
China Tuduh RI Lakukan Dumping Produk Stainless Steel
Arys Aditya, CNBC Indonesia
24 July 2018 16:18

Jakarta, CNBC Indonesia - China menuduh Indonesia melakukan praktik dumping untuk produk baja tahan karat atau stainless steel.
Dirjen Perdagangan Luar Neger Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengatakan pihaknya akan mengawal proses investigasi yang dilakukan oleh Pemerintah China.
Dia menuturkan pemerintah akan kooperatif terhadap investigasi tersebut.
Namun, ia menyebut Pemerintah akan melakukan pengawalan agar investigasi tetap berada dalam koridor hukum bisnis internasional.
"Kalau tidak kooperatif, kita bisa susah sendiri. Kalau tidak kooperatif, mereka bisa menganggap tuduhan dumping benar. Pemerintah akan memfasilitasi, membantu, membuktikan kalau memang tidak ada dumping," kata Oke di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Selasa (24/7/2018).
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Pemerintah China meluncurkan penyelidikan terhadap impor stainless steel yang datang dari 4 negara, yaitu Jepang, Indonesia, Uni Eropa dan Korea.
Indonesia sendiri menjadi pemain paling besar dengan menyumbangkan hampir dua pertiga kebutuhan China pada 2017, naik 5% dari tahun sebelumnya.
Investigasi tersebut bermula dari keluhan 5 pabrik pelat merah stainless steel China yang menilai kejatuhan harga stainless steel sepanjang 2017 diakibatkan oleh praktek dumping. SCMP melaporkan, nilai impor yang diinvestigasi mencapai US$ 1,3 miliar.
Oke menjelaskan proses penyelidikan hingga pembuktian di Organisasi Perdagangan Internasional (WTO) biasanya memakan waktu hingga 18 bulan. Ia mengatakan Pemerintah berjanji akan mendampingi perusahaan Indonesia yang diinvestigasi.
"Begitu mereka diinvestigasi akan kita dampingi karena ada batasan-batasannya. Koridor investigasi tidak boleh di luar ketentuan WTO dan kadang pelaku usahakan tidak mengerti jadi kita dampingi," ungkapnya.
"Prosesnya memang lama, tapi kita gak bisa santai, karena begitu dituduh, maka iklim usaha sudah terganggu. Mereka bisa mengalihkan kontrak, dan sebagainya."
(ray/ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Dirjen Perdagangan Luar Neger Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengatakan pihaknya akan mengawal proses investigasi yang dilakukan oleh Pemerintah China.
Dia menuturkan pemerintah akan kooperatif terhadap investigasi tersebut.
"Kalau tidak kooperatif, kita bisa susah sendiri. Kalau tidak kooperatif, mereka bisa menganggap tuduhan dumping benar. Pemerintah akan memfasilitasi, membantu, membuktikan kalau memang tidak ada dumping," kata Oke di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Selasa (24/7/2018).
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Pemerintah China meluncurkan penyelidikan terhadap impor stainless steel yang datang dari 4 negara, yaitu Jepang, Indonesia, Uni Eropa dan Korea.
Indonesia sendiri menjadi pemain paling besar dengan menyumbangkan hampir dua pertiga kebutuhan China pada 2017, naik 5% dari tahun sebelumnya.
Investigasi tersebut bermula dari keluhan 5 pabrik pelat merah stainless steel China yang menilai kejatuhan harga stainless steel sepanjang 2017 diakibatkan oleh praktek dumping. SCMP melaporkan, nilai impor yang diinvestigasi mencapai US$ 1,3 miliar.
Oke menjelaskan proses penyelidikan hingga pembuktian di Organisasi Perdagangan Internasional (WTO) biasanya memakan waktu hingga 18 bulan. Ia mengatakan Pemerintah berjanji akan mendampingi perusahaan Indonesia yang diinvestigasi.
"Begitu mereka diinvestigasi akan kita dampingi karena ada batasan-batasannya. Koridor investigasi tidak boleh di luar ketentuan WTO dan kadang pelaku usahakan tidak mengerti jadi kita dampingi," ungkapnya.
"Prosesnya memang lama, tapi kita gak bisa santai, karena begitu dituduh, maka iklim usaha sudah terganggu. Mereka bisa mengalihkan kontrak, dan sebagainya."
(ray/ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Most Popular