Internasional

Tabrakan di Depan Parlemen Inggris Diduga Aksi Terorisme

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 August 2018 17:33
Kepolisian Inggris menahan seorang tersangka yang diduga melakukan aksi terorisme hari Selasa (14/8/2018).
Foto: REUTERS/Hannah McKay
London, CNBC Indonesia - Kepolisian Inggris menahan seorang tersangka yang diduga melakukan aksi terorisme hari Selasa (14/8/2018) setelah ia menabrakkan mobilnya ke pagar pengaman di luar gedung Parlemen Inggris. Insiden itu melukai setidaknya dua orang.

Polisi Metropolitan London mengatakan insiden itu, yang merupakan serangan terbaru di Inggris dalam 18 bulan terakhir, diperlakukan sebagai insiden terorisme dan unit Komando Kontra-Terorisme mengambil alih tugas penyelidikan.

Polisi mengatakan sebuah mobil Ford Fiesta berwarna perak telah menabrak beberapa pesepeda dan pejalan kaki sebelum menghantam pagar pembatas di luar gedung Parlemen pagi hari waktu London.

"Pengemudi mobil itu, seorang laki-laki di akhir usia 20 tahunan, ditahan di lokasi kejadian oleh petugas bersenjata," kata polisi dalam sebuah pernyataan, Reuters melaporkan.

"Ia ditahan atas dugaan tindakan teroris. Tidak ada orang lain di dalam kendaraan, yang masih berada di lokasi kejadian dan sedang digeledah. Tidak ada senjata yang ditemukan sejauh ini," tambahnya.


Rekaman di media sosial menunjukkan seorang pria yang diborgol dibawa pergi oleh polisi bersenjata lengkap.

"Seseorang yang mengemudi ke arah parlemen dengan cepat, itu bukan hal normal, itu bukan kecelakaan kecil, itu bukan seperti insiden lalu lintas jalan biasa," kata saksi Jason Williams kepada Sky News. "Ini adalah sesuatu yang menurut saya direncanakan dan sangat serius."

Tayangan televisi menunjukkan polisi menodongkan senjata mereka ke sebuah kendaraan yang tampaknya telah memasuki jalur yang digunakan untuk akses masuk ke gedung parlemen sebelum berhenti di dekat pagar pengaman.

Seorang pengendara sepeda merupakan salah satu korban yang terluka.

Stasiun Bawah Tanah Westminster, yang dekat dengan parlemen, ditutup dan gedung itu juga ditutup. Tidak ada yang diizinkan masuk ke parlemen. Ketika parlemen reses selama musim panas, sebagian besar anggota parlemen tidak menggunakan gedung itu.

Pada Maret 2017, Khalid Masood (52 tahun), menewaskan empat orang di Jembatan Westminster di dekatnya sebelum dia menikam seorang perwira polisi yang tidak bersenjata di halaman parlemen hingga meninggal dunia. Ia ditembak mati di lokasi kejadian.

Peristiwa itu adalah kejadian pertama dari lima serangan terhadap Inggris tahun lalu, yang polisi sebut berkaitan dengan terorisme.

Inggris menyalakan status bahaya tingkat kedua tertinggi 'severe', yang berarti ada kemungkinan serangan dari militan.

Pekan lalu, seorang mualaf Muslim mengaku berencana untuk membunuh lebih dari 100 orang dengan menabrakkan truk ke pejalan kaki di Oxford Street London, lokasi perbelanjaan pelancong utama ibu kota negara itu.
(prm/prm) Next Article Pengendara Mobil Tabrakkan Diri ke Pagar Parlemen Inggris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular