AS Tuduh Indonesia Hambat Ekspor

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
11 July 2018 13:15
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akan bertolak ke Amerika Serikat membahas ekspor-impor antara RI dan AS.
Foto: CNBC Indonesia/Arys Aditya
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akan bertolak ke Amerika Serikat untuk melobi agar fasilitas generalized system of preferences (GSP) tidak lepas dari Indonesia.

Enggar mengatakan apabila keanggotaan Indonesia dalam GSP Kategori A dicabut, maka akan memberikan dampak negatif terhadap laju ekspor kita ke AS karena bea masuknya akan lebih tinggi.

"Ada 3.547 tariff lines yang mengandung konsekuensi itu. Kalau GSP-nya itu dicabut, dampaknya akan seperti apa. Kita berikan gambarannya. Mereka bisa mencabut semuanya [keanggotaan kita] jadi kita tidak bisa prioritaskan satu-satu," ujar Enggar usai rapat di kantor Menko Perekonomian, Rabu (11/7/2018).

Menurut Enggar, pada dasarnya Pemerintah AS saat ini di bawah Presiden Donald Trump tidak menginginkan adanya hambatan perdagangan (trade barrier).


Dia menuturkan AS mengklaim surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 14 miliar.

"Jadi, mereka juga tidak mau ada barrier untuk ekspornya kesini, mengingat kita juga sudah surplus besar. Itu fair saja lah menurut saya. AS mencatat surplus perdagangan kita US$ 14 miliar. Mereka mengklaim kita sudah surplus kemudian menghambat produk mereka juga," jelasnya.

Enggar menambahkan, pemerintah AS menganggap RI menghambat masuknya produk hortikultura dari AS. Dia mengaku pemerintah pernah berencana mengenakan kuota impor kedelai dari AS namun urung dilaksanakan karena industri tahu tempe dalam negeri memprotesnya.

"Jadi ini sebenarnya nggak ada masalah, toh kita sudah mencabutnya karena kita sesuaikan dengan putusan WTO. Tapi ini masih ada dalam daftar mereka," pungkasnya.


(ray) Next Article Memperbaiki Neraca Perdagangan RI di Tengah Perang Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular