
Mudik, Ketimpangan, dan Pemerataan Ekonomi
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
11 June 2018 11:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Mudik menjadi kegiatan wajib bagi masyarakat yang mencari nafkah di perantauan untuk kembali ke kampung halaman dan berkumpul dengan keluarga. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan libur Idul Fitri.
Makna mudik sesungguhnya tidak hanya soal pulang kampung semata. Dari sisi ekonomi, kegiatan tersebut memiliki dampak yang luar biasa terutama dalam mendukung pemerataan.
Indonesia sudah sejak lama mengalami masalah ketimpangan ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2017, rasio gini yang mengambarkan indeks ketimpangan ekonomi berada di angka 0,391. Berdasarkan teori ekonomi, rasio gini Indonesia berada dalam kategori ketimpangan sedang.
Sejalan dengan angka tersebut, jika dilihat data secara provinsi maka rata-rata besaran rasio gini juga berada di kategori yang sama. Dengan kondisi Indonesia yang masih mengalami ketimpangan meskipun masih kategori sedang tetap memerlukan perhatian lebih dari pemerintah pusat dan daerah.
Salah satu mendorong adanya distribusi pendapatan adalah melalui kegiatan mudik. Lantas, sebenarnya bagaimana gambaran yang dari distribusi pendapatan tersebut dalam mengangkat pertumbuhan ekonomi di daerah?
Makna mudik sesungguhnya tidak hanya soal pulang kampung semata. Dari sisi ekonomi, kegiatan tersebut memiliki dampak yang luar biasa terutama dalam mendukung pemerataan.
Indonesia sudah sejak lama mengalami masalah ketimpangan ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2017, rasio gini yang mengambarkan indeks ketimpangan ekonomi berada di angka 0,391. Berdasarkan teori ekonomi, rasio gini Indonesia berada dalam kategori ketimpangan sedang.
Salah satu mendorong adanya distribusi pendapatan adalah melalui kegiatan mudik. Lantas, sebenarnya bagaimana gambaran yang dari distribusi pendapatan tersebut dalam mengangkat pertumbuhan ekonomi di daerah?
Next Page
Mudik Atasi Ketimpangan
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular