Internasional

Biaya Pertemuan Trump-Kim Rp 209 M, Separuhnya untuk Keamanan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 June 2018 17:10
Biaya penyelenggaraan pertemuan Trump-Kim mencapai sekitar SG$20 juta atau sekitar Rp 209,2 miliar.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Singapura, CNBC Indonesia - Biaya untuk menjadi tuan rumah pertemuan bersejarah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, akan mencapai sekitar SG$20 juta atau sekitar Rp 209,2 miliar, kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Ia menambahkan biaya itu adalah kontribusi Singapura untuk upaya internasional yang juga "menarik minat kami".

"Ini adalah biaya yang bersedia kami bayarkan," katanya. Sekitar setengah dari biaya itu adalah untuk keamanan.

Berbicara kepada media Singapura pada hari Minggu (10/6/2018) saat mengunjungi pusat media internasional, Lee menekankan bahwa pertemuan itu adalah operasi yang sangat besar, selain karena skala, juga karena jumlah jurnalis yang datang untuk meliputnya, serta tingkat keamanan yang diperlukan.

Persyaratan keamanan jauh lebih tinggi daripada pertemuan sebelumnya karena profil pertemuan ini dan sifat dari apa yang sedang dibahas, tambahnya.

Biaya Pertemuan Trump-Kim Rp 209 M, Separuhnya untuk KeamananFoto: REUTERS/Jonathan Ernst
Dia mengatakan penjagaan tidak hanya melibatkan polisi untuk menjaga di sekitar tempat pertemuan tetapi juga 'perlindungan serbaguna dan perlindungan mendalam dari udara, laut, darat, dan upaya untuk melawan serangan dan mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan'.

"Jadi ini adalah operasi yang sangat besar, karena ini adalah pertemuan tingkat tinggi dan kami tidak boleh melakukan kesalahan," katanya, dilansir dari The Straits Times.

Lee juga mengatakan Singapura dapat menutupi sebagian biaya penyelenggaraan pertemuan.

"Jika Anda menghitung harga segala sesuatu di dunia ini, Anda akan kehilangan hal-hal penting yang nyata. Dan dalam hal ini yang penting adalah bahwa pertemuan ini diadakan, dan kami menjadi tuan rumah, acaranya tidak berlebihan namun dengan tetap mempertimbangkan biaya, kami memastikan persyaratan operasional terpenuhi," katanya saat diminta untuk menguraikan rinciannya.

Selain tagihan keamanan, biaya penting lainnya adalah untuk memfasilitasi sekitar 2.500 jurnalis yang hadir. Seorang sumber di Kementerian Komunikasi dan Informasi mengatakan biaya ini termasuk persiapan pusat media internasional di F1 Pit Building, yang mencapai sekitar SG$5 juta.

Biaya sebesar SG$20 juta untuk pertemuan sebagian diambil dari biaya senilai SG$150 juta yang dihabiskan setiap tahunnya untuk menjadi tuan rumah perlombaan Formula One (F1).

Masalah biaya, bagaimanapun, menimbulkan pertanyaan di antara beberapa warga Singapura, yang juga limbung karena akses yang dibatasi dan penutupan jalan.

Saat ditanya tanggapannya tentang hal ini, Lee mengatakan yang penting untuk diingat adalah arti penting dari pertemuan dan juga artinya menjadi tuan rumah jika itu berhasil dilakukan Singapura.


Hal ini, katanya, bukan hanya upaya seluruh pemerintah, tetapi upaya seluruh penduduk Singapura, yang melibatkan orang-orang mulai dari petugas pers hingga ahli penjinak bom.

Pertemuan ini juga mengorbankan warga Singapura biasa yang "hidupnya jadi sedikit terganggu karena jalan telah ditutup dan kemacetan bisa terjadi, saya harap Anda akan mengerti ini untuk tujuan yang baik, itu adalah upaya nasional, dan saya harap kita semua akan dapat bekerja sama untuk menunjukkan kepada dunia apa yang bisa dilakukan Singapura."

Pada hari Minggu, Lee juga mengunjungi pasukan Pasukan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Forces) yang ditempatkan di Palawan Kidz City di Sentosa, dan pos komando Home Team di Novena.

"Para perwira telah melakukan pekerjaan yang baik dalam keadaan yang sangat tertekan," katanya, merujuk pada pemberitahuan singkat yang diberikan. Baru dua minggu yang lalu pertemuan itu dipastikan akan terus berjalan.

Menurut Lee tidak mudah menemukan lokasi yang cocok untuk menjadi tuan rumah pertemuan seperti itu, karena pihak Amerika dan Korea Utara harus sama-sama menyetujui tempat yang memenuhi persyaratan mereka dan secara politis dan diplomatis dapat diterima oleh mereka.

"Karena itu, ketika kedua belah pihak meminta kami untuk menjadi tuan rumah pertemuan, kami tidak bisa mengatakan tidak," katanya. "Kami harus meningkatkan ... Kami bisa melakukan pekerjaan dengan baik."

Pertemuan tingkat tinggi ini merupakan nilai tambah bagi Singapura, dalam hal reputasinya, kedudukannya dan "bagaimana orang memandang kami", tambahnya.

"Ini memberi kami publisitas. Fakta bahwa kami telah dipilih sebagai lokasi pertemuan, yaitu kami tidak memintanya, tetapi kami diminta dan kami setuju, menjelaskan sesuatu tentang hubungan Singapura dengan berbagai pihak, dengan Amerika, dengan Korea Utara, juga kedudukan kami di komunitas internasional."

Biaya Pertemuan Trump-Kim Rp 209 M, Separuhnya untuk KeamananFoto: pool
Singapura adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan kedua belah pihak.

Lee menambahkan: "Saya pikir orang akan duduk dan berkata, mengapa pertemuan ini terjadi di Singapura, dan mereka akan menarik kesimpulan mereka, dan mereka akan melihat bagaimana hal-hal berjalan. Dan saya yakin bahwa kami akan dapat menunjukkan apa yang bisa dilakukan Singapura, jadi saya pikir ini nilai tambah untuk Singapura."
(prm) Next Article Trump-Kim Jong Un Akan Bertemu di Pulau Sentosa, Singapura

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular