Internasional
Hati-hati! Krisis Mata Uang Lira Turki Bisa Berlanjut
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 August 2018 15:40

Analis menyoroti krisis di masa lalu, seperti gejolak mata uang Asia 1997, ketika Dana Moneter Internasional (IMF) campur tangan menstabilkan baht Thailand, won Korea Selatan dan mata uang lainnya.
Bantuan IMF memang pada awalnya membantu penguatan mata uang, namun penguatan itu biasanya berlangsung "hanya beberapa hari" dan menghasilkan kerugian terus-menerus baik untuk penjual short maupun pembeli.
"Rally di valuta asing dipicu oleh intervensi IMF bukanlah awal dari reli valuta asing yang berkelanjutan. (Memang, Indonesia mendapat empat program IMF, namun, sebelum stabil.) Penyesuaian ekonomi, default, dan persyaratan IMF yang dipicu oleh devals menyebabkan gejolak politik ," Tambah Wizman.
Ketidakstabilan politik pada gilirannya "menciptakan lebih banyak ketidakpastian dan bertahan selama berbulan-bulan. Bagaimanapun, perdagangan tetap berbahaya sampai pertengahan 1998."
"Dalam berbagai kasus, lira Turki dapat bergerak naik atau turun dalam jangka pendek. Volatilitas tinggi ini akan tetap berlangsung selama satu tahun lagi di lira," katanya.
Yang pasti, volatilitas lanjutan dalam mata uang pasar berkembang tidak selalu berarti sebagai sentimen negatif (downside) untuk pasar ekuitas AS.
Nicholas Colas, pendiri riset DataTrek Research dan mantan kepala strategi pasar di Convergex Group, mengatakan dalam catatan Rabu bahwa krisis seperti itu membutuhkan waktu untuk berkembang dan pasar saham AS mungkin masih memiliki ruang untuk tumbuh sebelum muncul dampak negatif berkelanjutan.
"Sebagai kesimpulannya, ada tiga poin yang perlu diingat: Krisis pasar yang muncul membutuhkan waktu untuk berkembang, dan pada saham AS akan mengabaikan potensi dampak apa pun," tulisnya. "Ekuitas AS dapat terus mengalami reli bahkan saat krisis terjadi, asalkan tidak ada dampak negatif bagi perekonomian AS.
(roy/roy)
Bantuan IMF memang pada awalnya membantu penguatan mata uang, namun penguatan itu biasanya berlangsung "hanya beberapa hari" dan menghasilkan kerugian terus-menerus baik untuk penjual short maupun pembeli.
![]() |
"Rally di valuta asing dipicu oleh intervensi IMF bukanlah awal dari reli valuta asing yang berkelanjutan. (Memang, Indonesia mendapat empat program IMF, namun, sebelum stabil.) Penyesuaian ekonomi, default, dan persyaratan IMF yang dipicu oleh devals menyebabkan gejolak politik ," Tambah Wizman.
![]() |
Ketidakstabilan politik pada gilirannya "menciptakan lebih banyak ketidakpastian dan bertahan selama berbulan-bulan. Bagaimanapun, perdagangan tetap berbahaya sampai pertengahan 1998."
"Dalam berbagai kasus, lira Turki dapat bergerak naik atau turun dalam jangka pendek. Volatilitas tinggi ini akan tetap berlangsung selama satu tahun lagi di lira," katanya.
Yang pasti, volatilitas lanjutan dalam mata uang pasar berkembang tidak selalu berarti sebagai sentimen negatif (downside) untuk pasar ekuitas AS.
Nicholas Colas, pendiri riset DataTrek Research dan mantan kepala strategi pasar di Convergex Group, mengatakan dalam catatan Rabu bahwa krisis seperti itu membutuhkan waktu untuk berkembang dan pasar saham AS mungkin masih memiliki ruang untuk tumbuh sebelum muncul dampak negatif berkelanjutan.
"Sebagai kesimpulannya, ada tiga poin yang perlu diingat: Krisis pasar yang muncul membutuhkan waktu untuk berkembang, dan pada saham AS akan mengabaikan potensi dampak apa pun," tulisnya. "Ekuitas AS dapat terus mengalami reli bahkan saat krisis terjadi, asalkan tidak ada dampak negatif bagi perekonomian AS.
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular