
Luhut Optimistis RI Swasembada Garam Pada 2021
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
11 May 2018 19:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman memiliki program swasembada garam industri pada tahun 2021. Target itu dicapai antar lain dengan ekstensifikasi lahan di NTT seluas 30.000 ha untu tambak garam bahan baku.
"Target kami 2021 tidak mengimpor lagi, swasembada garam industri. Saya berharap petani plasma nanti bisa 30%, perusahaan besar tanahnya kami [pemerintah] yang urus sehingga mereka tinggal diberikan izin usaha saja," ujar Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (11/5/2018).
Luhut juga mengatakan nantinya seluruh petani garam akan terintegrasi dalam bentuk koperasi. Luhut menargetkan komposisi petani plasma dapat mencapai 30%.
Staf Ahli Kemenko Maritim Hernando Wahyono mengungkapkan saat ini investor yang akan masuk masih mengurus perizinan lahan. Dia menargetkan pada tahun depan industri pangan sudah bisa menikmati bahan baku garam sebanyak 500.000 ton.
"Mulai ada kegiatan di lapangan akhir tahun ini. Baru ada panen di 2019 dengan perkiraan target awal 500.000 ton untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan dengan kadar NaCl diusahakan minimal 97%," jelas Hernando.
Hernando mengaku belum bisa mengungkapkan seluruh perusahaan yang siap berinvestasi di sana, namun beberapa di antaranya sudah mengantongi Hak Guna Usaha (HGU).
"Sejauh ini tidak ada investor luar negeri sih, semuanya investor domestik, baik PT Garam maupun beberapa perusahaan swasta lainnya seperti PT Cheetham," katanya.
Dia menjelaskan, kadar NaCl yang dibutuhkan industri aneka pangan, seperti untuk bahan baku mie instan atau pasta gigi, sebenarnya bervariasi.
Pada saat panen pertama, kadar NaCl di garam petani umumnya 95-96%, di mana selama ini umumnya langsung terburu-buru dipanen oleh petani.
Garam ini sebenarnya perlu diolah kembali secara mekanis dan chemical untuk mencapai kadar NaCl 99% untuk memenuhi kebutuhan berbagai industri.
"Untuk itu, kita kerjasama dengan BPPT [Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi]. Demi mencapai kadar tersebut juga diperlukan investasi perusahaan garam besar untuk membantu petani kecil dalam mengolah panen garamnya," jelasnya.
NTT dipilih sebagai sentra produksi garam untuk bahan baku industri karena waktu panennya lebih lama yakni mencapai 10 bulan atau dua kali waktu panen petani garam di Madura yang umumnya dari Juli - November.
(ray/ray) Next Article Ehh...Ternyata Luhut Setuju Kurangi Impor Garam
"Target kami 2021 tidak mengimpor lagi, swasembada garam industri. Saya berharap petani plasma nanti bisa 30%, perusahaan besar tanahnya kami [pemerintah] yang urus sehingga mereka tinggal diberikan izin usaha saja," ujar Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (11/5/2018).
Luhut juga mengatakan nantinya seluruh petani garam akan terintegrasi dalam bentuk koperasi. Luhut menargetkan komposisi petani plasma dapat mencapai 30%.
"Mulai ada kegiatan di lapangan akhir tahun ini. Baru ada panen di 2019 dengan perkiraan target awal 500.000 ton untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan dengan kadar NaCl diusahakan minimal 97%," jelas Hernando.
Hernando mengaku belum bisa mengungkapkan seluruh perusahaan yang siap berinvestasi di sana, namun beberapa di antaranya sudah mengantongi Hak Guna Usaha (HGU).
"Sejauh ini tidak ada investor luar negeri sih, semuanya investor domestik, baik PT Garam maupun beberapa perusahaan swasta lainnya seperti PT Cheetham," katanya.
Dia menjelaskan, kadar NaCl yang dibutuhkan industri aneka pangan, seperti untuk bahan baku mie instan atau pasta gigi, sebenarnya bervariasi.
Pada saat panen pertama, kadar NaCl di garam petani umumnya 95-96%, di mana selama ini umumnya langsung terburu-buru dipanen oleh petani.
Garam ini sebenarnya perlu diolah kembali secara mekanis dan chemical untuk mencapai kadar NaCl 99% untuk memenuhi kebutuhan berbagai industri.
"Untuk itu, kita kerjasama dengan BPPT [Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi]. Demi mencapai kadar tersebut juga diperlukan investasi perusahaan garam besar untuk membantu petani kecil dalam mengolah panen garamnya," jelasnya.
NTT dipilih sebagai sentra produksi garam untuk bahan baku industri karena waktu panennya lebih lama yakni mencapai 10 bulan atau dua kali waktu panen petani garam di Madura yang umumnya dari Juli - November.
(ray/ray) Next Article Ehh...Ternyata Luhut Setuju Kurangi Impor Garam
Most Popular