
Internasional
Tekan Pelecehan, Twitter Terapkan Strategi Baru
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 May 2018 13:02

San Francisco, CNBC Indonesia - Twitter Inc pada hari Selasa merevisi strateginya untuk memerangi pelecehan (troll) internet, dengan mengatakan akan menggunakan sinyal perilaku (behavioral signals) untuk mengidentifikasi pelaku pelecehan di jejaring sosial dan kemudian membatasi visibilitas postingan mereka.
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Twitter yang berbasis di San Francisco, yang dikenal dengan diskusi-diskusinya yang bebas (freewheeling), sejak didirikan pada tahun 2006 telah berusaha untuk menghapuskan pelecehan dari platformnya karena khawatir serangan-serangan pribadi dapat membuat orang meninggalkan jejaring sosial tersebut.
Twitter dalam aturannya sudah melarang penyalahgunaan dan dapat menangguhkan atau memblokir pelanggar begitu seseorang melaporkannya. Pengguna juga dapat menyembunyikan sendiri postingan / tweet orang yang dianggap menyinggung.
Chief Executive Jack Dorsey mengatakan Twitter tengah mencoba menemukan akun bermasalah dengan memeriksa perilaku pengguna, seperti seberapa sering orang men-tweet tentang akun yang tidak mengikuti mereka atau apakah mereka telah mengkonfirmasi alamat email mereka.
Tweet dari akun yang dilaporkan tersebut akan tampak lebih rendah di area layanan tertentu, seperti hasil pencarian atau balasan ke tweet, bahkan jika tweet itu sendiri belum ditemukan melanggar aturan apa pun.
"Kami ingin mengambil beban pekerjaan dari orang-orang yang menerima pelecehan," kata Dorsey dalam briefing dengan wartawan. Baginya upaya untuk melawan pelecehan yang sebelumnya dilakukan terasa tidak ada hentinya.
Namun postingan twitter yang dilaporkan tidak akan sepenuhnya dihapus berdasarkan sinyal perilaku, kata Dorsey.
Dalam uji coba, pendekatan baru menghasilkan penurunan 4% dalam laporan penyalahgunaan yang berasal dari hasil pencarian dan 8% penurunan dalam laporan penyalahgunaan dari percakapan yang terjadi sebagai balasan terhadap tweet, menurut perusahaan.
Kebanyakan penyalahgunaan berasal dari sejumlah kecil akun yang memiliki dampak besar, kata Del Harvey, wakil presiden Twitter untuk kepercayaan dan keamanan.
Dilansir dari Reuters, perusahaan media sosial termasuk Twitter dan Facebook tengah berada di bawah tekanan untuk menghapus pem-bully, yang banyak di antaranya menargetkan wanita dan kaum minoritas. Banyak wanita tidak dapat mengekspresikan diri dengan bebas di Twitter tanpa ancaman kekerasan, Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan pada bulan Maret.
Mengurangi penyalahgunaan juga dapat membantu bisnis Twitter. Jika lebih banyak orang mendaftar dan menghabiskan waktu di layanan, pemasar dapat membeli lebih banyak iklan di dalamnya.
Dorsey mengatakan 336 juta pengguna aktif bulanan Twitter pastinya akan menerima serangkaian perubahan lain selama beberapa bulan ke depan karena perusahaan tengah mengeksplorasi cara untuk meningkatkan postingan yang lebih sopan.
Pada bulan Maret, Twitter membuat proposal dari akademisi dan yang lainnya untuk membantu mengukur 'kesehatan percakapan publik'. Dorsey mengatakan perusahaan sedang meninjau 230 laporan yang diterimanya.
Twitter dalam aturannya sudah melarang penyalahgunaan dan dapat menangguhkan atau memblokir pelanggar begitu seseorang melaporkannya. Pengguna juga dapat menyembunyikan sendiri postingan / tweet orang yang dianggap menyinggung.
"Kami ingin mengambil beban pekerjaan dari orang-orang yang menerima pelecehan," kata Dorsey dalam briefing dengan wartawan. Baginya upaya untuk melawan pelecehan yang sebelumnya dilakukan terasa tidak ada hentinya.
Namun postingan twitter yang dilaporkan tidak akan sepenuhnya dihapus berdasarkan sinyal perilaku, kata Dorsey.
Dalam uji coba, pendekatan baru menghasilkan penurunan 4% dalam laporan penyalahgunaan yang berasal dari hasil pencarian dan 8% penurunan dalam laporan penyalahgunaan dari percakapan yang terjadi sebagai balasan terhadap tweet, menurut perusahaan.
Kebanyakan penyalahgunaan berasal dari sejumlah kecil akun yang memiliki dampak besar, kata Del Harvey, wakil presiden Twitter untuk kepercayaan dan keamanan.
Dilansir dari Reuters, perusahaan media sosial termasuk Twitter dan Facebook tengah berada di bawah tekanan untuk menghapus pem-bully, yang banyak di antaranya menargetkan wanita dan kaum minoritas. Banyak wanita tidak dapat mengekspresikan diri dengan bebas di Twitter tanpa ancaman kekerasan, Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan pada bulan Maret.
Mengurangi penyalahgunaan juga dapat membantu bisnis Twitter. Jika lebih banyak orang mendaftar dan menghabiskan waktu di layanan, pemasar dapat membeli lebih banyak iklan di dalamnya.
Dorsey mengatakan 336 juta pengguna aktif bulanan Twitter pastinya akan menerima serangkaian perubahan lain selama beberapa bulan ke depan karena perusahaan tengah mengeksplorasi cara untuk meningkatkan postingan yang lebih sopan.
Pada bulan Maret, Twitter membuat proposal dari akademisi dan yang lainnya untuk membantu mengukur 'kesehatan percakapan publik'. Dorsey mengatakan perusahaan sedang meninjau 230 laporan yang diterimanya.
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular