Utang Era SBY Vs Utang Era Jokowi, Mana Paling Kredibel?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 August 2018 14:10
Utang Era SBY Vs Utang Era Jokowi, Mana Paling Kredibel?
Foto: Ilustrasi/Jokowi/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Utang negara yang makin menumpuk disebut sudah nyaris masuk dalam jebakan utang lantaran pemerintah harus berutang untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang sebelumnya.

Bahkan, tak sedikit anggota dewan yang menyebut bahwa pembayaran bunga utang di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak sebesar pemerintahan Presiden Joko WIdodo (Jokowi).

Benarkah demikian? Mari simak penjelasannya dulu.

(NEXT)



Pembayaran bunga utang adalah pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang, baik utang dalam negeri atau luar negeri yang dihitung berdasarkan porsi pinjaman dan pembayaran denda berupa imbalan bunga.

Selama Presiden SBY menjabat, total pembayaran bunga utang sejak 2009 sampai dengan September 2014 mencapai Rp 592 triliun. Bunga utang tersebut, dibayarkan pada periode kedua pemerintahan SBY.

Berdasarkan data Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), pembayaran bunga utang pada 2009 mencapai Rp 93,7 triliun, tumbuh 6,15% dari periode sama tahun lalu dari realisasi pembayaran bunga utang 2008 sebesar Rp 88,3 triliun.

Pembayaran bunga utang, sempat menurun pada 2010 menjadi Rp 88,3 triliun. Namun pada 2011 dan 2012, realisasi pembayaran bunga utang kembali naik menjadi masing-masing Rp 93,2 triliun dan Rp 100,5 triliun.

Peningkatan besaran pembayaran bunga utang pada saat itu seiring dengan peningkatan outstanding utang dari tahun ke tahun, yang konsekuensinya beban utang mengalami peningkatan.

“Realisasi pembayaran bunga utang 2012 berfluktuasi rata-rata bulanan sebesar Rp 8,38 triliun,” tulis laporan LKPP 2012, dikutip CNBC Indonesia, Senin (27/8/2018).

Kemudian pada 2013 dan hingga September 2014, pembayaran bunga utang kembali naik menjadi masing-masing Rp 113 triliun dan Rp 103,4 triliun. Dengan demikian, maka total pembayaran bunga utang mencapai Rp 592 triliun.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pertama kali menduduki kursi RI-1 pada Oktober 2014. Artinya, tongkat estafet pembayaran bunga utang di zaman SBY kembali dilanjutkan oleh Jokowi.

Pada periode September 2014 sampai akhir tahun, total bunga utang yang dibayarkan sebesar Rp 30,1 triliun. Kemudian pada 2015, bunga utang yang dibayarkan menjadi Rp 156 triliun.

Pada 2016, total realisasi pembayaran bunga utang di era Jokowi mencapai Rp 182,7 triliun atau tumbuh 17,15% dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 156 triliun.

Kemudian pada 2017, realisasi pembayaran bunga utang kembali melonjak hingga Rp 216,6 triliun atau tumbuh 18,5% dari periode sama tahun sebelumnya.

Maka total pembayaran bunga utang di era Presiden Joko Widodo sudah mencapai Rp 585,4 triliun. Total pembayaran bunga utang di sisa pemerintahan, bukan tidak mungkin akan kembali meningkat.

Pada tahun ini, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk membayar bunga utang sebesar Rp 238,6 triliun, di mana realisasi hingga Juli 2018 mencapai Rp 146,5 triliun. Tahun depan, pemerintah memperkirakan pembayaran bunga utang mencapai Rp 275,3 triliun.

Sebagai informasi, penghitungan besaran pembayaran bunga utang tahun berjalan secara garis besar meliputi pembayaran bunga atas oustanding utang yang berasal dari akumulasi utang tahun sebelumnya.


Berikut data outstanding utang sejak 2009 sampai saat ini :

Utang 2009 Rp 1.590,7 triliun
Utang 2010 Rp 1.681,7 triliun
Utang 2011 Rp 1.808,9 triliun
Utang 2012 Rp 1.977,7 triliun
Utang 2013 Rp 2.275,5 triliun
Utang 2014 Rp 2.608,7 triliun
Utang 2015 Rp 3.165,1 triliun
Utang 2016 Rp 3.515,5 triliun
Utang 2017 Rp 3.995,1 triliun
Utang 2018 Rp 4.227,8 triliun realisasi sampai Juni


Utang Era SBY Vs Utang Era Jokowi, Mana Paling Kredibel?Foto: Arie Pratama



Next Page
Utang Era SBY
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular