KPPU: Pemerintah Lamban Respons Naiknya Permintaan Pangan

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
15 May 2018 17:21
Harga bahan pangan naik menjelang puasa.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai kenaikan harga sejumlah komoditas pangan menjelang puasa salah satunya juga disebabkan lambannya respons pemerintah dalam menanggapi permintaan pasar yang meningkat.

"Kami masih melihat kenaikan harga beberapa komoditas utama masih bukan karena praktik persaingan tidak sehat, tapi kekurangan suplai. Kenaikan harga ini lebih disebabkan lambannya respons pemerintah serta suplai dari produsen dalam menanggapi kenaikan permintaan menjelang puasa," ujar Komisioner KPPU Kodrat Wibowo di kantornya, Selasa (15/5/2018).

Kendati demikian, apabila dalam dua-tiga minggu ke depan harga terus meroket, bahkan menyentuh dua kali lipat dari harga batasan Kemendag, Kodrat mengatakan pihaknya akan bertindak.

"Batasan harga itu kan bergantung daya beli masyarakat. Apabila mereka merasa ini sudah terlalu mahal, tidak terbeli, dan melihat ada indikasi penimbunan atau persekongkolan penetapan harga, kita akan tindaklanjuti. Dan bukan hanya kita, karena ada Satgas Pangan yang ditugasi Presiden untuk menangani ini," tambahnya.

Adapun, KPPU berencana menemui asosiasi peternak ayam dan telur pada Senin (21/5/2018) depan. Sebagai informasi, Kementerian Pertanian pekan lalu mengakui adanya kenaikan harga daging ayam mencapai Rp 5.000/kg dikarenakan harga konsentrat pakan ternak impor yang naik Rp 100-150/kg yang disebabkan penguatan Dolar AS.

"Untuk ayam, Senin kita akan lihat lah, kita pelajari bersama datanya. Kita akan tanya teman-teman Kementan dan Kemenperin, masa sih pakan ternak saja harus impor. Atau jangan-jangan persekongkolan harga itu ada di level pakan ternaknya, nah ini kan kita belum tahu," pungkas Kodrat.
(ray/ray) Next Article Terbukti Kartel Harga Tiket, Lion Air Siap Melawan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular