
Dari CAD Sampai Turki, Ini Pidato Jokowi di Depan Konglomerat
Arys Aditya, CNBC Indonesia
28 August 2018 10:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo kemarin, Senin (27/8/2018), mengundang para konglomerat junior yang merupakan generasi penerus grup konglomerasi raksasa di Indonesia.
Di hadapan mereka, Jokowi berbicara tentang perekonomian mulai dari tantangan hingga peluang yang ada.
Berikut pidato Jokowi di hadapan para konglomerat muda.
Kalau dulu orang berbicara takut pada perang dagang China-Amerika, sekarang tambah lagi dengan urusan Turki dan gak tahu ada kepastian apa lagi yang menyebabkan ekonomi dunia semakin tidak menentu.
Dan, terakhir waktu saya ketemu presiden Bank Dunia, Presiden Kim, saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi.
Ya artinya, menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki. Saya kira sekarang problem terbesar kita masih ada di defisit transaksi berjalan, current account deficit, ini memang sudah lama sekali yang tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus di sana, termasuk terutama juga di neraca perdagangan dan kedua, keseimbangan primer, saya kira kalau kita bisa menyelesaikan ini dalam, saya yakin dalam setahun ini, saya yakin kita bisa selesaikan.
Ternyata, banyak hal belum kita lakukan kalau kita lihat secara detail misalnya transaksi berjalan, contoh saja yang kita hitung. B20, biodiesel 20, kalau bs berjalan itu pertama karena harga naik dapat 6 miliar, volume naik juga dapat 5 miliar, dari 1 hal dapat 11.
Hal-hal seperti ini yang nggak pernah kita hitung secara detail tapi yang lain-lain juga sama, jadi kita nggak konsentrasi ke misalnya pariwisata.
Begitu kita konsentrasi ke pariwisata nyatanya saya kira akhir tahun ini 17 juta bisa kita capai, thailand bisa 34, bisa, kenapa kita nggak bisa paling tidak menyamai mereka. Saya kira kita juga mampu.
Ini memang harus detail, produk diperbaiki..... Dan saya kira ini menjadi PR kita bersama, baik di Kadin Pusat maupun di daerah bahwa masih banyak sekali peluang-peluang untuk perbaikan-perbaikan kita lakukan, tapi intinya kita ingin tidak melulu konsentrasi pada pertumbuhan ekonomi, tapi yang lebih penting menurut saya kualitas pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Jangan sampai kita ini ekonominya tumbuh tapi dari konsumsi, menurut saya, sejak awal.... Ini harus dibalik hilirasasi, industrialisasi, produktivitas, ini memang harus betul-betul dibalikkan.
Adapun Jokowi menyampaikan hal itu di depan para konglomerat, termasuk generasi kedua dan ketiga penerus bisnis konglomerasi di RI. Berikut daftar lengkap konglomerat yang hadir:
Berikut daftar konglomerat muda yang diundang oleh Presiden Jokowi:
1. Rosan P. Roeslani, Ketua Umum Kadin Indoensia
2. Garibaldi Thohir (Adaro)
3. Anindya N. Bakrie (Bakrie Group)
4. Muki Hamami (Trakindo Utama)
5. Martin Hartono (PT Djarum)
6. Anthony Pradiptya (Plug and play)
7. Axton Salim (Salim Group)
8. Michael Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya)
9. Michael Widjaja (sinarmas)
10. Budi Susanto (Alfamart)
11. Arini Sarraswati Subianto (persada capital investama)
12. Arif Patrick Rachmat (Triputra Agro Persada)
13. Arif Suherman (cineplex)
14. Richard Halim Kusuma (Agung Sedayu Group)
15. Pandu Patria Sjahrir (Toba Bara)
16. John Riady (Lippo Group)
17. Alvin Sariaatmadja (Emtek)
18. Anderson tanoto (Royal Golden Eagle)
19. Yaser Raimi Arifin Panigoro (Medco Group)
20. Jonathan Tahir (Mayapada)
21. Ivan batubara (Ketua Umum Kadin Sumatera Utara)
22. Dayang Donna Farouk (Ketua Umum Kadin Kaltim)
23. Arus Abdul Karim (Ketua Umum Kadin Sulawesi Tengah)
24. Kukrit Suryo Wicaksono (Ketua umum Kadin Jawa Tengah)
25. Gandi Sulistiyanto Soeherman (Sinarmas)
26. Agus Prayoga
(ray/ray) Next Article Saat Jokowi Bertemu Suksesor 20 Grup Konglomerasi Raksasa RI
Di hadapan mereka, Jokowi berbicara tentang perekonomian mulai dari tantangan hingga peluang yang ada.
Berikut pidato Jokowi di hadapan para konglomerat muda.
![]() |
Kalau dulu orang berbicara takut pada perang dagang China-Amerika, sekarang tambah lagi dengan urusan Turki dan gak tahu ada kepastian apa lagi yang menyebabkan ekonomi dunia semakin tidak menentu.
Dan, terakhir waktu saya ketemu presiden Bank Dunia, Presiden Kim, saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi.
Ya artinya, menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki. Saya kira sekarang problem terbesar kita masih ada di defisit transaksi berjalan, current account deficit, ini memang sudah lama sekali yang tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus di sana, termasuk terutama juga di neraca perdagangan dan kedua, keseimbangan primer, saya kira kalau kita bisa menyelesaikan ini dalam, saya yakin dalam setahun ini, saya yakin kita bisa selesaikan.
Ternyata, banyak hal belum kita lakukan kalau kita lihat secara detail misalnya transaksi berjalan, contoh saja yang kita hitung. B20, biodiesel 20, kalau bs berjalan itu pertama karena harga naik dapat 6 miliar, volume naik juga dapat 5 miliar, dari 1 hal dapat 11.
Hal-hal seperti ini yang nggak pernah kita hitung secara detail tapi yang lain-lain juga sama, jadi kita nggak konsentrasi ke misalnya pariwisata.
Begitu kita konsentrasi ke pariwisata nyatanya saya kira akhir tahun ini 17 juta bisa kita capai, thailand bisa 34, bisa, kenapa kita nggak bisa paling tidak menyamai mereka. Saya kira kita juga mampu.
Ini memang harus detail, produk diperbaiki..... Dan saya kira ini menjadi PR kita bersama, baik di Kadin Pusat maupun di daerah bahwa masih banyak sekali peluang-peluang untuk perbaikan-perbaikan kita lakukan, tapi intinya kita ingin tidak melulu konsentrasi pada pertumbuhan ekonomi, tapi yang lebih penting menurut saya kualitas pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Jangan sampai kita ini ekonominya tumbuh tapi dari konsumsi, menurut saya, sejak awal.... Ini harus dibalik hilirasasi, industrialisasi, produktivitas, ini memang harus betul-betul dibalikkan.
Adapun Jokowi menyampaikan hal itu di depan para konglomerat, termasuk generasi kedua dan ketiga penerus bisnis konglomerasi di RI. Berikut daftar lengkap konglomerat yang hadir:
Berikut daftar konglomerat muda yang diundang oleh Presiden Jokowi:
1. Rosan P. Roeslani, Ketua Umum Kadin Indoensia
2. Garibaldi Thohir (Adaro)
3. Anindya N. Bakrie (Bakrie Group)
4. Muki Hamami (Trakindo Utama)
5. Martin Hartono (PT Djarum)
6. Anthony Pradiptya (Plug and play)
7. Axton Salim (Salim Group)
8. Michael Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya)
9. Michael Widjaja (sinarmas)
10. Budi Susanto (Alfamart)
11. Arini Sarraswati Subianto (persada capital investama)
12. Arif Patrick Rachmat (Triputra Agro Persada)
13. Arif Suherman (cineplex)
14. Richard Halim Kusuma (Agung Sedayu Group)
15. Pandu Patria Sjahrir (Toba Bara)
16. John Riady (Lippo Group)
17. Alvin Sariaatmadja (Emtek)
18. Anderson tanoto (Royal Golden Eagle)
19. Yaser Raimi Arifin Panigoro (Medco Group)
20. Jonathan Tahir (Mayapada)
21. Ivan batubara (Ketua Umum Kadin Sumatera Utara)
22. Dayang Donna Farouk (Ketua Umum Kadin Kaltim)
23. Arus Abdul Karim (Ketua Umum Kadin Sulawesi Tengah)
24. Kukrit Suryo Wicaksono (Ketua umum Kadin Jawa Tengah)
25. Gandi Sulistiyanto Soeherman (Sinarmas)
26. Agus Prayoga
![]() |
(ray/ray) Next Article Saat Jokowi Bertemu Suksesor 20 Grup Konglomerasi Raksasa RI
Most Popular