RI Kemungkinan Jadi Basis Produksi Manufaktur Jepang

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
25 June 2018 11:35
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono hari ini bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Foto: REUTERS/Gustavo Graf
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono menyambangi Kementerian Luar Negeri untuk melaksanakan pertemuan The 6th Strategic Dialogue Indonesia-Jepang pada hari Senin (25/6/2018) pagi.

Pantauan CNBC Indonesia, Kono tiba di Gedung Pancasila yang terletak di kompleks Kementerian Luar Negeri pada pukul 10:29 WIB dan langsung disambut oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.

Setelah mengisi buku tamu, Kono beserta jajarannya langsung melaksanakan dialog strategis bersama dengan delegasi Indonesia yang terdiri dari pihak Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinasi Bidang Maririm serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pertemuan yang dilaksanakan bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kerja sama bilateral antara kedua negara.

Isu-isu yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain di bidang politik dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi, interaksi antar individu (people to people contact), serta penjajakan peluang kerja sama strategis kedua negara, juga isu-isu regional dan global.


Adapun hal-hal yang disepakati kedua Menlu termasuk pentingnya peningkatan kerja sama di bidang investasi khususnya infrastruktur, kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi manufaktur Jepang, penyelesaian perundingan General Review Indonesia Japan Economic Partnership (GR-IJEPA), mendorong kerja sama South-South dan Triangular untuk memperkuat dukungan pembangunan ekonomi di Palestina dan negara-negara di kawasan Afrika.

"Kedua Menlu juga sepakat untuk menjajaki kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi bagi produk manufaktur Jepang yang ditujukan untuk pasar ketiga, termasuk pasar di negara-negara ASEAN," kata pihak Kementerian Luar Negeri dalam rilis pers.

Selain itu, kedua menlu juga menyaksikan penandatanganan Exchange of Notes (EN) tentang Pusat Kelautan dan Periksanan dan Pasar Ikan Terintegrasi (Integrated Marine and Fisheries Centers and Fish Market) untuk meningkatkan kerja sama pembangunan sentra perikanan di enam pulau terluar Indonesia, yaitu Biak, Moa, Morotai, Natuna, Sabang dan Saumlaki.
(ray) Next Article Momen Haru Menlu Saat RI Diumumkan Jadi Dewan Keamanan PBB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular