
Indomobil Incar Nilai Ekspor Mobil Rp 12 T Pada 2020
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
29 June 2018 14:36

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) menargetkan nilai ekspor kendaraan dan suku cadang mencapai Rp 12 triliun pada 2020 atau naik dari 2017 sebesar Rp 8 triliun.
Komisaris Utama PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Soebronto Laras mengatakan pihaknya telah membangun pabrik baru di Cikarang yang sudah berjalan selama 4 tahun dengan kapasitas produksi 130.000 unit per tahun.
"Dengan pabrik yang baru, total kapasitas produksi kita 250.000 unit/ tahun. Pabrik yang lama di Tambun berkapasitas 120.000 unit, lalu yang baru kapasitasnya 130.000 unit. Pabrik baru di Cikarang ini investasinya besar karena menggunakan teknologi robotic," ungkap Soebronto usai menemui Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantornya, Jumat (29/6/2018).
Dia mengaku, isu dalam industri otomotif hingga saat ini masih banyak, termasuk fluktuasi nilai tukar rupiah dan rencana kenaikan kembali suku bunga acuan Bank Indonesia.
"Saya justru berharap demikian [ada kenaikan kembali suku bunga] karena kalau tidak kita nggak bisa bergerak. Untuk dampaknya ke leasing, kalau dibagi 3 tahun, 5 tahun, beda-beda kecil 1-2% mungkin tidak terasa. Motor juga begitu, kan UMR naik lebih tinggi 8,6%," jelasnya.
Soebronto menambahkan, dengan porsi ekspor Indomobil yang masih lebih tinggi dibandingkan impor kendaraan dan komponennya, pihaknya masih tetap diuntungkan dengan pelemahan nilai tukar rupiah.
Dia berharap konsumen domestik bisa lebih mencintai produk yang diproduksi di Tanah Air dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi,
"Konsumen Indonesia masih lebih terbuai sama mobil impor, karena dianggap lebih keren. Kita ambil contoh, kami punya LCGC Karimun yang bisa dibilang mobil nasional. [Konsumen kita] kalau pakai merk nasional masih disebut kampungan," ujarnya.
(ray) Next Article KIA di Indonesia: Mobil Timor Sampai ke Pelukan Indomobil
Komisaris Utama PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Soebronto Laras mengatakan pihaknya telah membangun pabrik baru di Cikarang yang sudah berjalan selama 4 tahun dengan kapasitas produksi 130.000 unit per tahun.
"Dengan pabrik yang baru, total kapasitas produksi kita 250.000 unit/ tahun. Pabrik yang lama di Tambun berkapasitas 120.000 unit, lalu yang baru kapasitasnya 130.000 unit. Pabrik baru di Cikarang ini investasinya besar karena menggunakan teknologi robotic," ungkap Soebronto usai menemui Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantornya, Jumat (29/6/2018).
"Saya justru berharap demikian [ada kenaikan kembali suku bunga] karena kalau tidak kita nggak bisa bergerak. Untuk dampaknya ke leasing, kalau dibagi 3 tahun, 5 tahun, beda-beda kecil 1-2% mungkin tidak terasa. Motor juga begitu, kan UMR naik lebih tinggi 8,6%," jelasnya.
Soebronto menambahkan, dengan porsi ekspor Indomobil yang masih lebih tinggi dibandingkan impor kendaraan dan komponennya, pihaknya masih tetap diuntungkan dengan pelemahan nilai tukar rupiah.
Dia berharap konsumen domestik bisa lebih mencintai produk yang diproduksi di Tanah Air dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi,
"Konsumen Indonesia masih lebih terbuai sama mobil impor, karena dianggap lebih keren. Kita ambil contoh, kami punya LCGC Karimun yang bisa dibilang mobil nasional. [Konsumen kita] kalau pakai merk nasional masih disebut kampungan," ujarnya.
(ray) Next Article KIA di Indonesia: Mobil Timor Sampai ke Pelukan Indomobil
Most Popular