
Ini Skema Kerja Sama Jika AirAsia Dapat Proyek Terminal 4
Exist In Exist, CNBC Indonesia
06 June 2018 17:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan maskapai AirAsia Indonesia harus mengikuti tender untuk bisa ikut terlibat dalam pembangunan Terminal 4 di Bandara Soekarno-Hatta.
Terkait dengan hal itu, CEO AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menyatakan siap mengikuti tender.
"Iya, siap [mengikuti tender proyek Terminal 4]," jelasnya, Rabu (6/6/2018).
Adapun Menhub mengatakan skema yang akan diterapkan dengan adanya keterlibatan swasta dalam proyek infrastruktur adalah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"KPBU itu satu format kerjasama kepada swasta tapi bukan menjual, tapi dia dapat konsesi dalam kurun waktu tertentu dan dia akan dapat kesempatan untuk mengelola. Kepemilikan tetap milik pemerintah, atau milik AP I dan AP II [operator bandara] misalnya," papar Budi Karya.
Selain di Bandara Soekarno-Hatta, kerja sama dengan swasta juga akan diterapkan di Bandara Lampung, Belitung, Sibolga, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Labuan Bajo.
Secara keseluruhan, lanjut Budi Karya, biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan beberapa bandara skema KPBU tersebut dapat mencapai Rp 20 - 30 triliun.
"Kalau kita kita andalkan APBN kan tidak mungkin. Kalau itu kami capai, kami dapat uang. Maka uang yang sebelumnya kita pakai untuk mengelola bandara, bisa kita capai untuk bangun bandara kecil. Sudah banyak swasta yang tertarik, salah satunya AirAsia tadi, ada juga GVK dari India, ada dari Prancis" jelas dia.
(ray/ray) Next Article Ini Dia Desain Proyek Terminal 4 Soetta yang Diincar AirAsia
Terkait dengan hal itu, CEO AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menyatakan siap mengikuti tender.
"Iya, siap [mengikuti tender proyek Terminal 4]," jelasnya, Rabu (6/6/2018).
"KPBU itu satu format kerjasama kepada swasta tapi bukan menjual, tapi dia dapat konsesi dalam kurun waktu tertentu dan dia akan dapat kesempatan untuk mengelola. Kepemilikan tetap milik pemerintah, atau milik AP I dan AP II [operator bandara] misalnya," papar Budi Karya.
Selain di Bandara Soekarno-Hatta, kerja sama dengan swasta juga akan diterapkan di Bandara Lampung, Belitung, Sibolga, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Labuan Bajo.
Secara keseluruhan, lanjut Budi Karya, biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan beberapa bandara skema KPBU tersebut dapat mencapai Rp 20 - 30 triliun.
"Kalau kita kita andalkan APBN kan tidak mungkin. Kalau itu kami capai, kami dapat uang. Maka uang yang sebelumnya kita pakai untuk mengelola bandara, bisa kita capai untuk bangun bandara kecil. Sudah banyak swasta yang tertarik, salah satunya AirAsia tadi, ada juga GVK dari India, ada dari Prancis" jelas dia.
(ray/ray) Next Article Ini Dia Desain Proyek Terminal 4 Soetta yang Diincar AirAsia
Tags
Related Articles
Recommendation


3 Faktor Buat Harga Emas Ambruk, Berapa Lama Terjebak di Titik Kritis?

Akhirnya Toyota Bikin Mobil Listrik BEV di RI, Ini Gambaran Harganya

Prediksi Harga iPhone di RI Akibat Tarif Impor Produk AS Turun ke 0%

Harga Emas Antam Logam Mulia Rontok: Turun Rp64.000, Dekati Rp1,8 Juta

Bos Pengusaha Ungkap Fakta Ngeri Kasus PHK di RI, Ada Ancaman Ini

Jenazah Kwik Kian Gie Tiba di Rumah Duka untuk Disemayamkan

Ngopi Sampai Khusyuk: Kalau Ada Surga Pecinta Kopi, Ini Tempatnya

Cerita Sri Mulyani Bareng Kwik Kian Gie Negosiasi Utang ke IMF
Most Popular