Industri Tekstil RI Harap Tak Ada Perang Dagang dengan AS

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
06 July 2018 19:28
Amerika Serikat tengah mengevaluasi pemberian GSP ke sejumlah produk asal Indonesia.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) tidak mengharapkan adanya perang dagang dengan Amerika Serikat.

Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan hubungan dagang Indonesia - AS sifatnya saling melengkapi, bukan berkompetisi

"Indonesia tidak dalam posisi kompetisi dengan AS, tetapi complementary. Saya melihat review GSP ini sebagai early warning dari Washington agar kita segera berangkat berunding bagaimana meningkatkan volume dan nilai neraca perdagangan keduanya. Kalau nilainya naik 20x lipat kan sudah tidak terasa lagi defisitnya AS," ungkap Ade kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/7/2018).

Menurut Ade, perang dagang sebenarnya justru antara AS dan China, dimana pelaku usaha domestik dan pemerintah harus melihat ini sebagai peluang.

"Sejak 2005 GSP ke tekstil sudah tidak ada, elektronik yang masih menerima, ekspornya juga tidak besar. GSP ke tekstil sudah dicabut karena Indonesia dianggap bukan lagi negara berkembang, GNP [Produk Nasional Bruto] sudah di atas US$ 1.500, sementara negara seperti Bangladesh dan Kamboja masih di bawah," jelasnya.

Saat ini, Ade menyebutkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) ke AS dikenakan bea masuk yang bervariasi, antara 11%-30%. Selain itu, juga terdapat hambatan non-tarif seperti isu pekerja bawah umur (child labor), isu lingkungan, dan standar ISO, yang sejauh ini bisa ditangani dengan baik oleh eksportir kita.

Niilai ekspor TPT Indonesia ke AS pada tahun lalu mencapai US$ 4,6 miliar, dengan 90% di antaranya disumbang oleh pakaian jadi (clothing).

"Saat ini, kita eksportir ke-6 ke AS, dulunya ketiga. Vietnam masih menikmati GSP sehingga pertumbuhan ekspornya double digit. Kita hanya di kisaran 1% growth-nya, bahkan pernah minus. Itulah mengapa tadinya kita minta pemerintah terlibat dalam perjanjian perdagangan bebas TPP [Trans-Pacific Partnership], tapi kan ujung-ujungnya AS menarik diri, ya syukur alhamdulillah." pungkasnya.


(ray) Next Article Trump Ancam 'Hukum' Perikanan RI, KKP: Semoga Tak Terjadi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular