
Terungkap, Ini Alasan AirAsia Ingin Bangun Terminal 4 Soetta
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
05 June 2018 13:44

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Angkasa Pura II mengungkapkan AirAsia Indonesia menjadi pihak paling proaktif yang ingin terlibat dalam pembangunan proyek Terminal 4 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
AirAsia berencana menjadikan Terminal 4 sebagai terminal yang dapat mengakomodir operasional maskapai berbiaya hemat (low-cost carrier/LCC).
(ray/prm) Next Article AirAsia Mau Bangun Terminal 4 Soetta, Ini Kata Bos AP II
AirAsia berencana menjadikan Terminal 4 sebagai terminal yang dapat mengakomodir operasional maskapai berbiaya hemat (low-cost carrier/LCC).
Adapun terminal yang mengakomodir LCC dinamakan LCC Terminal (LCCT).
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan saat ini pihaknya sudah menerima surat dari AirAsia Indonesia terkait proyek terminal baru tersebut.
Namun, jelas dia, AP II belum mengambil keputusan apakah nantinya AirAsia bisa terlibat di dalam proyek tersebut atau tidak.
AirAsia memang gencar mengakampanyekan adanya LCCT di setiap bandara.
Alasannya, tarif yang dipungut operator bandara ke penumpang pesawat (passenger service charge/PSC) di LCCT bisa lebih rendah dibandingkan dengan terminal konvensional.
Tarif PSC di LCCT lebih rendah karena fasilitas tidak selengkap di terminal konvensional, atau memiliki sistem yang memungkinkan terminal beroperasi lebih hemat.
Rendahnya tarif PSC, yang dimasukkan ke dalam harga tiket, sangat berarti bagi maskapai LCC seperti AirAsia.
Sebagai contoh, PSC yang dipungut di Terminal 3 Soekarno-Hatta untuk rute internasional adalah Rp 230.000/orang.
Sementara, AirAsia menjual tiket rute Jakarta - Singapura sebesar Rp 701.000 untuk keberangkatan 6 Juni 2018. Artinya, tarif asli dari AirAsia adalah Rp 471.000 dan sisanya Rp 230.000 merupakan PSC yang dipungut oleh bandara.
Besarnya pungutan PSC ini membuat harga tiket terlihat semakin mahal. Ini yang membuat AirAsia gencar mengkampanyekan adanya LCCT.
Dikutip dari The New Straits Times, AirAsia sudah berbicara dengan pemerintah Sarawak, Malaysia, untuk membangun LCCT.
Namun, jelas dia, AP II belum mengambil keputusan apakah nantinya AirAsia bisa terlibat di dalam proyek tersebut atau tidak.
AirAsia memang gencar mengakampanyekan adanya LCCT di setiap bandara.
Alasannya, tarif yang dipungut operator bandara ke penumpang pesawat (passenger service charge/PSC) di LCCT bisa lebih rendah dibandingkan dengan terminal konvensional.
Tarif PSC di LCCT lebih rendah karena fasilitas tidak selengkap di terminal konvensional, atau memiliki sistem yang memungkinkan terminal beroperasi lebih hemat.
Rendahnya tarif PSC, yang dimasukkan ke dalam harga tiket, sangat berarti bagi maskapai LCC seperti AirAsia.
Sebagai contoh, PSC yang dipungut di Terminal 3 Soekarno-Hatta untuk rute internasional adalah Rp 230.000/orang.
Sementara, AirAsia menjual tiket rute Jakarta - Singapura sebesar Rp 701.000 untuk keberangkatan 6 Juni 2018. Artinya, tarif asli dari AirAsia adalah Rp 471.000 dan sisanya Rp 230.000 merupakan PSC yang dipungut oleh bandara.
Besarnya pungutan PSC ini membuat harga tiket terlihat semakin mahal. Ini yang membuat AirAsia gencar mengkampanyekan adanya LCCT.
Dikutip dari The New Straits Times, AirAsia sudah berbicara dengan pemerintah Sarawak, Malaysia, untuk membangun LCCT.
LCCT ini akan diintegrasikan dengan LRT di Sarawak, dan diyakini akan meningkatkan sektor pariwisata, kesehatan, pelayanan, dan lain-lainnya.
Di Singapura, AirAsia juga memindahkan operasionalnya ke Terminal 4 Bandara Changi.
"Kami bekerja sama dengan CAG [Changi Airport Group] dalam langkah digitalisasi untuk meningkatkan pengalaman bandara ini. Peningkatan penghematan dan efisiensi dari FAST selaras dengan upaya kami untuk mempertahankan struktur biaya yang terjangkau serta visi kami untuk menawarkan perjalanan yang lancar. Hal ini akan berujung pada tarif yang lebih hemat bagi para penumpang dan lalu lintas yang lebih banyak untuk Changi," kata CEO AirAsia Group Tony Fernandes, dikutip dari siaran pers AirAsia.
Di Kuala Lumpur, AirAsia juga mengampanyekan Bandara Kuala Lumpur International Aiport 2 (KLIA 2) sebagai LCCT.
Sekarang, AirAsia ingin mewujudkan adanya LCCT di Bandara Soekarno-Hatta.
Di Singapura, AirAsia juga memindahkan operasionalnya ke Terminal 4 Bandara Changi.
"Kami bekerja sama dengan CAG [Changi Airport Group] dalam langkah digitalisasi untuk meningkatkan pengalaman bandara ini. Peningkatan penghematan dan efisiensi dari FAST selaras dengan upaya kami untuk mempertahankan struktur biaya yang terjangkau serta visi kami untuk menawarkan perjalanan yang lancar. Hal ini akan berujung pada tarif yang lebih hemat bagi para penumpang dan lalu lintas yang lebih banyak untuk Changi," kata CEO AirAsia Group Tony Fernandes, dikutip dari siaran pers AirAsia.
Di Kuala Lumpur, AirAsia juga mengampanyekan Bandara Kuala Lumpur International Aiport 2 (KLIA 2) sebagai LCCT.
Sekarang, AirAsia ingin mewujudkan adanya LCCT di Bandara Soekarno-Hatta.
(ray/prm) Next Article AirAsia Mau Bangun Terminal 4 Soetta, Ini Kata Bos AP II
Most Popular