69 Juta Orang Hidup Miskin, Kawasan Bebas Rokok Diperluas!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 July 2018 18:32
Bagaimana cara pemerintah untuk mengatasi 69 juta masyarakat miskin di Indonesia?
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional memiliki cara tersendiri untuk mengatasi 69 juta masyarakat Indonesia yang saat ini tercatat masih cukup rentan dan hidup di antara garis kemiskinan pada tahun depan.

Beberapa waktu lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengemukakan ada sekitar 69 juta jiwa masyarakat Indonesia yang rentan miskin, dan hidup di antara garis kemiskinan.

Setidaknya, ada dua komoditas utama yang paling sering di konsumsi oleh masyarakat seperti ini, yaitu beras dan rokok. Kedua komoditas tersebut tercatat menjadi dua komoditas yang paling banyak di konsumsi.

Lantas, apa yang akan dilakukan pemerintah?

Berdasarkan garis kebijakan prioritas nasional Bappenas yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (2/7/2018) beberapa hal yang akan dilakukan adalah dengan perluasan bantuan pangan non tunai bagi 15,6 juta KPM di seluruh kabupaten/kota.

Selain itu, pada tahun depan pemerintah akan berupaya menyalurkan subsidi energi tepat sasaran bagi penduduk miskin dan rentan, serta memberikan bantuan pendidikan bagi 20,1 juta anak usia sekolah.

Pemerintah pun akan memperluas bantuan iuran kesehatan bagi 107,2 juta jiwa, sampai dengan peningkatan kualitas hunian layak MBR, dan peningkatan akses air minum dan sanitasi bagi rumah tangga.

Terkait dengan konsumsi rokok, pemerintah menegaskan akan memperluas kawasan tanpa rokok dan pengendalian penyakit tidak menular terpadu.

Beras dan rokok menjadi dua komoditas utama yang paling sering di konsumsi oleh penduduk miskin perkotaan maupun pedesaan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Demikian dikemukakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (4/6/2018).

"Beras itu 18,8% di kota, dan di desa 24,52%. Rokok di kota 10%, di desa 10,7%," kata Bambang di gedung parlemen.

Kemudian di peringkat selanjutnya, adalah daging sapi dengan persentase konsumsi di perkotaan mencapai 5,7% dan pedesaan 2,83%. Selanjutnya, adalah konsumsi pulsa telepon seluler.

"Pulsa HP 40% terbawah konsumsi HP. Kontribusinya 25%," katanya.

Adapun saat ini, konsentrasi penduduk miskin masih terpusat di wilayah Barat Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali 79% dan di wilayah Timur sebesar 21%.

(dru) Next Article Duh, 69 Juta Orang RI Ternyata Nyaris Miskin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular