
Kertas untuk Uang Rupiah Impor, Dari Negara Mana Saja?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 June 2018 09:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak banyak yang mengetahui bahwa bahan baku pembuatan uang rupiah kartal sebagian besarnya masih impor. Bahkan ada beberapa negara yang menjadi pemasok tetap bahan baku rupiah ini.
Direktur Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Suhaedi saat berbincang dengan CNBC Indonesia di ruangannya, di gedung C, kompleks perkantoran bank sentral beberapa waktu lalu, bercerita banyak tentang bagaimana memperoleh bahan baku pembuatan uang rupiah.
"Kalau dari luar negeri ada banyak. Ada dari Amerika, Eropa, Jerman, Italia, Inggris, dan Soviet. Ini hanya [untuk pembuatan] uang kartal. Uang logam sebagian besar sudah dari dalam negeri," kata Suhaedi.
Suhaedi mengatakann, pembuatan uang kartal tidak bisa menggunakan kertas sembarangan. Apalagi, saat ini tercatat baru satu perusahaan yang bisa memproduksi kertas khusus untuk pembuatan rupiah.
"Sehingga dari mana sisanya? Kita harus melakukan pengadaan, tender terbuka secara internasional. Itupun dengan berbagai pihak yang memenuhi syarat," jelasnya.
Lantas, berapa sih kebutuhan impor bahan baku uang kartal? Suhaedi mengatakan, volume impor bahan baku uang akan tetap bergantung pada kebutuhan uang kartal di Indonesia.
Menurut dia, kebutuhan uang kartal di Indonesia masih cukup tinggi meskipun bank sentral menggencarkan kebijakan transaksi non tunai. Selama permintaan tetap tinggi, maka impor bahan baku pun akan mengikuti.
"Kertas uang itu menggunakan kertas khusus. Di dalamnya juga bisa ditanam unsur pengamanan. [...] Semoga nanti ada [perusahaan] yang bisa buat [bahan baku kertas rupiah] lebih bagus lagi," ungkapnya.
(hps) Next Article Ingat Uang Gope Gambar Orang Utan? Kini Dijual Puluhan Juta!
Direktur Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Suhaedi saat berbincang dengan CNBC Indonesia di ruangannya, di gedung C, kompleks perkantoran bank sentral beberapa waktu lalu, bercerita banyak tentang bagaimana memperoleh bahan baku pembuatan uang rupiah.
"Kalau dari luar negeri ada banyak. Ada dari Amerika, Eropa, Jerman, Italia, Inggris, dan Soviet. Ini hanya [untuk pembuatan] uang kartal. Uang logam sebagian besar sudah dari dalam negeri," kata Suhaedi.
"Sehingga dari mana sisanya? Kita harus melakukan pengadaan, tender terbuka secara internasional. Itupun dengan berbagai pihak yang memenuhi syarat," jelasnya.
Lantas, berapa sih kebutuhan impor bahan baku uang kartal? Suhaedi mengatakan, volume impor bahan baku uang akan tetap bergantung pada kebutuhan uang kartal di Indonesia.
Menurut dia, kebutuhan uang kartal di Indonesia masih cukup tinggi meskipun bank sentral menggencarkan kebijakan transaksi non tunai. Selama permintaan tetap tinggi, maka impor bahan baku pun akan mengikuti.
"Kertas uang itu menggunakan kertas khusus. Di dalamnya juga bisa ditanam unsur pengamanan. [...] Semoga nanti ada [perusahaan] yang bisa buat [bahan baku kertas rupiah] lebih bagus lagi," ungkapnya.
(hps) Next Article Ingat Uang Gope Gambar Orang Utan? Kini Dijual Puluhan Juta!
Most Popular