
Selama Lebaran Produksi Listrik PLTU Cirebon Unit I Turun 50%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
11 June 2018 22:13

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Cirebon Energi Prasarana akan megurangi produksi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit I selama libur lebaran tahun ini. PLTU yang biasanya memiliki kapasitas produksi sebesar 660 Megawatt (MW) akan mengurang produksi hingga 50% menjadi 330 MW perharinya.
"Komando PLN sebenarnya shut down (mematikan pembangkit), tapi kami akan tetap beroperasi dengan hanya memproduksi setengahnya. Untuk penggunaan nanti diserahkan sepenuhnya kepada PLN," ujar Heru Dewanto Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana, di Veranda Hotel, Senin (11/6/2018).
Heru menambahkan pengurangan kapasitas tersebut didorong pengurangan permintaan pasokan listrik, terutama dari berbagai perusahaan dan instansi yang libur pada periode tersebut.
Pengurangan kapasitas produksi tersebut tentunya mengurangi kapasitas penjualan listrik perusahaan yang biasanya disalurkan di Pulau Jawa dan Bali. Namun, hal tersebut tidak berpengaruh kepada kinerja keuangan perseroan karena sifat kebutuhan listrik yang dikhususkan pada musim libur Lebaran.
"Untuk periodenya tergantung dari PLN pastinya beberapa hari menjelang lebaran dan setelahnya. Ini kan komando yang dikhususkan oleh PLN dan sudah masuk perencanaan, karena di hari biasa juga beroperasi seperti semula kan," tambah Heru.
Sementara itu, pada awal Juli 2018 mendatang perusahaan juga akan melakukan pencanangan tiang pertama (pile breaking) di  Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit II dengan kapasitas 1x1000 megawatt (MW).
PLTU Unit II tersebut diperkirakan rampung pada April 2022 mendatang dengan total pendanaan yang diterima dalam proyek ini ialah sebesar US$ 2,2 miliar atau senilai Rp 28 triliun.
"Pembiayaan sudah turun semua jadi proyek akan terus berlangsung setelah pile breaking. Saat ini pengerjaan sudah dilakukan dengan progress pengerjaan 14,7% jadi pile breaking tersebut untuk pengesahan dari Presiden Joko Widodo," ungkap heru.
Implementasi Industri 4.0
PT Cirebon Energi Prasarana saat ini sedang melakukan pengkajian penggunaan teknologi industri 4.0 yang diterapkan pada PLTU Cirebon Unit I dan diperkirakan rampung minimal pada pertengahan tahun 2019 mendatang.
Dalam hal ini, perusahaan akan membuat konsep automatisasi dengan penggunaan mesin pembangkit perusahaan. Diperkirakan, teknologi internet of things (IoT) melalu teknologi 4.0 tersebut dapat memberikan efisiensi sebesar 20-30% pada produksi PLTU tersebut.
"Pendanaan kami dari internal, belum ada rencana untuk melakukan fund raising lagi. Sifatnya itu kan kami mengeluarkan cost namun efisiensi yang dihasilkan juga akan kembali," ujar Heru.
Dirinya menambahkan, teknologi 4.0 tersebut merupakan penerapan pertama bagi PLTU di Indonesia. Untuk konsepnya, IoT dalam PLTU Cirebon tersebut dapat memprediksi dalam melakukan (perbaikan) maintanance mesin produksi apabila sewaktu-waktu mengalami kerusakan (error), yang biasanya berefek pada penambahan biaya perbaikan.
"Jadi nantinya teknologi tersebut dapat menghindari shut down pada mesin dan kerusakan, kami akan melakukan program pengembangan terlebih dahulu dan kerjasama dengan perusahaan multinasional dalam penggarapannya," tambah Heru.
(hps/hps) Next Article Target Operasional PLTU Cirebon II Mundur ke 2022
"Komando PLN sebenarnya shut down (mematikan pembangkit), tapi kami akan tetap beroperasi dengan hanya memproduksi setengahnya. Untuk penggunaan nanti diserahkan sepenuhnya kepada PLN," ujar Heru Dewanto Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana, di Veranda Hotel, Senin (11/6/2018).
Heru menambahkan pengurangan kapasitas tersebut didorong pengurangan permintaan pasokan listrik, terutama dari berbagai perusahaan dan instansi yang libur pada periode tersebut.
"Untuk periodenya tergantung dari PLN pastinya beberapa hari menjelang lebaran dan setelahnya. Ini kan komando yang dikhususkan oleh PLN dan sudah masuk perencanaan, karena di hari biasa juga beroperasi seperti semula kan," tambah Heru.
Sementara itu, pada awal Juli 2018 mendatang perusahaan juga akan melakukan pencanangan tiang pertama (pile breaking) di  Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit II dengan kapasitas 1x1000 megawatt (MW).
PLTU Unit II tersebut diperkirakan rampung pada April 2022 mendatang dengan total pendanaan yang diterima dalam proyek ini ialah sebesar US$ 2,2 miliar atau senilai Rp 28 triliun.
"Pembiayaan sudah turun semua jadi proyek akan terus berlangsung setelah pile breaking. Saat ini pengerjaan sudah dilakukan dengan progress pengerjaan 14,7% jadi pile breaking tersebut untuk pengesahan dari Presiden Joko Widodo," ungkap heru.
Implementasi Industri 4.0
PT Cirebon Energi Prasarana saat ini sedang melakukan pengkajian penggunaan teknologi industri 4.0 yang diterapkan pada PLTU Cirebon Unit I dan diperkirakan rampung minimal pada pertengahan tahun 2019 mendatang.
Dalam hal ini, perusahaan akan membuat konsep automatisasi dengan penggunaan mesin pembangkit perusahaan. Diperkirakan, teknologi internet of things (IoT) melalu teknologi 4.0 tersebut dapat memberikan efisiensi sebesar 20-30% pada produksi PLTU tersebut.
"Pendanaan kami dari internal, belum ada rencana untuk melakukan fund raising lagi. Sifatnya itu kan kami mengeluarkan cost namun efisiensi yang dihasilkan juga akan kembali," ujar Heru.
Dirinya menambahkan, teknologi 4.0 tersebut merupakan penerapan pertama bagi PLTU di Indonesia. Untuk konsepnya, IoT dalam PLTU Cirebon tersebut dapat memprediksi dalam melakukan (perbaikan) maintanance mesin produksi apabila sewaktu-waktu mengalami kerusakan (error), yang biasanya berefek pada penambahan biaya perbaikan.
"Jadi nantinya teknologi tersebut dapat menghindari shut down pada mesin dan kerusakan, kami akan melakukan program pengembangan terlebih dahulu dan kerjasama dengan perusahaan multinasional dalam penggarapannya," tambah Heru.
(hps/hps) Next Article Target Operasional PLTU Cirebon II Mundur ke 2022
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular