Jokowi Soroti Kenaikan Harga Beras

Arys Aditya, CNBC Indonesia
03 August 2018 15:53
Presiden Joko Widodo menggelar rapat membahas puncak kemarau yang dapat mempengaruhi harga beras.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo menyoroti harga beras yang mulai menanjak dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu menjadi pembahasan dalam rapat dengan sejumlah menteri dan Dirut Perum Bulog Budi Waseso di Istana Merdeka, Jumat (3/8/2018).

Usai rapat, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan Presiden memberi perhatian terhadap cuaca yang tengah mendekati puncak kemarau. Dengan situasi ini, Kepala Negara ingin mengecek kesiapan jajarannya.

"Presiden perlu mengecek kesiapan kita terutama pangan, beras menghadapi situasi itu, jadi benar-benar pengecekan saja dan kita sudah jelaskan bahwa baik dari stok pengadaan dalam negeri semuanya itu cukup, meskipun memang harga agak sedikit naik 3 hari ini," paparnya.

"Presiden punya catatan bahwa harga beras hari ini ada sedikit kenaikan, jadi sebelum lanjut benar itu, presiden mengecek. Ini kan kemarau kelihatannya agak kering, malah ada yang bilang ekstrem. Jadi tadi dari semua angka yang dijelaskan Bulog kesiapan kita aman."

Dalam rapat tersebut, selain Menko Darmin dan Dirut Bulog, hadir pula Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Namun, ia meyakinkan bahwa stok beras nasional cukup. "Aman. Sampai dengan akhir tahun, sampai dengan musim panen tahun depan, hitung-hitungan kita menunjukan aman. Tidak berlebih, tapi aman."

Ia menyebut kenaikan harga tersebut disebabkan oleh para pedagang di berbagai daerah yang mulai mencoba menaikkan harga secara perlahan. Untuk menangkal aksi tersebut, Darmin mengatakan Pemerintah bersama Bulog akan melakukan operasi pasar.

Pemerintah, lanjutnya, juga tidak akan mengambil opsi impor tambahan karena stok Bulog yang telah mencapai angka lebih dari 2 juta ton pada akhir tahun ini, jauh di atas batas kecukupan (iron buffer) sebesar 1,2 juta-1,3 juta ton.

"Karena nanti Maret panen lagi, sehingga panen raya itu Maret-April sehingga itu angkanya jelas."

Adapun, Dirut Bulog Budi Waseso mengemukakan posisi stok Bulog saat ini menembus angka 2,2 juta ton. Hal ini masih akan ditambah oleh hasil panen pada September yang diperkirakan mencapai 1 juta ton.

"Kan kita terus tambah kan, keluar terus nyerap lagi, jadi kita sekarang yang punya stok aja sudah 2 juta lebih, yang pasti ada tambahan ini September itu tambahan 1 juta ton, sudah pasti. Jadi 3 juta."
(ray/ray) Next Article Harga Beras Naik, Jokowi Panggil Menteri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular