
Pasar Melemah, BPJS Pilih Investasi di Surat Utang & Deposito
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
10 May 2018 11:05

Jakarta, CNBC Indonesia - BPSJ Ketenagakerjaan melakukan diversifikasi portofolio menyusul melemahnya IHSG yang turun 5,68% sejak posisi awal tahun.
BPJS Ketenegakerjaan sebagai pengelola dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sendiri merupakan salah satu investor pasar modal terbesar di Indonesia.
Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenegakerjaan Amran Nasution mengatakan pihaknya kini memilih menaruh investasi pada instrumen yang diperkirakan dapat mendapat gain dari kondisi yang ada saat ini.
Instrumen investasi itu, kata dia, antara lain surat utang dan deposito.
"Harapannya Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga acuan, yang akan berdampak positif pada Instrumen Pendapatan Tetap, yaitu Surat Utang dan Deposito, sehingga akan memberikan yield yang lebih menarik. Dan sebagian besar dari portofolio kami, sebesar 71% ditempatkan pada Surat Utang dan Deposito yang mempunyai dampak minimal terhadap gejolak IHSG", jelas Amran dikutip dari siaran pers, Kamis (10/5/2018).
"Portofolio pendapatan tetap yang sebesar 71% tersebut merupakan core portfolio, kami selalu menjaga agar tetap matching dengan kebutuhan likuiditas dan liabilitas dari setiap program yang dikelola", tambahnya.
Kendati demikian, Amran mengatakan pihaknya juga masih mengamati untuk berinvestasi pada saham-saham yang mengalami penurunan harga tapi memiliki fundamental yang bagus.
"Kami pasti mempertimbangkan pembelian saham dengan valuasi yang menarik, namun tetap menekankan pada kelayakan fundamental, potensi pertumbuhan jangka panjang dan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan governance", ungkap Amran.
Ke depannya, dia berharap kondisi dapat segera membaik dan IHSG kembali menguat mengingat kondisi fundamental Indonesia yang sangat baik.
Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan per 31 Maret 2018 mencapai Rp 321,19 triliun atau tumbuh sebesar 1,23% dari posisi 31 Desember 2017.
Amran mengatakan jika kondisi pasar modal baik sebetulnya dana kelolaan per Maret 2018 dapat mencapai Rp 327 triliun.
(ray/ray) Next Article Emiten Rekanan BPJS Kesehatan Makin "Sehat"
BPJS Ketenegakerjaan sebagai pengelola dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sendiri merupakan salah satu investor pasar modal terbesar di Indonesia.
Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenegakerjaan Amran Nasution mengatakan pihaknya kini memilih menaruh investasi pada instrumen yang diperkirakan dapat mendapat gain dari kondisi yang ada saat ini.
"Harapannya Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga acuan, yang akan berdampak positif pada Instrumen Pendapatan Tetap, yaitu Surat Utang dan Deposito, sehingga akan memberikan yield yang lebih menarik. Dan sebagian besar dari portofolio kami, sebesar 71% ditempatkan pada Surat Utang dan Deposito yang mempunyai dampak minimal terhadap gejolak IHSG", jelas Amran dikutip dari siaran pers, Kamis (10/5/2018).
"Portofolio pendapatan tetap yang sebesar 71% tersebut merupakan core portfolio, kami selalu menjaga agar tetap matching dengan kebutuhan likuiditas dan liabilitas dari setiap program yang dikelola", tambahnya.
Kendati demikian, Amran mengatakan pihaknya juga masih mengamati untuk berinvestasi pada saham-saham yang mengalami penurunan harga tapi memiliki fundamental yang bagus.
"Kami pasti mempertimbangkan pembelian saham dengan valuasi yang menarik, namun tetap menekankan pada kelayakan fundamental, potensi pertumbuhan jangka panjang dan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan governance", ungkap Amran.
Ke depannya, dia berharap kondisi dapat segera membaik dan IHSG kembali menguat mengingat kondisi fundamental Indonesia yang sangat baik.
Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan per 31 Maret 2018 mencapai Rp 321,19 triliun atau tumbuh sebesar 1,23% dari posisi 31 Desember 2017.
Amran mengatakan jika kondisi pasar modal baik sebetulnya dana kelolaan per Maret 2018 dapat mencapai Rp 327 triliun.
(ray/ray) Next Article Emiten Rekanan BPJS Kesehatan Makin "Sehat"
Most Popular