihak HMI masih mengkaji besarannya.
"Belum dinaikkan. Baru akan. Nantinya berkala jadi mungkin 2-3% dulu terus baru kemudian nanti dinaikkan lagi," jelasnya.
Pria yang sudah malang melintang di banyak ATPM (agen tunggal pemegang merk) otomotif di tanah air ini mengatakan, kenaikan tadi kemungkinan diterapkan pada varian yang diimpor secara utuh (completely built up/CBU) dari Korea, seperti Santa Fe.
Adapun bagi varian MPV yang diproduksi di dalam negeri, yakni H1, kenaikan harganya mungkin lebih sedikit.
"H1 kena dampak juga tapi tidak sebesar CBU yang langsung full Impact," ujarnya.
Seperti diketahui, mayoritas produk Hyundai yang dijual di Indonesia masih diimpor secara CBU. Hanya Hyundai H1 yang telah diproduksi di pabrik perakitan Hyundai di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Sementara itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto secara tersirat mengungkapkan bahwa kebijakan untuk menaikan harga jual atau meningkatkan efisiensi produksi sepenuhnya merupakan domain ATPM masing-masing.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT. HMI ini pun berharap penguatan dolar AS tidak berlangsung lama dan dapat segera normal serta stabil kembali.
"Para APM tentunya sudah bisa memprediksi serta mengatur strategi bisnisnya masing-masing. Mudah-mudahan penguatan US$ ini tidak terlalu lama dan bisa normal & stabil kembali," katanya.
(ray/ray) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800
Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia (HMI), Mukiat Sutikno mengatakan pergerakan dolar AS terlalu kuat sekali terhadap seluruh mata uang asing, tidak terkecuali rupiah.
"Ibaratnya seperti lari marathon dikejar singa," ujar Mukiat kepada CNBC Indonesia, Jumat (31/8/2018).
"Belum dinaikkan. Baru akan. Nantinya berkala jadi mungkin 2-3% dulu terus baru kemudian nanti dinaikkan lagi," jelasnya.
![]() |
Pria yang sudah malang melintang di banyak ATPM (agen tunggal pemegang merk) otomotif di tanah air ini mengatakan, kenaikan tadi kemungkinan diterapkan pada varian yang diimpor secara utuh (completely built up/CBU) dari Korea, seperti Santa Fe.
Adapun bagi varian MPV yang diproduksi di dalam negeri, yakni H1, kenaikan harganya mungkin lebih sedikit.
"H1 kena dampak juga tapi tidak sebesar CBU yang langsung full Impact," ujarnya.
Seperti diketahui, mayoritas produk Hyundai yang dijual di Indonesia masih diimpor secara CBU. Hanya Hyundai H1 yang telah diproduksi di pabrik perakitan Hyundai di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Sementara itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto secara tersirat mengungkapkan bahwa kebijakan untuk menaikan harga jual atau meningkatkan efisiensi produksi sepenuhnya merupakan domain ATPM masing-masing.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT. HMI ini pun berharap penguatan dolar AS tidak berlangsung lama dan dapat segera normal serta stabil kembali.
"Para APM tentunya sudah bisa memprediksi serta mengatur strategi bisnisnya masing-masing. Mudah-mudahan penguatan US$ ini tidak terlalu lama dan bisa normal & stabil kembali," katanya.
(ray/ray) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800
Most Popular