Rupiah Melemah, Biaya Produksi Industri Tekstil Naik 10%

Exist In Exist, CNBC Indonesia
07 July 2018 15:55
Nilai tukar Rupiah masih terus melemah terhadap dolar AS.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi belakangan ini turut dirasakan dampaknya oleh berbagai industri, termasuk industri tekstil.

Ketua Umun Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan sejauh ini pelamahan rupiah tersebut menyebabkan peningkatan biaya produksi akibat peningkatan struktur biaya sekitar 10%.

"Dalam struktur biaya itu semuanya menyesuaikan keadaan dolar. Misalnya listrik, listrik itu otomatis naik, benang semua naik, segala macam naik. Artinya cost structure kita pasti mahal, ya sebagai konsumen sudah pasti harus bayar," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Sabtu (07/07/2018).


Untuk itu, Ade mengatakan hal ini akan berbahaya bagi penjualan dalam negeri apabila pasarnya tidak mampu menyerap produknya. Industri tekstil, kata dia, harus terlebih dahulu melihat respons pasar sebelum memutuskan untuk menaikkan untuk tetap memperoleh margin keuntungan yang cukup

"Tidak akan rugi kalau barangnya laku, kalau tidak laku baru rugi. Tergantung pasarnya mampu menyerap atau tidak, kalau mampu menyerap tinggal menaikkan harga, kalau tidak mampu yang tidak bisa terjual. Kita lihat dulu," pungkasnya.


(ray) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular