Dimotori Perundingan AS-Kanada, Bursa Saham Asia Dibuka Naik

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 August 2018 09:15
Bursa saham Asia mayoritas dibuka menguat.
Foto: REUTERS/Thomas Peter
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,75%, indeks Strait Times naik 0,1%, indeks Hang Seng naik 0,41%, dan indeks Kospi naik 0,18%.

Optimisme bahwa AS dan Kanada bisa segera mencapai kesepakatan terkait dengan perubahan North American Free Trade Agreement (NAFTA) membuat investor bersemangat untuk memburu instrumen berisiko seperti saham.

Kesepakatan diperkirakan terjadi paling lambat akhir pekan ini.

"Mereka (Kanada) ingin mencapai kesepakatan, saya memberi waktu sampai Jumat dan sepertinya berjalan sesuai harapan. Kita lihat saja apa yang akan terjadi, tetapi dalam segala hal semuanya berjalan dengan sangat baik," kata Presiden Trump, mengutip Reuters.

Optimisme juga merebak di kubu Kanada. PM Trudeau yakin bisa mencapai kesepakatan dengan Negeri Paman Sam pada pekan ini. Namun, Trudeau menekankan bahwa kepentingan Kanada harus terlindungi.

"Kami melihat bahwa ada kemungkinan untuk ke sana (tercapainya kesepakatan) pada Jumat, tetapi itu baru kemungkinan karena kami akan melihat pada akhirnya apakah ada keuntungan bagi Kanada atau tidak. Tidak ada kesepakatan NAFTA lebih baik daripada kesepakatan NAFTA yang buruk," tegasnya, dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, AS telah berhasil mencapai kesepakatan dengan Meksiko terkait perubahan NAFTA. Salah satu poin kesepakatan AS-Meksiko adalah di sektor otomotif. Kandungan dalam negeri dalam produk otomotif dinaikkan dari 62,5% menjadi 75%. Ini akan menggairahkan produksi otomotif di kedua negara.

Namun, perdagangan hari ini bukan tanpa risiko. Kemarin (29/8/2018), Kementerian Pedagangan AS merilis pembacaan kedua atas pertumbuhan ekonomi periode kuartal-II 2018 di level 4,2% QoQ (annualized). Posisi ini lebih tinggi dibandingkan pembacaan pertama yang sebesar 4,1%, serta merupakan laju tercepat sejak 2014.

Akibatnya, pelaku pasar semakin dibuat yakin bahwa the Federal Reserve akan mengerek suku bunga acuan hingga 4 kali sepanjang tahun ini. Ditengah isu perang dagang yang belum sepenuhnya reda, kenaikan suku bunga acuan yang kelewat agresif ditakutkan bisa 'mematikan' perekonomian Negeri Paman Sam.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ray/ray) Next Article Bursa Saham Tokyo Ditutup Naik 0,26%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular