
Internasional
Senjata Hipersonik Baru Rusia Siap Dipakai Perang Pada 2020
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 May 2018 18:06

Komandan nuklir utama Amerika pada bulan Maret mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pasukan AS tidak dapat melindungi diri dari senjata hipersonik.
"Kami tidak memiliki pertahanan yang dapat mencegah diluncurkannya senjata seperti itu terhadap kami," kata Jenderal Angkatan Udara John Hyten dan komandan Komando Strategis AS, kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat. "Baik Rusia dan China secara agresif mengejar kemampuan hipersonik," tambahnya, mencatat bahwa AS telah "menyaksikan mereka menguji kemampuan tersebut."
Hyten, yang sebelumnya menyebut Rusia sebagai "ancaman yang paling signifikan" bagi AS, menekankan perlunya AS untuk menambahkan senjata nuklir jenis lain ke gudang persenjataannya.
"Saya sangat setuju dengan permintaan senjata nuklir low-yield," katanya tentang permintaan Pentagon akan hulu ledak low-yield untuk rudal balistik kapal selam yang diluncurkan.
Sementara permintaan anggaran terbaru Departemen Pertahanan sebesar US$686 miliar justru menekankan rencana untuk mengimbangi ancaman yang muncul dari Rusia dan China, jelas bahwa AS tidak memiliki sarana yang cukup untuk memerangi hipersonik.
Presiden Donald Trump menyebut-nyebut RUU pengeluaran yang ramah-pertahanan sebagai 'masalah keamanan nasional' dan tidak hanya menyoroti pengadaan biaya pertahanan yang besar, tetapi juga peningkatan signifikan dalam pendanaan rudal pertahanan.
Sebanyak US$11,5 miliar bahkan dialokasikan untuk Badan Pertahanan Rudal, jumlah terbesar yang pernah ada, namun mungkin tidak cukup untuk memodernisasi sistem pertahanan rudal AS secara keseluruhan.
Karako mengatakan pendanaan merupakan langkah ke arah yang benar tetapi menekankan AS harus membuat sistem di ruang angkasa dan mengintegrasikannya dengan platform berbasis darat dan laut untuk melawan spektrum penuh ancaman rudal tersebut.
"Hal yang kurang dari permintaan FY18 omnibus dan FY19 adalah dibuatnya sensor ruang," kata Karako dalam wawancara sebelumnya dengan CNBC. "Jadi tik tok, orang-orang, waktu hampir habis. Waktu untuk studi sudah selesai. Di mana rencana untuk benar-benar menempatkan beberapa sensor ruang?"
Karako menambahkan bahwa lingkungan ancaman rudal-kaya (missile-rich) semakin kuat dan akan menjadikan pasukan di sebagai targetnya.
(roy)
"Kami tidak memiliki pertahanan yang dapat mencegah diluncurkannya senjata seperti itu terhadap kami," kata Jenderal Angkatan Udara John Hyten dan komandan Komando Strategis AS, kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat. "Baik Rusia dan China secara agresif mengejar kemampuan hipersonik," tambahnya, mencatat bahwa AS telah "menyaksikan mereka menguji kemampuan tersebut."
Hyten, yang sebelumnya menyebut Rusia sebagai "ancaman yang paling signifikan" bagi AS, menekankan perlunya AS untuk menambahkan senjata nuklir jenis lain ke gudang persenjataannya.
Sementara permintaan anggaran terbaru Departemen Pertahanan sebesar US$686 miliar justru menekankan rencana untuk mengimbangi ancaman yang muncul dari Rusia dan China, jelas bahwa AS tidak memiliki sarana yang cukup untuk memerangi hipersonik.
Presiden Donald Trump menyebut-nyebut RUU pengeluaran yang ramah-pertahanan sebagai 'masalah keamanan nasional' dan tidak hanya menyoroti pengadaan biaya pertahanan yang besar, tetapi juga peningkatan signifikan dalam pendanaan rudal pertahanan.
Sebanyak US$11,5 miliar bahkan dialokasikan untuk Badan Pertahanan Rudal, jumlah terbesar yang pernah ada, namun mungkin tidak cukup untuk memodernisasi sistem pertahanan rudal AS secara keseluruhan.
Karako mengatakan pendanaan merupakan langkah ke arah yang benar tetapi menekankan AS harus membuat sistem di ruang angkasa dan mengintegrasikannya dengan platform berbasis darat dan laut untuk melawan spektrum penuh ancaman rudal tersebut.
"Hal yang kurang dari permintaan FY18 omnibus dan FY19 adalah dibuatnya sensor ruang," kata Karako dalam wawancara sebelumnya dengan CNBC. "Jadi tik tok, orang-orang, waktu hampir habis. Waktu untuk studi sudah selesai. Di mana rencana untuk benar-benar menempatkan beberapa sensor ruang?"
Karako menambahkan bahwa lingkungan ancaman rudal-kaya (missile-rich) semakin kuat dan akan menjadikan pasukan di sebagai targetnya.
(roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular